Etika Lingkungan

Etika lingkungan adalah kebijaksanaan moral manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Dalam perkembangan persepsi manusia terhadap lingkungannya, ada beberapa paham yang sangat memengaruhi, yaitu:
Anthroposentrisme
Manusia dan kepentingannya merupakan hal yang utama dalam paham antroposentrisme. Nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia, dan alam hanya sebagai objek, alat, dan sarana, bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Perkembangan teknologi yang sangat pesat memudahkan orang untuk mengekploitasi alam. Antroposentrisme negatif dalam kehidupan modern ini merupakan biang keladi kerusakan lingkungan.

Biosentrisme
Paham ini memandang bahwa tidak hanya manusia yang memiliki nilai tetapi alam pun memiliki nilai. Etika biosentris menganggap setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri.

Ekosentrisme
Ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup, maupun yang tidak. Secara ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.

Perubahan-perubahan sikap manusia yang telah terjadi dalam menjalin hubungan dengan lingkungan:
  • Manusia dikuasai lingkungan → tahap manusia food gathering, manusia pasrah pada lingkungan.
  • Manusia mulai mengupayakan alam  mulai meneliti dan mengembangkan IPTEK untuk mengelola  alam  dalam  memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Manusia menguasai alam  IPTEK mempermudah manusia mengeksploitasi alam dan timbullah berbagai gangguan lingkungan, pencemaran, ledakan hama, meningkatnya penyakit dan sebagainya  kelestarian alam terancam.
  • Manusia mulai memikirkan untuk hidup selaras dengan alam, karena mereka sudah merasakan efek dari pengolahan alam secara berlebihan.

Proses Sosialisasi dalam Pembentukan Kepribadian Individu

Buka di sini untuk melihat posting tentang sosialisasi.

Dalam sosiologi, istilah kepribadian dikenal dengan sebutan diri (self). Sosialisasi bertujuan membentuk diri seseorang agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

Secara umum, ada empat tahap perkembangan diri manusia, yaitu:
Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Dialami infividu sejak lahir ke dunia. Tahap ini merupakan tahap pemahaman terhadap diri sendiri. Anak mulai melakukan tindakan meniru meskipun belum sempurna.

Tahap Meniru (Play Stage)
Pada tahap ini, anak dapat meniru perilaku orang dewasa dengan lebih sempurna. Pada tahap ini anak sudah menyadari mengenai dirinya dan orang-orang terdekatnya serta mampu memahami suatu peran.

Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
Pada tahap ini imitasi yang dilakukan anak mulai berkurang dan diganti dengan kesadaran penuh atas perannya dalam keluarga dan masyarakat. Pada tahap ini interaksi sosial sering terjadi dan anak menyadari mengenai peraturan yang berlaku.

Tahap Penerimaa Norma Kolektif (Generalized Stage)
Anak sudah mencapai proses pendewasaan dan mengetahui dengan jelas mengenai kehidupan bermasyarakat. Anak sudah mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan dalam masyarakat.

Faktor-faktor pembentuk kepribadian:
Warisan biologis (keturunan), lingkungan fisik (geografis), kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik.

Kredit

PENGERTIAN
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam untuk melunasi utang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah, bunga, atau pembagian hasil keuntungan.

MANFAAT
  • Menjadi sumber dana bagi kegiatan produktif maupun konsumtif.
  • Meningkatkan daya beli masyarakat.
  • Meningkatkan daya guna uang sehingga uang tidak menganggur.
  • Meningkatkan pemerataan distribusi pendapatan.
  • Meningkatkan peredaran barang dan jasa.

FUNGSI
  • Meningkatkan daya guna uang.
  • Meningkatkan peredaran uang.
  • Meningkatkan daya guna barang.
  • Meningkatkan pemerataan pendapatan dan kemiskinan.
  • Alat stabilitas ekonomi.

SYARAT
Berpegang pada prinsip 5C, yaitu:
  • Character (kepribadian)
  • Capacity (kemampuan)
  • Capital (modal)
  • Collateral (jaminan)
  • Condition of economy (kondisi perekonomian)

JENIS-JENIS 
Segi Kegunaan
Kredit Investasi
Digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek-proyek baru. 
Kredit Modal Kerja
Digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. 
Segi Tujuan Kredit
Kredit Produktif
Digunakan untuk mengembangkan kegiatan usaha atau produksi dan investasi.  
Kredit Konsumtif
Digunakan untuk membiayai kegiatan konsumsi barang dan jasa secara pribadi.  
Kredit Perdagangan
Ditujukan untuk membiayai kegiatan perdagangan. 
Segi Waktu
Kredit Jangka Pendek
Kredit dengan jangka waktu kurang dari satu tahun dan umumnya digunakan untuk keperluan modal kerja. 
Kredit Jangka Menengah
Kredit dengan jangka waktu antara satu sampai lima tahun dan umumnya digunakan untuk kegiatan investasi. 
Kredit Jangka Panjang
Kredit dengan jangka waktu di atas lima tahun dan umumnya digunakan untuk kredit investasi jangka panjang di bidang perkebunan dan kredit perumahan. 
Segi Jaminan
Kredit dengan Jaminan (Agunan)
Kredit yang diberikan kepada pihak penerima kredit dengan syarat harus ada jaminan. Ada dua jaminan, yaitu jaminan orang dan jaminan barang. 
Kredit tanpa Jaminan (Blanko)
Kredit yang diberikan atas dasar saling percaya bahwa pihak penerima kredit pasti mengembalikan kreditnya.

