Peta Kontur

PENGERTIAN
Perbedaan ketinggian permukaan bumi pada peta dapat digambarkan dengan perbedaan warna, atau dengan menggunakan simbol garis kontur.

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki ketinggian sama.

SIFAT GARIS KONTUR
  • Garis kontur tidak pernah berpotongan.
  • Garis kontur yang rapat menunjukkan lereng yang curam. Garis kontur yang renggang menunjukkan lereng yang landai.
  • Kontur tidak pernah loncat, boleh memiliki interval yang sama.
  • Kontur cembung ke atas menunjukkan adanya lembah sungai.
  • Kontur cekung ke atas menunjukkan adanya igir/punggung bukit/lereng.
  • Garis kontur yang menunjukkan ketinggian minus (-) atau cekungan kadang-kadang dibuat dengan tanda potong.

INTERVAL KONTUR
Beda tinggi antargaris kontur. Dirumuskan sebagai berikut:

1 / 20 . penyebut skala

Contoh:
Jika skala peta 1 : 100.000, maka interval konturnya adalah:
1 / 20 . 100.000 = 5.000 cm = 50 m.

PEMANFAATAN PETA KONTUR
  • Teknik sipil
  • Arkeologi
  • Navigasi pada pilot dan nahkoda
  • Penjelajahan atau pendakian
  • Ahli geologi
  • Iklim dan cuaca.

Konsep Mol

JUMLAH MOL

n = g / Ar
 
atau
 
n = g / Mr

n = mol (mol)
g = massa (gram)
Ar = massa atom relatif (g/mol)
Mr = massa molekul relatif (g/mol)


JUMLAH PARTIKEL

X = n . L

X = jumlah atom atau molekul (atom atau molekul)
n = mol (mol)
L = tetapan Avogadro (6,02 . 1023  atom/mol atau molekul/mol)


KONSENTRASI (KEMOLARAN)

M = n / V

M = kemolaran/konsentrasi (M atau mol/liter)
n = mol (mol)
V = volume (liter)


VOLUME MOLAR GAS

V = n . Vm

V = volume (liter)
n = mol (mol)
Vm = volume molar (22,4 liter/mol)

Dipakai jika:
  • Dalam keadaan standar
  • STP (Standard Temperature and Pressure)
  • Suhu 0 derajat Celcius pada tekanan 1 atm

V = n . Vm

V = volume (liter)
n = mol (mol)
Vm = volume molar (24 liter/mol)

Dipakai jika:
  • Dalam keadaan kamar
  • RTP (Room Temperature and Pressure)
  • Suhu 25 derajat Celcius pada tekanan 1 atm
 
P . V = n . R . T

P = tekanan (atm)
V = volume (liter)
n = mol (mol)
T = suhu (Kelvin)
R = tetapan gas (0,082 liter atm/mol Kelvin)

Dipakai jika suhu selain 0 derajat Celcius dan 25 derajat Celcius serta tekanan selain 1 atm


PERBANDINGAN DUA GAS
 

( V / n ) gas I  = ( V / n ) gas II

V = volume (liter)
n = mol (mol)

Ciri-ciri:
  • Terdapat dua zat kimia berwujud gas
  • Terdapat keterangan suhu dan tekanan sama/tertentu (T, P)


LANGKAH PENGERJAAN KONSEP MOL
  • Cari pada soal apa yang ditanya, ubah data ke dalam bentuk simbol
  • Beri keterangan pada data angka yang ada, dengan melihat satuannya
  • Pilih rumus yang mengacu pada pertanyaan

Persamaan Reaksi

BENTUK UMUM
A → B + C
A + B → C
A + B    C + D

A, B, C, D disebut spesi.
Spesi adalah anggota persamaan reaksi yang dapat berupa atom atau molekul.
Spesi yang teletak di sebelah kiri tanda panah disebut pereaksi (reaktan).
Spesi yang teletak di sebelah kanan tanda panah disebut hasil reaksi (produk).

WUJUD ZAT (FASA)
  • Padat (s) = solid
  • Cair ada dua macam, yaitu:
    • (l) = liquid (cairan murni)
    • (aq) = aquoeus (larutan)
  • Gas (g)

SYARAT PERSAMAAN REAKSI
Harus setara, artinya setiap jenis atom memiliki jumlah yang sama sebelum dan sesudah reaksi.

PENYETARAAN REAKSI KIMIA
Dilakukan dengan menambahkan koefisien apa saja pada spesi tertentu, asalkan jumlah atom menjadi sama.

