Lokasi Industri

PENGERTIAN INDUSTRI
Industri adalah proses produksi yang mengolah bahan mentah/setengah jadi menjadi bahan setengah jadi/jadi sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.

TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI


  • Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat.
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
  • Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan teknologi.
  • Mengurangi angka pengangguran.
  • Memanfaatkan potensi sumber daya alam sehingga terbentuk lapangan kerja dan kesempatan kerja.
  • Meningkatkan penerimaan devisa negara.


KLASIFIKASI INDUSTRI

Berdasarkan Bahan Baku
Industri Ekstraktif
Industri yang mengambil bahan baku langsung dari alam. Dibedakan menjadi dua jenis:
Industri Reproduktif
Industri yang mengambil bahan bakunya dari hasil alam, tetapi dapat selalu memperbaiki atau menggantinya.

Industri Manufaktur

Industri yang mengolah bahan baku dan menjadikannya barang lain yang dapat digunakan sehari-hari atau digunakan oleh industri lain.

Industri Nonekstraktif

Industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lain atau disediakan oleh industri lain.

Industri Jasa

Industri yang menjual jasa untuk keperluan orang lain.

Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


  • Industri Rumah Tangga (1 - 4 orang).
  • Industri Kecil (5 - 19 orang)
  • Industri Sedang (20 - 99 orang)
  • Industri Besar (lebih dari 100 orang)


Berdasarkan Produktivitas

Industri Primer
Industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk dari bahan baku masih tampak.

Industri Sekunder

Industri yang menghasilkan barang yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan bentuk bahan baku sudah tidak tampak lagi.

Industri Tersier

Industri yang bergerak di bidang jasa.

Berdasarkan Lokasi


  • Industri yang berorientasi pada pasar.
  • Industri yang berorientasi pada tenaga kerja.
  • Industri yang berorientasi pada bahan baku.
  • Industri yang berorientasi pada tempat pengolahan.
  • Industri yang tidak terikat oleh persyaratan lain.


Berdasarkan Proses Produksinya

Industri Hulu
Industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi.

Industri Hilir

Industri yang mengolah barang-barang setengah jadi menjadi barang jadi atau barang yang dihasilkan siap dipakai konsumen.

Berdasarkan Sumber Modal

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Industri yang berjalan dengan modal yang sepenuhnya berasal dari dalam negeri, baik pemerintah maupun pengusaha swasta nasional.

Penanaman Modal Asing (PMA)

Industri yang berjalan dengan modal sepenuhnya berasal dari negara lain.

Joint-Venture (Patungan)

Industri yang modalnya berasal dari patungan dari dalam dan luar negeri.

Berdasarkan Produk yang Dihasilkan


  • Industri Berat (menghasilkan mesin atau alat produksi).
  • Industri Ringan (menghasilkan barang bagi konsumen).


Berdasarkan Subjek Pengelola


  • Industri Rakyat (dikelola rakyat).
  • Industri Negara (dikelola negara).


Berdasarkan Cara Pengorganisasian

Industri Kecil

  • Modal relatif kecil.
  • Teknologi sederhana.
  • Jumlah pekerja kurang dari sepuluh orang, biasanya dari kalangan keluarga.
  • Produk yang dihasilkan masih sederhana.
  • Pemasaran masih sederhana.


Industri Menengah/Sedang


  • Modal relatif besar.
  • Teknologi cukup maju, tetapi masih terbatas.
  • Jumlah pekerja antara 10 - 200 orang dan bersifat tidak tetap.
  • Lokasi pemasaran bersifat regional.


Industri Besar


  • Modal sangat besar.
  • Teknologi canggih dan modern.
  • Organisasi teratur.
  • Tenaga kerja banyak dan terampil.
  • Pemasaran berskala nasional atau internasional.

Berdasarkan Ketetapan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Aneka Industri
Industri yang bertujuan memenuhi keanekaragaman kebutuhan masyarakat.

Industri Kecil

Industri yang menggunakan teknologi sederhana serta modal dan tenaga kerja kecil.

Industri Logam Dasar dan Mesin

Industri yang mengolah bahan mentah logam dasar menjadi mesin-mesin untuk peralatan industri lain, dan termasuk perakitan.

