Status dan Peran Sosial

STATUS SOSIAL
Status sosial adalah posisi seseorang secara umum di masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain.

Ada tiga macam status sosial:
Ascribed Status
Status seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan.

Achieved Status
Status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha yang disengaja.

Assigned Status
Status yang diperoleh dari pemberian pihak lain.
Beragam status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan pertentangan atau yang sering disebut konflik status (status conflict). Konflik status adalah konflik batin yang dialami seseorang sebagai akibat adanya pertentangan pada beberapa status yang dimilikinya.

PERAN SOSIAL
Peran adalah perilaku yang diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Dalam kehidupan sehari-hari, peran berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang.

Konsep Interaksi Sosial

PENGERTIAN
Interaksi sosial adalah hubungan timbaal balik antarindividu, antarkelompok, dan antara individu dengan kelompok.
Contoh hubungan antarindividu:
hubungan suami-istri, pacar, dll.

Contoh hubungan antarkelompok:
hubungan antara penjual dengan pembeli, dll.

Contoh hubungan antara individu dengan kelompok:
hubungan antara guru dengan murid, hubungan antara pelatih dengan pemain bola, dll.

SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Kontak Sosial
Kata kontak (contact) berasal dari dua kata, yaitu con/cum (bersama-sama), dan tangere (menyentuh). Bila diartikan menjadi bersama-sama menyentuh. Suatu kontak sosial dapat bersifat positif maupun negatif. Bersifat positif akan mengarah pada kerja sama, sedangkan bila bersifat negatif akan mengarah pada pertentangan atau konflik.

Bentuk-bentuk kontak sosial:
  • Primer: tatap muka
  • Sekunder: menggunakan perantara
    • Sekunder Langsung: menggunakan alat tertentu (handphone, SMS)
    • Sekunder Tidak Langsung: menggunakan orang ketiga sebagai perantara

Komunikasi
Komunikasi adalah suatu kegiatan saling menafsirkan perilaku dan perasaan yang disampaikan.

Unsur pokok komunikasi:
  • Komunikator: orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran.
  • Komunikan: orang yang disampaikan pesan, perasaan, atau pikiran.
  • Pesan: sesuatu yang disampaikan komunikator berupa nformasi, instruksi, atau perasaan.
  • Media: alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
  • Efek: perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator.

CIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL
  • Pelakunya dua orang atau lebih.
  • Terjadinya komunikasi antara pelaku melalui kontak sosial.
  • Memiliki tujuan yang jelas.
  • Dilaksanakan melalui pola sistem sosial tertentu. 

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
Imitasi
Suatu tindakan meniru orang lain.

Identifikasi
Imitasi secara keseluruhan (total).

Simpati
Suatu proses etika seseorang merasa tertarik pada pihak lain.

Empati
Simpati mendalam yang dapat memengaruhi fisik dan psikologis seseorang.

Motivasi
Dorongan, stimulus, atau pengaruh yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga orang yang diberikan pengaruh mau menuruti apa yang dikatakan dengan penuh kesadaran, kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab.

Sugesti
Suatu kondisi di mana orang tersebut berada dalam kondisi tidak netral, sehingga segala anjuran atau nasihat yang diberikan langsung diterima dan diyakini kebenarannya. 

ATURAN DALAM INTERAKSI SOSIAL
  • Aturan ruang
  • Aturan waktu
  • Aturan gerak tubuh 

SUMBER INFORMASI YANG MENDASARI INTERAKSI SOSIAL
  • Warna kulit
  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Penampilan fisik
  • Bentuk tubuh
  • Pakaian
  • Wacana 

TAHAP PENDEKATAN HUBUNGAN
  • Memulai (initiating)
  • Menjajaki (experimenting)
  • Meningkatkan (intensifying)
  • Menyatupadukan (integrating)
  • Mempertalikan (bonding)

TAHAP PERENGGANGAN HUBUNGAN
  • Membedakan (differentiating)
  • Membatasi (circumscribing)
  • Memacetkan (stagnating)
  • Menghindari (avoiding)
  • Memutuskan (terminating)

SOSIOMETRI
Sosiometri adalah cara mengukur derajat hubungan seseorang dengan orang lain. Sosiometri ditemukan oleh Jacobs Levi Moreno.

Dengan adanya sosiometri, dapat diketahui hal-hal berikut:
  • Semakin sering seseorang bergaul dengan orang lain, hubungannya akan semakin baik. Begitu juga sebaliknya.
  • Intim tidaknya pergaulan seseorang dapat diketahui dari intensitas pergaulannya.
  • Dalam pergaulan, seseorang akan memilih siapa yang akan ia jadikan teman. 