LANGKAH-LANGKAH MENYETARAKAN REAKSI KIMIA
  • Cek jenis atom. Jenis atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama.
  • Cek jumlah atom. Apabila satu jenis atom jumlahnya tidak sama, reaksi dikatakan belum sama atau setara.
  • Pilih metode penyetaraan.

METODE PENYETARAAN REAKSI KIMIA
Metode KAHO
Urutan penyetaraan atom berdasarkan urutan berikut: kation, anion, hidrogen, oksigen.

Metode Matematis
Menggunakan persamaan matematika dasar.

Langkah-langkah metode matematis:
  • Beri koefisien satu (1) pada spesi dengan jumlah atom paling banyak.
  • Beri koefisien variabel (a, b, c, dst.) pada spesi lainnya.
  • Buat persamaan matematis.

Jumlah atom ditentukan dari koefisien dan indeks.
  • Koefisien adalah angka yang terletak di depan spesi.
  • Indeks adalah angka yang terletak di belakang atom, dan di bawah atom.

Litosfer

PENGERTIAN
Litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos (batuan) dan sphera (lapisan). Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi bagian terluar yang berupa bahan padat.


 
sumber gambar: anto-elnino.blogspot.com
 
Keterangan:
1 = magma
2 = batuan beku
3 = batuan sedimen klastik
4 = (a) sedimen kimiawi (b) sedimen organik
5 = batuan metamorf
 
a = pembekuan
b = pengendapan
c = (1) organik (2) kimia
d = pengaruh suhu dan tekanan
 
BATUAN PENYUSUN LAPISAN BUMI
Batuan Beku
Batuan yang terbentuk dari magma pijar yang mendingin. Macam-macam batuan beku:
Batuan Beku Dalam
Batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.
Contoh: granit, gabbro 
Batuan Beku Gang (Korok)
Batuan beku yang terbentuk di celah kerak bumi.
Contoh: granit, gabbro 
Batuan Beku Luar
Batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Contoh: apung (pumice), obsidian, basalt
 
Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Macam-macam batuan sedimen:
Batuan Sedimen Mekanik (Klastik)
Batuan yang diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimia batuan.
Contoh: konglomerat, breksi 
Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan yang diendapkan secara kimiawi.
Contoh: batu kapur/gamping/karst 
Batuan Sedimen Organik
Batuan yang diendapkan oleh kegiatan organik.
Contoh: batu bara, batu koral/batu karang
 
Batuan Metamorf
Batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawinya. Macam-macam batuan metamorf: 
Metamorf Kontak
Contoh: marmer, pualam 
Metamorf Dinamo
Contoh: batu bara, sabak 
Metamorf Pneumatolitis
Contoh: intan, permata, kuarsa
 
 TEORI PERGERAKAN LAPISAN BUMI
Teori Kontaksi
Dikemukakan oleh Descrates dan didukung oleh James Dana dan Elie de Baumant. Teori ini mengatakan bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di bagian dalam bumi. Pendinginan terjadi karena adanya konduksi panas. Pengerutan mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata. 
Teori Laurasia - Gondwana
Dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B. Taylor. Menurut teori ini, pada mulanya di bumi terdapat dua benua di kedua kutubnya, yaitu Laurasia (utara), dan Gondwana (selatan). Lalu secara perlahan bergerak ke arah ekuator hingga terpecah dan membentuk benua-benua seperti sekarang. 
Teori Apungan Benua
Dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener. Menurut teori ini, teori tentang perkembangan bentuk bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegener, daratan di permukaan bumi pada awalnya merupakan sebuah benua besar yang disebut Pangea, dan memiliki sebuah samudra bernama Panthalasa. Selanjutnya, benua Pangea retak dan pecah, lalu bergeser saling menjauh satu sama lain hingga mencapai posisi seperti sekarang. 
Bukti dari Teori Apungan Benua:
  • Adanya kecocokan garis pantai jika disatukan.
  • Adanya kesamaan lapisan batuan dan fosil di Benua Afrika dan Amerika.
  • Semenanjung India dan Pulau Madagaskar dapat dengan tepat masuk ke dalam teluk antara Afrika dan Antartika.
  • Greenland bergerak menjauhi Eropa.  
Teori Konveksi
Dikemukakan oleh Harry H. Hess. Menurut teori ini, di dalam lapisan astenosfer yang relatif kental terjadi aliran konveksi ke arah vertikal yang berpengaruh hingga ke kerak bumi. Aliran tersebut menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak dan mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Teori Pergeseran Dasar Laut
Dikemukakan oleh Robert Diesz. Teori ini merupakan pengembangan dari Teori Konveksi. 
Teori Lempeng Tektonik
Dikemukakan oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker. Teori ini merupakan gabungan dari teori-teori yang sudah ada. Menurut teori ini, pergerakan lempeng tektonik merupakan dasar dari terbangunnya peristiwa geologi. Pergerakan lempeng tektonik sendiri dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
  • Pergerakan lempeng saling mendekat (kovergen)
  • Pergerakan lempeng saling menjauh (divergen)
  • Pergerakan lembeng saling melewati (transformasi)
  •  
TENAGA ENDOGEN
Tenaga yang berasal dari dalam bumi.
Sifat: membangun.
Tektonisme
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak (dislokasi) lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun tegak. Macam-macam gerak tektonisme: 
Epirogenesa
Gerakan tektonisme yang bergerak secara lambat dan meliputi wilayah yang luas. Gerakan ini dapat menyebabkan permukaan bumi seolah beregrak ke arah vertikal, baik naik maupun turun. Macam-macam gerak epirogenesa: 
Epirogenesa Positif
Gerakan turunnya permukaan bumi sehingga seolah-olah permukaan laut naik. 
Epirogenesa Negatif
Gerakan ke atas yang menyebabkan naiknya permukaan daratan sehingga seolah-olah permukaan laut menjadi turun.  