Industri Kimia Dasar

Industri yang memerlukan modal besar, keahlian, dan teknologi tinggi. Yang termasuk industri ini:

  • Industri Agrokimia (pupuk urea).
  • Industri Kimia Anorganik (semen, kaca, asam sulfat).
  • Industri Selulosa dan Karet (kertas, ban, pulp).
  • Industri Kimia Organik (bahan peledak, kimia tekstil).


Industri Pariwisata

Industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Yang termasuk industri ini adalah wisata seni dan budaya, wisata pendidikan, wisata alam, dan wisata kota.

FAKTOR PENENTU LOKASI INDUSTRI


  • Bahan mentah.
  • Modal.
  • Tenaga kerja.
  • Sumber energi.
  • Transportasi.
  • Pemasaran.
  • Peraturan perundang-undangan.
  • Iklim.
  • Sistem perpajakan.
  • Lingkungan yang kondusif.
  • Teknologi.


TEORI LOKASI INDUSTRI

Teori Lokasi Weber
Penetapan lokasi yang optimal adalah menetapkan lokasi industri dengan meminimalkan biaya transportasi, sehingga lokasi yang terbaik adalah tempat yang biayanya paling minimal.

Enam faktor penentu teori ini:


  • Wilayahnya seragam.
  • Sumber daya/bahan mentah yang digunakan.
  • Upah buruh.
  • Biaya transportasi yang tergantung bobot bahan mentah yang diangkut serta jaraknya antara terdapat sumber daya dengan lokasi industri.
  • Terdapat kompetisi antara industri.
  • Pikiran yang rasional.


Sedangkan tiga faktor utama yang digambarkan dalam bentuk segitiga lokasional adalah:


  • Material.
  • Konsumsi (pasar).
  • Tenaga kerja (ditentukan oleh UMR).



Gambar Segitiga Lokasional
Keterangan gambar:
M = pasar (market)
R = sumber bahan mentah
P = lokasi industri

Penjelasan gambar:

  1. Jarak industri dengan bahan baku sama dengan jarak industri dengan pasar. Hal ini disebabkan karena bobot bahan mentah = bobot bahan jadi.
  2. Jarak industri dengan bahan baku lebih dekat daripada jarak industri dengan pasar. Hal ini disebabkan karena bobot bahan mentah lebih besar daripada bobot bahan jadi.
  3. Jarak industri dengan bahan baku lebih jauh daripada jarak industri dengan pasar. Hal ini disebabkan karena bobot bahan mentah lebih kecil daripada bobot bahan jadi.


Teori Lokasi Industri Optimal

Teori ini didasarkan pada permintaan. Lokasi optimal dari suatu industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan pendapatan lebih besar.

Penjelasan:


  • Volume penjualan akan membentuk kerucut dengan topografi datar dan homogen.
  • Semakin jauh dari pusat industri, volume penjualannya menurun karena harga semakin tinggi.
  • Setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya.
  • Tidak dikehendaki terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran lainnya.


Teori Susut dan Ongkos Transportasi

Adanya hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transportasi yang harus dikeluarkan. Lokasi akan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam pengangkutan yang paling rendah dan biaya transportasi yang paling murah.

Penjelasan:


  • Rasio susut makin besar, sumber bahan baku makin dekat.
  • Ongkos makin besar, daerah pemasaran makin dekat.


Teori Model Gravitasi atau Interaksi

Teori ini dikembangkan oleh Issac Newton dan Ullman. Teori mengenai kekuatan hubungan-hubungan ekonomi antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut.

Rumus:

Keterangan:
I = interaksi
P1 = jumlah penduduk wilayah 1
P2 = jumlah penduduk wilayah 2
d = jarak antarwilayah

Syarat teori ini:


  • Kesamaan topografi wilayah.
  • Kesamaan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
  • Kesamaan sarana dan prasarana transportasi sebagai penghubung dua wilayah.


Teori Titik Henti (William J. Reilly)

Fungsi teori ini:

  • Memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukuran.
  • Penempatan lokasi industri/pelayanan sosial antara dua wilayah, seperti pendidikan dan kesehatan.


Rumus:

Keterangan:
TH = titik henti (diukur dari wilayah berpenduduk sedikit)
J = jarak antarwilayah
Pa = jumlah penduduk banyak
Pb = jumlah penduduk sedikit

AGLOMERASI INDUSTRI

Aglomerasi industri adalah pemusatan berbagai macam industri dalam suatu wilayah agar dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada berbagai industri pada wilayah tersebut. Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri.