KETERATURAN SOSIAL
Keteraturan sosial adalah hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial.

Tahap-tahap terjadinya keteraturan sosial:
Tertib Sosial
Kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur yang ditandai dengan setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya.

Order
Sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat.

Keajekan
Kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari hubungan antara tindakan nilai dan norma sosial yang berlangsung secara terus-menerus.

Pola
Corak hubungan yang tetap (ajek) dalam interaksi sosial dan dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. 

Kata Berimbuhan

PENGERTIAN
Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan. Imbuhan (afiks) adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk suatu kata. Hasil dari proses pengimbuhan ini yang disebut kata berimbuhan.

BENTUK-BENTUK IMBUHAN
·        Awalan (Prefiks)
Contoh: me(N)- ; ber- ; di- ; ter- ; pe(N)- ; per- ; se- ; ke-
·        Sisipan (Infiks)
Contoh: -el- ; -em- ; -er- ; -in-
·        Akhiran (Sufiks)
Contoh: -kan ; -an ; -i ; -nya
·        Konfiks
Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran yang digunakan sekaligus.
Contoh: ke-an ; per-an ; pe(N)-an ; me(N)-kan ; ber-an ; se-nya

Di samping itu, dikenal pula imbuhan yang diserap dari bahasa asing, yaitu: -i ; -man ; -wan ; -wati ; -iyah ; - is ; -sasi ; -isme

FUNGSI IMBUHAN
Pemakaian imbuhan dapat mengubah kelas kata. Kata benda misalnya, setelah diberi imbuhan bisa menjadi kata kerja, kata sifat, atau kata lainnya.

Contoh:
  • batu (benda) -> membatu (sifat)
  • indah (sifat) -> seindah-indahnya (keterangan)
  • mandi (kerja) -> pemandian (benda)

Fungsi imbuhan:
·        Membentuk kata benda
pe(N)- ; ke- ; -isme ; -wan ; -wati ; -sasi ; -tas ; per-an ; ke-an ; pe(N)-an ; pe- ; pe-an ; -an ; per-
Contoh: penyapu, pelaut, pertapa, ketua, nasionalisme, wartawan, organisasi, fakultas, perairan, lautan, kelautan, dll.

·        Membentuk kata kerja
me(N)- ; ber- ; per- ; ter- ; di- ; -kan ; -i ; me(N)-kan ; me(N)-i ; ber-an ; ter-kan ; di-kan ; di-i
Contoh: melaut, berlayar, perbudak, terlihat, diminum, bawakan, lempari, mengertingkan, menaiki, bertebaran, termanfaatkan, dilayari, dll.

·        Membentuk kata sifat
-i ; -wi ; -iyah ; -is
Contoh: insani, duniawi, alamiah, humoris, dll.

·        Membentuk kata keterangan
se-nya ; -nya ; -an
Contoh: sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya, dll.

·        Membentuk kata bilangan
se- ; ke-
Contoh: sebelas, seratus, kedua, kelima, dll.

PENGGUNAAN IMBUHAN

Awalan me(N)-
Pemakaian imbuhan ini bervariasi: mem- ; men- ; meny- ; meng- ; menge-
Contoh: melapor, menyanyi, menghibur, mengecat, mencari, menangis, menyapu, dll.

Perubahan bentuk me(N)- dipengaruhi oleh fonem awal dari setiap kata dasar yang diikutinya.

VARIASI me(N)-
FONEM AWAL
CONTOH
mem-
/b/
/f/
/p/
/v/
membaca
memfitnah
memukul
memvonis
men-
/c/
/d/
/j/
/t/
mencoret
mendorong
menjual
menulis
meny-
/s/
menyapu
meng-
/a/
/e/
/i/
/o/
/u/
/g/
/h/
/k/
mengambil
mengembun
mengisap
mengoles
mengubah
menggunting
menghafal
mengubur
menge-
kata dasar yang dibetuk oleh satu suku kata
mengecat
mengebom
me-
/l/
/m/
/n/
/r/
/w/
melambai
memuai
menilai
merusak
mewarnai

Dari contoh di atas, ada yang fonem awalnya luluh dan ada yang tidak. Fonem awal suatu kata akan luluh bila diberi imbuhan me(N)- dan fonem awalnya berupa /k/ /t/ /s/ /p/.