Orogenesa
Gerakan tektonisme yang bergerak secara cepat dan meliputi wilayah yang sempit/terbatas.
 
Gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya deformasi batuan, yaitu perubahan kedudukan lapisan batuan. Bentuk-bentuk deformasi batuan meluputi lengkungan, lipatan, retakan, dan patahan. Ada tiga jenis bentuk patahan, yaitu graben, horst, dan fault scarp/cliff (dinding terjal).
 
sumber gambar: facweb.bhc.edu
Plutonisme dan Vulkanisme 
Plutonisme (Intrusi Magma)
Pergerakan magma yang tidak sampai keluar ke permukaan bumi. Dapat menghasilkan berbagai bentukan di dalam bumi, yaitu: batolit, lakolit, sill, intrusi korok (gang), apolisa, diatrema (pipa kepundan). 
Vulkanisme (Erupsi Magma)
Proses keluarya magma hingga ke permukaan bumi. Dibedakan menjadi: 
Erupsi Efusif
Gerakan magma hingga ke permukaan bumi melalui retakan yang ada pada badan gunung api. 
Erupsi Eksplosif
Gerakan magma hingga ke permukaan bumi melalui pipa kawah gunung, tetapi kekuatannya sangat besar hingga merusak dinding kawah.
Bentuk-bentuk gunung api:
Gunung Api Perisai (Tameng)
Terbentuk karena magma yang keluar dari dapur magma bersifat sangat cair.
Contoh: Gunung Mauna Loa, Hawaii 
Gunung Api Maar
Terbentuk karena adanya letusan eksplosif dari dapur magma yang relatif kecil dan dangkal.
Contoh: Gunung Lamongan, Jawa Timur 
Gunung Api Strato (Kerucut)
Terbentuk karena materi letusan gunung api merupakan campuran antara hasil erupsi efusif dan erupsi eksplosif.
Contoh: Gunung Merapi, Indonesia
Material yang dikeluarkan gunung api:
Bahan Padat (Eflata)
Terdiri dari bom (berukuran besar), dan lapilli (berukuran kecil). 
Bahan Cair
Terdiri dari lahar dan lava. 
Bahan Gas (Ekshalasi)
Terdiri dari belerang (solfatar), uap air (fumarol), dan karbon dioksida (mofet).
 
Seisme (Gempa Bumi)
Getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya gerakan dari dalam bumi.
Jenis-jenis gempa bumi: 
Gempa Tektonik
Terjadi karena adanya pelepasan tenaga yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. 
Gempa Vulkanik
Terjadi karena adanya aktivitas vulkanisme. 
Gempa Runtuhan (Terban)
Terjadi karena adanya runtuhan atau longsor di daerah lereng, atap gua runtuh, dan runtuhan di daerah pertambangan bawah tanah.
 