Penyebab terjadinya aglomerasi industri:


  • Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi.
  • Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu.
  • Adanya wilayah pesat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah.
  • Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap.
  • Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.


Secara umum, terdapat tiga macam hubungan fungsional antarindustri, yaitu:


  • Hubungan produksi
  • Hubungan pelayanan
  • Hubungan pemasaran

Sistem Pemerintahan Presidensil dan Parlementer

KONSEP DASAR
Sistem
Suatu kesatuan bagian yang saling berhubungan yang berada dalam satu wilayah serta memiliki item penggerak.

Pemerintah
Organisasi yang memiliki kekuasaan membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang dalam suatu wilayah tertentu/negara.

Pemerintahan
Cara atau perbuatan dalam memerintah.

Sistem Pemerintahan
Kebulatan atau keseluruhan yang utuh dari berbagai komponen atau unsur pemerintah.

BENTUK NEGARA, BENTUK PEMERINTAHAN, DAN SISTEM PEMERINTAHAN
  • Bentuk Negara
    • Kesatuan
    • Serikat/Federasi
  • Bentuk Pemerintahan
    • Republik (dipimpin oleh presiden)
    • Monarki (dipimpin oleh raja/ratu/sultan/kaisar)
  • Sistem Pemerintahan
    • Presidensil
    • Parlementer
    • Campuran (Quasi)

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIL
Sistem pemerintahan di mana kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung kekuasaan legislatif (parlemen).

Ciri-ciri:
  • Kepala negara dan pemerintahan di tangan satu orang.
  • Presiden memiliki hak prerogratif (mengangkat dan memberhentikan menteri).
  • Menteri bertanggung jawab kepada presiden.
  • Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen.
  • Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen atau sebaliknya.
Kelebihan:
  • Pemerintah relatif lebih stabil.
  • Masa jabatan jelas.
  • Programnya dapat disesuaikan dengan lama masa jabatan.
  • Legislatif bukan tempat kaderisasi jabatan eksekutif.
Kelemahan:
  • Dapat melahirkan kekuasaan mutlak.
  • Sistem pertanggungjawaban tidak jelas.
  • Pengambilan keputusan cenderung lambat.


SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER
Sistem pemerintahan di mana kekuasaan eksekutif berada langsung di bawah pengawasan kekuasaan legislatif.

Ciri-ciri:
  • Kepala negara dan pemerintahan terpisah. Apabila kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri, sedangkan kepala negara tergantung pada bentuk pemerintahan negara tersebut.
  • Parlemen dapat menjatuhkan kabinet dengan mosi tidak percaya.
  • Para menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
Kelebihan:
  • Pertanggungjawaban jelas kepada parlemen.
  • Pemerintah bersikap hati-hati.
Kelemahan:
  • Pemerintahan tidak stabil.
  • Masa jabatan eksekutif tidak jelas.
  • Program kabinet sewaktu-waktu bisa berhenti di tengah jalan.
  • Legislatif merupakan kaderisasi jabatan eksekutif.


SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN
Sistem pemerintahan dengan menggabungkan sisi positif bentuk presidensil dengan sisi positif bentuk parlementer sehingga dikenal dengan istilah Quasi. Contoh negara yang menganut sistem ini adalah Prancis.


SISTEM PEMERINTAHAN DI INGGRIS (Monarki Parlementer)
Badan Eksekutif
Badan eksekutif di Inggris adalah perdana menteri beserta menterinya. Mereka bertanggung jawab pada parlemen. Namun, perdana menteri juga dapat mengusulkan kepada kepala negara untuk membubarkan parlemen. Seorang perdana menteri di Inggris merupakan ketua partai politik yang menang pemilu.

Badan Legislatif
Badan legislatif di Inggris menggunakan sistem bikameral, yang terdiri atas:
Majelis Rendah
Majelis rendah dipilih dari partai politik dalam pemilu. Partai politik mayoritas memiliki kewenangan menjadi eksekutif.

Majelis Tinggi
Merupakan perwakilan kaum bangsawan yang ditunjuk Ratu/Raja Inggris.
Prinsip yang diterapkan: "The King do not wrong" karena kepala negara tidak memegang kekuasaan sama sekali.


SISTEM PEMERINTAHAN DI AMERIKA SERIKAT (Republik Serikat Presidensil)
Badan Eksekutif
Presiden yang dipilih langsung rakyat satu paket dengan wakilnya.