Contoh:
·        me + kejar -> mengejar
·        me + sapu -> menyapu
·        me + tulis -> menulis
·        me + pukul -> memukul

Makna awalan me(N)-:
·        Melakukan perbuatan atau tindakan
Contoh: mengambil, mengejar, menulis, dll.
·        Melakukan perbuatan dengan alat
Contoh: menyapu, menggunting, mencangkul, dll.
·        Menjadi atau dalam keadaan
Contoh: mengeras, mencair, membesar, dll.
·        Membuat kesan
Contoh: mengalah, membisu, mematung, dll.
·        Menuju ke
Contoh: melaut, menepi, mendarat, dll.
·        Mencari
Contoh: merumput, merotan, mendamar, dll.

Awalan ber-

Pemakaian awalan ber- memiliki kaidah sebagai berikut:
·       Apabila kata dasar berhuruf awalan /r/ dan beberapa kata dasar yang suku kata pertamanya berakhir huruf /er/, bentuk awalan berubah menjadi be-
Contoh:
·        ber + rambut -> berambut
·        ber + kerja -> bekerja
·        Apabila bertemu kata dasar ajar, berubah menjadi bel- (belajar).
·        Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tetap tanpa perubahan.
Contoh:
·        ber + balik -> berbalik
·        ber + tebar -> bertebar

Makna awalan ber-:
·        Memunyai
Contoh: berkumis, berambut, berbulu, dll.
·        Memakai, menggunakan, atau mengendarai
Contoh: berkuda, berkacamata, bermotor, dll.
·        Mengeluarkan
Contoh: beranak, bertelur, berkata, berkeringat, bernapas, dll.
·        Menyatakan sikap mental
Contoh: berbahagia, bersedih, berhati-hati, bersuka cita, dll.
·        Dalam jumlah
Contoh: berdua, bertiga, berempat, dll.

Awalan di-
Bermakna suatu perbuatan yang pasif. Sebagai kebalikan dari awalan me(N)- yang bermakna aktif.
Contoh:
·        di + baca -> dibaca
·        di + tulis -> ditulis
·        di + sapu -> disapu
·        di + kawal -> dikawal

Awalan ter-
Hampir sama dengan awalan di- yang berfungsi membentuk kata kerja pasif.
Contoh: terbakar, tertendang, terbalik, dll.

Di samping itu, imbuhan ter- ada yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh: tertinggi, terendah, terpandai, tercantik, dll.

Awalan ter- memiliki dua variasi bentuk, yaitu ter- dan te. Variasi te- terjadi pada kata dasar berawalan fonem /r/.
Contoh:
·        ter + rajin -> terajin
·        ter + ramah -> teramah
·        ter + rakus -> terakus

Makna awalan ter-:
·        Sudah di- atau dapat di-
Contoh: terbuka, tertutup, terkunci, dll.
·        Ketidaksengajaan
Contoh: terinjak, terbakar, tertendang, dll.
·        Tiba-tiba
Contoh: terkejut, teringat, terjatuh, dll.
·        Dapat atau kemungkinan
Contoh: ternilai, terbagus, terbakar, dll.
·        Paling (superlatif)
Contoh: terajin, terendah, tercantik, dll.

Awalan pe(N)-
Pemakaian awalan ini hampir sama variasinya yang berlaku pada awalan me(N)- yang telah dibicarakan sebelumnya.

VARIASI pe(N)-
FONEM AWAL
CONTOH
pem-
/b/
/f/
/p/
/v/
pembaca
pemfitnah
pemukul
pemvonis
pen-
/c/
/d/
/j/
/t/
/z/
pencoret
pendorong
penjual
penulis
penzikir
peny-
/s/
penyapu
peng-
/a/
/e/
/i/
/o/
/u/
/g/
/h/
/k/
pengambil
pengembun
pengisap
pengoles
pengubah
penggunting
pengharum
pengubur
penge-
kata dasar yang dibetuk oleh satu suku kata
pengecat
pengebom
pe-
/l/
/m/
/n/
/r/
/w/
pelambai
pemuai
penilai
perusak
pewarna

Makna awalan pe(N)-:
·        Menyatakan yang melakukan perbuatan.
Contoh: pembunuh, penyapu, pengebom, dll.
·        Menyatakan pekerjaan.
Contoh: pedagang, penjual, peternak, petani, dll.
·        Menyatakan alat.
Contoh: pemotong, penghapus, penggaris, dll.
·        Menyatakan memiliki sifat.
Contoh: pemalas, pemarah, pemaaf, pemberi, dll.
·        Menyatakan penyebab.
Contoh: pengeras, pencari, pendingin, pemanas, dll.