Skala gempa bumi di antaranya adalah Richter, Mercalli, Omori, Derossiforel, Carconi, dll. Berikut beberapa daftar istilah gempa bumi:
Hiposentrum
Pusat terjadinya gempa yang terletak di bawah permukaan bumi. 
Episentrum
Pusat gempa yang terletak di permukaan bumi tegak lurus dengan hiposentrum.
Seismograf
Alat pencatat gempa bumi. 
Seismogram
Grafik hasil pencatatan seismograf yang menunjukkan besarnya getaran. 
Isoseista
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang menerima kekuatan getaran yang sama. 
Pleistoseista
Garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan sangat parah di sekitar episentrum. 
Homoseista
Garis yang menghubungkan daerah-daerah yang dilalui oleh gelombang gempa yang sama dan pada saat yang sama pula. 
Makroseista
Gempa dengan intensitas besar. 
Mikroseista
Gempa dengan intensitas kecil.
 
Rumus untuk menghitung jarak episentrum: 
J = [ ( S - P) - 1 menit ] x 1.000 km 
J = jarak episentrum
S = gelombang sekunder (transversal)
P = gelombang primer (longitudinal)
 
TENAGA EKSOGEN
Tenaga yang berasal dari luar bumi.
Sifat: merusak
Pelapukan
Proses penghancuran massa batuan kulit bumi karena berbagai hal, seperti pengaruh cuaca, air, angin, atau organisme.  
Macam-macam pelapukan:
Pelapukan Mekanik
Proses penghancuran batuan menjadi bagian yang lebih kecil.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan mekanik:
  • Perbedaan suhu antara siang dan malam.
  • Pembekuan air di dalam celah batuan.
  • Perubahan air garam menjadi kristal.  
Pelapukan Kimiawi
Proses penghancuran batuan disertai dengan perubahan struktur kimianya, biasanya terjadi di daerah kapur. Hasil pelapukan kimiawi di antaranya: dolina, stalaktit, stalagmir gua dan sungai bawah tanah. 
Pelapukan Organik
Proses penghancuran batuan oleh organisme, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
 
Erosi (Pengikisan)
Proses pengikisan/penghancuran batuan dan selanjutnya dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga air, angin, atau gravitasi.
Macam-macam erosi antara lain:
  • Akuatis (disebabkan oleh air)
  • Abrasi (disebabkan oleh air laut)
  • Deflasi (disebabkan oleh angin)
  • Glasial (disebabkan oleh gletser/es) 
Tanah Bergerak
Biasanya terjadi di daerah yang memiliki sifat tanah yang labil. Faktor penyebab terjadinya pergerakan tanah:
  • Hilangnya penahan lateral
    • Erosi
    • Pelapukan
    • Kemiringan lereng bertambah
  • Kelebihan beban tanah
    • Air hujan yang meresap
    • Penimbunan bangunan
    • Genangan di lereng bagian atas
  • Getaran
    • Gempa bumi
    • Ulah manusia
  • Tekanan lateral
    • Pengisian air di pori-pori antarbutir tanah
    • Pengembangan tanah
Bentuk-bentuk pergerakan tanah:
Rayapan Tanah (Soil Crop)
Gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai. 
Soilfluction
Pecahan batuan jenuh air yang mengair pelan-pelan menuruni lereng. 
Tanah Mengalir (Earth Flow)
Gerakan tanah yang jenuh air bercampur dengan liat atau debu yang menuruni lereng yang landai. 
Tanah Longsor (Land Slide)
Gerakan sangat cepat material campuran yang kering menuruni lereng. 
Tanah Amblas (Subsidence)
Gerakan tanah ke atas vertikal yang terjadi secara lambat. 


Sejarah Sastra Indonesia

Perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia berjalan dengan pesatnya. Hasil kebudayaan bangsa Indonesia mampu menyamai hasil kebudayaan bangsa maju lainnya. Tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saja yang telah dikuasai bangsa Indonesia, misalnya politik.

Dalam bidang kesenian dan kebudayaan, Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karya kebudayaan dan kesenian Indonesia dihargai oleh berbagai bangsa di dunia. Kunjungan pagelaran kesenian Indonesia di berbagai negara selalu mendapat tanggapan positif dari bangsa lain. Hasil karya putra Indonesia tidak kalah kualitasnya dengan negara lain. Banyak karya sastra bangsa Indonesia yang sudah banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia. Bangsa Indonesia mengalami perkembangan kebudayaan setahap demi setahap, diawali dengan zaman purba, yaitu sebuah zama yang sangat primitif dan sederhana. Tahap-tahap perkembangan kebudayaan Indonesia:

Zaman Purba
Generasi awal dari suatu bangsa disebut masyarakat purba atau masyarakat primitif. Pada zaman tersebut, penduduknya tidak memikirkan dan membutuhkan barang mewah. Mereka hanya memikirkan dan membutuhkan kebutuhan pokok, seperti makan, minum, dan tidur. Masyarakat purba dibagi menjadi tiga zaman, yaitu:



Zaman Batu
Masyarakat purba yang paling awal disebut masyarakat purba zaman batu. Disebut zaman batu karena perkakas yang digunakan terbuat dari batu. Alat-alat yang terbuat dari batu antara lain mata tombak, mata linggis, pisau, manik-manik, atau perhiasan. Sedangkan perkakas dapur seperti wajan, bejana, belanga, piring, gerabah, dan beberapa perkakas lainnya terbuat dari tanah liat. Walaupun kehidupan masyarakat purba zaman batu masih sederhana, kesenian pada masa ini sudah ada dan bentuk keseniannya pun masih sangat sederhana. Dalam bisang seni lukis mereka suka melukis gambar-gambar binatang pada dinding gua atau kulit binatang. Seni pertunjukan masyarakat zaman ini berbentuk upacara persembahan dan permujaan kepada dewa-dewa.
Bentuk sastra lain yang muncul pada masa ini adalah cerita pelipur lara dan dongeng-dongeng. Dongeng dan pelipur lara berbentuk sastra lisan. Sastra lisan adalah dongeng atau cerita pelipur lara yang dibawakan oleh seorang pawang atau dukun secara lisan.

Zaman Perunggu
Disebut zaman perunggu karena perkakas rumah tangga mereka terbuat dari perunggu. Namun, peralatan yang terbuat dari batu seperti wajan, dll. yang dihasilkan pada zaman batu masih digunakan. Kepercayaan masyarakat purba pada zaman perunggu adalah animisme yaitu memuja benda-benda mati, roh, atau dewa. Perkakas perunggu yang mereka hasilkan sudah mulai diukir sehingga menjadi indah. Hasil karya sastra ini masih berbentuk mantra atau cerita pelipur lara.

Zaman Tembaga
Pada zaman tembaga, masyarakat purba semakin meninggalkan perkakas yang terbuat dari batu. Perkakas yang mereka gunakan pada zaman ini terbuat dari perunggu dan tembaga. Bejana-bejana yang tadinya terbuat dari tanah liat atau keramik, pada zaman ini diganti oleh perunggu dan tembaga yang lebih kuat.
Kehidupan masyarakat zaman tembaga mirip dengan kehidupan masyarakat pada zaman perunggu, yaitu beternak dan bercocok tanam. Mereka sudah mengenal irigasi walaupun masih sangat sederhana. Lukisan-lukisan binatang yang pada masa sebelumnya dilajukan di dinding gua, pada masa ini sudah dilukiskan pada perunggu dan tembaga dengan cara dipahat.
Sastra yang dihasilkan pada masa ini masih berupa cerita pelipur lara. Namun, sastra yang hidup pada masa ini masih berbentuk lisan.

Zaman Besi
Pada zaman besi, perkakas yang digunakan semakin beragam. Ada yang terbuat dari perunggu, tembaga, serta besi.
Mereka mulai membuat patung untuk menyembah Sang Pencipta. Pada zaman ini, mulai muncul pengaruh-pengaruh budaya asing karena berdatangan pedagang dari India dan China Selatan. Pedagang India membawa kepercayaan agama Hindu dan Buddha. Mereka juga membawa tulisan dan cerita-cerita Mahabarata Ramayana. Munculnya pengaruh asing menyebabkan masyarakat purba zaman besi mulai menganut agama Hindu dan Buddha. Namun masih banyak juga yang menganut kepercayaan animisme.
Karya sasta pada zaman ini masih berupa sastra lisan. Namun, ceritanya sudah mulai beragam.

Zaman Hindu-Buddha
Pada zaman besi banyak bangsa asing yang masuk ke Nusantara. Mereka bermaksud untuk berdagang dengan pedagang kecil di Nusantara, juga hendak menyebarkan kepercayaan yang mereka anut.
Pada zaman ini banyak masyarakat purba yang mulai menganut agama Hindu atau Buddha, namun masih banyak juga yang menganut kepercayaan animisme.
Para pendatang memperkenalkan kebudayaan tulisan, bangsa India memperkenalkan tulisan Pranagari dan huruf Pallawa. Huruf Pallawa berasal dari India Selatan, yang kemudian berubah menjadi huruf Jawa Kuno. Dongeng-dongeng pelipur lara yang sebelumnya disiarkan secara lisan, pada masa ini mulai disiarkan secara tertulis. Cerita pelipur lara ditulis pada daun lontar/pada kulit-kulit binatang. Cerita yang dihasilkan banyak mengandung nilai-nilai keagamaan, moral, nasihat, serta yang bersifat mendidik.