Badan Legislatif
Sama seperti Inggris, badan legislatif di Amerika Serikat juga menganut sistem bikameral, yang terdiri atas:
DPR
Perwakilan rakyat yang dipilih pemilu oleh partai politik.

Senat
Perwakilan negara bagian yang dipilih pemilu (dua orang setiap negara bagian).
DPR dan Senat berada di dalam satu wadah, yang disebut kongres. Kongres tidak dapat menjatuhkan presiden dan sebaliknya. Presiden dapat berhenti apabila melakukan pelanggaran hukum berupa:
  • Pengkhianatan terhadap negara.
  • Penyuapan dan tindak pidana berat.
  • Pelanggaran ringan tetapi dapat dikategorikan perbuatan tercela.

Prinsip yang diterapkan:
  • Check and ballance (keseimbangan).
  • Sparation on power (pemisahan kekuasaan).

Syarat Terbentuknya Suatu Negara

Syarat terbentuknya suatu negara dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal berikut:
  • Syarat Mutlak
    • Rakyat
    • Wilayah
    • Pemerintahan yang Berdaulat
  • Syarat Tidak Mutlak
    • Pengakuan dari Negara Lain


RAKYAT
Rakyat adalah semua orang yang berada dan berdiam dalam suatu negara atau menjadi penghuni negara yang tunduk pada kekuasaan negara itu.

Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu, rakyat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Penduduk
Mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) untuk jangka waktu yang lama, minimal enam bulan.

Bukan Penduduk
Mereka yang berada di dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu (tidak menetap/kurang dari enam bulan).
Berdasarkan hubungannya dengan pemerintah, rakyat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Warga Negara
Mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu negara dengan status kewarganegaraan warga negara asli atau warga negara keturunan asing.

Bukan Warga Negara (Warga Asing)
Mereka yang berada di suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan, tetapi tunduk pada pemerintah di mana mereka berada.

WILAYAH
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara sebagai tempat hunian rakyat (warga negara) dan tempat berlangsungnya pemerintahan yang berdaulat. 

Wilayah suatu negara dapat dibedakan menjadi:
Wilayah Daratan
Wilayah di permukaan bumi dengan batas-batas tertentu dan di dalam tanah di bawah permukaan bumi. Batas wilayah suatu negara dengan negara lain di darat dapat berupa:
Batas Alamiah
Batas suatu negara dengan negara lain yang terjadi secara alami dalam bentuk sungai, danau, pegunungan, lembah, dan hutan.

Batas Buatan
Batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja dibuat manusia.

Batas Geografis
Batas wilayah suatu negara dengan negara lain yang dapat ditentukan melalui batas-batas secara geofisika, yang dapat dihitung dengan adanya garis lintang dan bujur dalam bola dunia. 
Wilayah Lautan
Perairan berupa samudra, laut, selat, danau, dan sungai dalam batas wilayah negara. Berikut ini adalah batas-batas perairan negara Indonesia:
  • Laut Teritorial (12 mil dari garis dasar pantai).
  • Zona Ekonomi Eksklusif (200 mil dari garis dasar pantai).
  • Landas Kontinen (kedalaman 200 meter). 
Wilayah Udara
Udara yang berada di wilayah permukaan bumi di atas wilayah darat dan laut. 
Wilayah Ekstrateritorial
Wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah negara itu. Daerah ekstrateritorial mencakup daerah perwakilan diplomatik di suatu negara, dan kapal yang berlayar di bawah bendera suatu negara.

PEMERINTAH YANG BERDAULAT
Kedaulatan suatu pemerintah memiliki sifat-sifat pokok sebagai berikut:
Asli
Kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.

Permanen
Kekuasaan itu tetap ada selama negara itu berdiri sekalipun pemegang kedaulatan berganti-ganti.

Tunggal (Bulat)
Kekuasaan itu merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak diserahkan atau dibagikan kepada badan lain.

Tidak Terbatas (Absolut)
Kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.
Kedaulatan yang dimiliki pemerintah dapat dibedakan sebagai berikut:
Kedaulatan ke Dalam
Pemerintah memiliki kewenangan tertinggi dalam mengatur dan menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Kedaulatan ke Luar
Pemerintah berkuasa bebas, tidak terikat, dan tidak tunduk kepada kekuatan lain.