Awalan per-
Umumnya tidak dapat digunakan secara mandiri. Pemakaian awalan ini membutuhkan imbuhan lain, seperti –kan, dan –an.
Contoh:
·        per-kan + timbang -> pertimbangkan
·        per-an + usaha -> perusahaan

Secara umum, awalan per- bermakna kausatif (membuat jadi).
Contoh: perbesar, perkecil

Awalan se-
Makna awalan se-:
·        Menyatakan satu
Contoh: seekor, selembar, setangkai, dll.
·        Menyatakan seluruh
Contoh: sekecamatan, sekabupaten, dll.
·        Menyatakan sama
Contoh: sesama, setingkat, sedarah, dll.
·        Menyatakan setelah
Contoh: sesudah, sepulang, sekembalinya, dll.

Awalan ke-
Makna awalan ke-:
·        Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah
Contoh: kesebelasan
·        Menyatakan urutan
Contoh: kedua

Akhiran –kan dan –i
Sama-sama berfungsi membentuk pokok kata.
Contoh: bacakan, belikan, ajari, hindari

Kata-kata tersebut dikatakan sebagai pokok kata, bukan kata mandiri karena masih memrlukan imbuhan lain untuk melengkapinya. Kata-kata berimbuhan –kan dan –i belum bisa digunakan sebagai kata yang mandiri. Kata-kata seperti contoh di atas tidak boleh dipakai dalam kalimat normal. Kita tak mungkin menggunakan kalimat:
·        Saya bacakan buku Bahasa Indonesia. (?)
·        Dia ajari saya membacakan puisi. (?)

Hanya dengan kalimat perintah yang bisa digunakan.
Contoh:
·        Coba kamu bacakan buku ini!
·        Tolong ajari dia membaca puisi!

Dengan tambahan awalan me(N)- ; di- ; ter- pokok kata itu dapat membentuk sebuah kata.

Makna akhiran –kan:
·        Menyatakan perbuatan untuk orang lain.
Contoh: membacakan, membawakan, dll.
·        Membuat jadi.
Contoh: memanjangkan, mematahkan, dll.
·        Tidak sengaja.
Contoh: termanfaatkan, dll.
·        Pengantar objek sebagai kata depan.
Contoh: dibuatkan minuman, memasakkan makanan, dll.

Makna akhiran –i:
·        Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang.
Contoh: memukuli, mencomoti, dll.
·        Memberi, membumbui.
Contoh: menandatangani, membumbui, dll.
·        Menghilangkan.
Contoh: menguliti, membului, dll.

Akhiran –an
Makna akhiran –an:
·        Menyatakan tempat.
Contoh: pangkalan, kubangan, dll.
·        Menyatakan alat.
Contoh: ayunan, perosotan, timbangan, dll.
·        Menyatakan hal atau cara.
Contoh: didikan, pimpinan, dll.
·        Menyatakan akibat, hasil perbuatan.
Contoh: pembunuhan, hukuman, balasan, dll.
·        Menyatakan sesuatu yang di.
Contoh: tulisan, catatan, suruhan, dll.
·        Menyatakan kumpulan, seluruh.
Contoh: daratan, perairan, kepulauan, sayuran, dll.
·        Menyatakan menyerupai.
Contoh: mobil-mobilan, rumah-rumahan, dll.
·        Menyatakan tiap-tiap.
Contoh: harian, mingguan, bulanan, tahunan, dll.
·        Menyatakan memunyai sifat.
Contoh: asinan, kuningan, dll.

Akhiran –man, –wan, dan –wati
Merupakan contoh imbuhan serapan dari bahasa asing, ketiganya berasal dari Bahasa Sansekerta. Berfungsi membentuk kata benda.

Makna ketiga imbuhan ini:
·        Menyatakan orang yang ahli.
Contoh: ilmuwan, negarawan, dll.
·        Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan.
Contoh: usahawati, karyawan, wartawan, dll.
·        Menyatakan orang yang memiliki sifat.
Contoh: budiman, rupawan, darmawan, dll.

Akhiran –i, –wi, –is, dan –iyah
Keempat bentuk ahiran ini hasil serapan. Akhiran –i berasal dari Bahasa Inggris, sedangkan –iyah, –is, dan –wi berasal dari Bahasa Arab. Berfungsi membentuk kata sifat. Makna yang dikandungnya pun menyatakan memiliki sifat.
Contoh: alami, manusiawi, alamiah, anarkis, agamis, insani, humoris, dll.