Ciri-ciri karya sastra pada zaman Hindu-Buddha:
  • Ceritanya berkisar di lingkungan pola kehidupan istana atau istanasentris.
  • Ceritanya bernapaskan nilai-nilai moral, pendidikan dan keagamaan.
  • Bersifat menghibur dan mendidik.
  • Bahasa yang digunakan sangat sederhana, yaitu bahasa Sansekerta.
  • Karya-karya sastra pada zaman Hindu-Buddha berbentuk hikayat, ramalan, dan kitab.

Zaman Islam
Kira-kira abad ke-7 Masehi, agama Islam masuk ke Nusantara. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Arab-Melayu.
Contoh karya sastra pada zaman ini antara lain kitab Papakem Cirebon, Kitab Undang-Undang Mataram, Kitab Adat Mahkota Alam.

Ciri-ciri karya sastra pada zaman Islam:
  • Bersifat istanasentris.
  • Berisikan tentang ajaran moral, pendidikan, dan agama.
  • Isinya masih bercampur dengan adat istiadat ajaran Hindu-Buddha.
  • Berisikan hal-hal keimanan.

Zaman Sastra Melayu
Sastra Melayu muncul bersamaan dengan lahirnya bahasa Melayu, yang berasal dari daerah Riau dan Malaka kemudian berkembang ke seluruh Nusantara melalui para pedagang. Sastra Melayu yang pertama berbentuk mantra, pantun, syair, dongeng pelipur lara, dan dongeng.
Karya sastra tersebut disampaikan secara lisan. Para pakar sastra modern menetapkan zaman Melayu menjadi cikal bakal lahirnya sastra Bahasa Indonesia. Contoh karya zaman Melayu:

  • Hikayat Si Miskin
  • Hikayat Hang Tuah
  • Hikayat Indrabagsawan
  • Hikayat Amir Amzah
  • Syair Bidadari
  • Syair Ken Tambunan
  • Abunawas
  • Hikayat Seribu Malam
  • dll.

Sastra Peralihan
Setelah zaman Melayu dan Islam, sejarah sastra Indonesia mengalami masa peralihan yang dikenal sebagai zaman Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
Karya sastrapada zaman ini:

  • Syair Abdul Muluk (karya Sitti Saleha)
  • Gurindam Dua Belas (karya Raja Ali Haji)
  • Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah
  • dll.

Sastra Indonesia
Yang dimaksud sastra Indonesia adalah sastra yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, yaitu Bahasa Indonesia ketika Bahasa Indonesia pertama kali diumumkan sebagai Bahasa Indonesia. Karya-karya sastra yang lahir sebelum diikrarkannya Sumpah Pemuda disebut karya sastra Nusantara.
Tahun 1908, Kolonial Belanda mendirikan Komisi Bacaan Rakyat. Komisi ini bertugas menyiapkan bahan-bahan bacaan bagi rakyat Indonesia pada saat itu. Tahun 1917, Komisi Bacaan Rakyat berubah nama menjadi Balai Pustaka atau Kantor Bacaan Rayat. Buku-buku yang boleh diterbitkan oleh Balai Pustaka (BP) adalah buku yang isinya tidak membahayakan kolonial Belanda. Naskah yang masuk ke Balai Pustaka diseleksi secara ketat berdasarkan nota Rinkes. Dr. A. Rinkes adalah sekretaris pertama Balai Pustaka.

Intisari nota Rinkes:
  • Balai Pustaka berkewajiban menyediakan bahan bacaan untuk memenuhi minat baca masyarakat agar masyarakat terhindar dari bacaan-bacaan yang dapat mengacaukan pemerintahan kolonial Belanda.
  • Bahan bacaan harus bersifat mendidik dan menambah wawasan.
  • Bacaan harus bersifat universal demi perdamaian dunia.
  • Isi bacaan harus mendukung pemerintah kolonial Belanda yang berkuasa.

Nota Rinkes adalah:
  • Bahan bacaan harus bersifat mendidik.
  • Bahan bacaan tidak boleh memihak agama tertentu atau tidak boleh memecah belah.
  • Bahan bacaan tidak boleh berbau politik.