Pidato

PENGERTIAN
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut.

TUJUAN
  • Memengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan sukarela.
  • Memberi suatu pemahaman atau informasi.
  • Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita disampaikan.

JENIS-JENIS PIDATO
  • Pidato pembukaan, pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara.
  • Pidato pengarahan, pidato untuk mengarahkan pada pertemuan.
  • Pidato sambutan, pidato yang disampaikan pada suatu acara atau peristiwa tertentu dan dapat dilakukan oleh beberapa orang secara bergantian pada waktu terbatas.
  • Pidato peresmian.
  • Pidato laporan, pidato untuk melaporkan suatu kegiatan.
  • Pidato pertanggungjawaban.

METODE PIDATO
  • Metode menghafal
  • Metode serta merta
  • Metode naskah

PERSIAPAN PIDATO
  • Wawasan pendengar pidato secara umum.
  • Mengetahui lama waktu pidato yang akan dibawakan.
  • Menyusun kata-kata yang mudah dipahami.
  • Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
  • Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato.

KERANGKA SUSUNAN PIDATO
  • Pembukaan dengan salam pembuka.
  • Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi.
  • Isi atau materi pidato secara sistematis (maksud, tujuan, dll.)
  • Penutup (kesimpulan, pesan, harapan, dll.)

TATA CARA PEMBUATAN PIDATO
Menentukan Maksud atau Tujuan
Disesuaikan dengan keadaan dan acara saat penyampaian pidato.

Menentukan Topik atau Tema
Tema harus menarik bagi pembicara dan pendengar, sesuai dengan situasi acara dan daya tangkap pendengar, serta sesuai dengan waktu yang disediakan.

Merumuskan Tema atau Topik Menjadi Lebih Terperinci
Agar arah pembicaraan menjadi lebih jelas dan tidak mengambang.

Mulai Mengumpulkan Bahan Pendukung
Mencari bahan yang detail dan lengkap agar pidato tepat sasaran dan dapat diterima dengan baik. Dari bahan tersebut dapat digali informasi terbaru terkait materi pidato, teknik-teknik dan gaya pidato, kelebihan dan kelemahan naskah pidato lain, serta informasi tambahan istilah populer, cerita atau unsur-unsur yang televan dengan topik pidato yang diangkat.

Analisis Situasi Pendengar
Dibutuhkan untuk mengetahui keadaan tempat, kebiasaan masyarakat, minat dan keinginan pendengar pidato.

Menulis Gagasan dalam Bentuk Paragraf Argumentasi

Mengembangkan suatu paragraf argumentasi dapat dilakukan dengan beberapa pola pengembangan paragraf. Salah satunya dengan pola hubungan sebab-akibat. Sebagai suatu bentuk tulisan yang bertujuan membaca apa yang diungkapkan itu merupakan suatu kebenaran, maka alasan yang dikemukakan harus masuk akal sehingga dapat dipahami pembaca.

Pola hubungan sebab-akibat dalam pengembangan paragraf argumentasi dilakukan dengan cara menghubungkan fakta yang satu dengan yang lain, fakta yang satu merupakan sebab fakta yang lain, sebaliknya fakta yang satu dapat merupakan akibat fakta yang lain.

Ada beberapa jenis hubungan sebab-akibat:
POLA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Pola paragraf ini dimulai dengan menguraikan fakta-fakta penyebab, dan pada akhir paragraf merupakan simpulan yang menjadi akibat.

POLA HUBUNGAN AKIBAT-SEBAB
Pola ini dimulai dengan menguraikan fakta yang menjadi akibat, kemudian diakhiri suatu simpulan penyebabnya.

POLA HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT-AKIBAT 2
Suatu sebab dapat pula menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama adalah menjadi sebab timbulnya akibat-akibat kedua, demikian seterusnya sehingga timbul rangkaian antarakibat.

Penulisan Huruf Miring

  • Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
    • Contoh: Majalah Bobo, surat kabar Kompas, dll.
  • Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
    • Contoh: Buatlah kalimat dengan berlepas tangan! ; Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
  • Dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
    • Contoh: politik devide et impera, jagung (Zea mays), Homo erectus, dll.

Catatan
Dalam tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.