Akhiran –isme, dan –isasi
Merupakan imbuhan serapan. Mulanya pemakaian imbuhan ini sangat terbatas pada kata-kata tertentu, seperti liberalisme dan wasterisasi.

Pemakaiannya tidak hanya pada kata dasar dari Bahasa Inggris atau Belanda. Kata-kata Indonesia asli pun banyak memakai imbuhan ini, seperti bapakisme, Indonesialisasi.

Makna akhiran –isme, dan –isasi:
·        Bermakna paham atau ajaran.
Contoh: komunisme, liberalisme, animisme, dll.
·        Bermakna proses atau menjadikan sesuatu.
Contoh: labelisasi, globalisasi, swastanisasi, dll.

Konfiks me(N)-kan
Memiliki beberapa variasi, yakni: me-kan, men-kan, meng-kan, mem-kan, meny-kan, dan menge-kan. Variasi-variasi di atas ditentukan dengan fonem kata awal yang mengikutinya.

Makna konfiks me(N)-kan:
·        Melakukan pekerjaan untuk orang lain.
Contoh: Adik memesankan ibu baju baru.
·        Menyebabkan atau membuat jadi.
Contoh: Ledakan itu sanggup memecahkan kaca jendela.
·        Melakukan perbuatan.
Contoh: Petugas menyemprotkan air pada bangunan itu.
·        Mengarahkan.
Contoh: Pemilik toko itu meminggirkan barang dagangannya ke tempat aman.
·        Memasukkan.
Contoh: Polisi memenjarakan maling itu.

Konfiks ber-an
Makna konfiks ber-an:
·        Jumlah pelakunya banyak.
Contoh: bersamaan, berdatangan, berjatuhan, dll.
·        Perbuatan yang diulang-ulang.
Contoh: bergulingan, berlompatan, dll.
·        Hubungan antara dua pihak.
Contoh: berpelukan, berpasangan, bergandengan, bersalaman, dll.
·        Timbal balik (respirok).
Contoh: bersahutan, berbalasan, bersalaman, dll.

Konfiks pe-an
Makna konfiks pe-an:
·        Menyatakan hal yang berhubungan dengan.
Contoh: penanaman, pendidikan, dll.
·        Menyatakan proses atau perbuatan.
Contoh: pemberontakan, pendaftaran, dll.
·        Menyatakan hasil.
Contoh: pengakuan, penyamaran, dll.
·        Menyatakan alat.
Contoh: perabaan, penciuman, dll.
·        Menyatakan tempat.
Contoh: penampungan, pemandian, dll.

Konfiks per-an
Makna konfiks per-an:
·        Menyatakan tempat.
Contoh: perhentian, percetakan, dll.
·        Menyatakan daerah.
Contoh: perkebunan, pertanian, perkotaan, dll.
·        Menyatakan hasil perbuatan.
Contoh: pernyataan, pertahanan, dll.
·        Menyatakan perihal.
Contoh: perbukuan, peristilahan, dll.
·        Menyatakan berbagai-bagai, banyak.
Contoh: peralatan, perlengkapan, persyaratan, dll.

Konfiks ke-an
Imbuhan ini memiliki dua fungsi, yaitu: membentuk kata benda (kebenaran, keikhlasan), dan membentuk kata kerja (kecurian, kehilangan).

Makna konfiks ke-an:
·        Menyatakan sesuatu hal atau peristiwa yang terjadi.
Contoh: keserakahan, kebenaran, kemarahan, kekerasan, dll.
·        Menyatakan tempat atau daerah.
Contoh: kecamatan, kelurahan, dll.
·        Menyatakan menderita sesuatu hal atau kena.
Contoh: kehujanan, kecolongan, kehilangan, dll.
·        Menyatakan suatu perbuatan yang tidak sengaja.
Contoh: kelupaan, ketiduran, keguguran, dll.
·        Menyatakan terlalu.
Contoh: kekecilan, kegemukan, kemahalan, dll.
·        Menyatakan menyerupai.
Contoh: keibuan, kekuningan, kecoklatan, dll.

Konfiks se-nya
Umumnya berkombinasi dengan kata ulang. Berfungsi membentuk kata keterangan.
Contoh:
·        se-nya + putih -> seputih-putihnya
·        se-nya + pendek -> sependek-pendeknya

Konfiks se-nya umumnya menyatakan superlatif atau tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh:
·        seputih-putihnya (seputih mungkin)
·        sependek-pendeknya (sependek mungkin)