PENGAKUAN DARI NEGARA LAIN
Sifat-sifat pengakuan dari negara lain:
  • Pengakuan De Facto
    • Bersifat sementara, artinya tanpa melihat bertahan-tidaknya negara di masa depan.
    • Bersifat tetap, artinya hanya bisa menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan konsultasi.
  • Pengakuan De Jure
    • Bersifat tetap, artinya berlaku untuk selamanya.
    • Bersifat penuh, artinya hanya menimbulkan hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik.

Gaya Bahasa (Majas)

PLASTIK BAHASA
Kekuatan kata atau bahasa untuk membentuk gambaran di benak seseorang yang mendengar kata-kata tersebut. Di dalam sastra, plastik bahasa penting sekali karena bagaimana pun, kata yang dipilih harus mampu menimbulkan gambaran secara jelas tentang sesuatu hal di benak pembaca.

GAYA BAHASA
Bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek serta menimbulkan konotasi tertentu.

Gaya bahasa  menurut H. B. Jassin:
Perihal memilih dan mempergunakan kata sesuai dengan isi yang akan disampaikan. Gaya bahasa ini menyangkut bagaimana masalah, bagaimana menyusun kalimat secara efektif, estetis, dan mampu memberikan gambaran yang konkret kepada pembaca.

GAYA BAHASA PERBANDINGAN
Gaya bahasa yang berusaha membuat ungkapan dengan cara membandingkan suatu hal dengan keadaan yang lain.
Personifikasi
Gaya bahasa yang menganggap benda-benda tak bernyawa memunyai kegiatan, maksud, dan nafsu seperti yang dimiliki oleh manusia.

Contoh:
Dan Waktu 'Kan Selalu Cuma Waktu
Karya: Ayatrohaedi

Ada kalanya waktu berlaku terburu-buru
Tak sempat bicara panjang
Dengan langkah-langkah panjang
Ia cuma sempat berseru:
"Kini aku terburu-buru
Ada sesuatu yang kuburu
Dan belum lagi aku tahu
Apa atau siapa"

Tapi ada kalanya waktu melangkah lesu
Tak sempat bicara panjang
Karena langkah kita yang panjang
Terburu meninggalkannya
"Aku kini tak punya nafsu
Ada sesuatu yang kutunggu
Dan belum lagi aku tahu
Apa atau siapa"

Dan waktu
'Kan selalu
Cuma waktu

Penjelasan:
Dalam puisi di atas diperoleh kesan bahwa waktu telah dianggap mampu bertingkah laku seperti manusia oleh pengarangnya.

Metafora (Perbandingan Langsung)
Gaya bahasa yang memperbandingkan sesuatu hal atau keadaan dengan hal atau keadaan lain yang memiliki sifat yang sama.

Contoh:
  • Bintang lapangan (orang yang pandai bermain sepak bola) yang terkenal itu sedang menggiring bola.
  • Malioboro adalah jantung kota (pusat keramaian kota) Yogyakarta.
  • Pada revolusi fisik dulu banyak pemuda gugur sebagai kusuma bangsa (pahlawan).
  • Dewi malam (bulan) mulai memancarkan sinarnya.

Asosiasi (Perbandingan Tidak Langsung)
Berbeda dengan metafora, dalam asosiasi, perbandingan dinyatakan dengan kata ganti, seperti, bagai, laksana, bak.

Contoh:
  • Keyakinan pada dirinya meluap bagai uap air.
  • Hidupnya seperti biduk kehilangan kemudi.
  • Dia hadir laksana lilin bagai masyarakat di sana.

Metonimia
Gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata atau nama yang memiliki hubungan dengan suatu benda lain yang merupakan merek perusahaan atau perdagangan.

Contoh:
  • Ayah membaca Kompas di halaman rumah tadi pagi.
  • Setiap hari Wendi pasti mengisap Djarum.
  • Dengan naik Garuda, Asep berangkat ke Singapura.

Simbolik
Gaya bahasa yang menyamakan sepatah kata dengan kata atau nama benda lain, dengan kata lain gaya bahasa yang memakai kata atau nama tertentu untuk mewakili pengertian dari nama, hal, atau keadaan lain di luar kata tersebut.

Contoh:
  • Dalam kemelut itu, Diponegoro gugur dan kehilangan mahkotanya (kekuasaannya).
  • Orang-orang merebut kursi (jabatan) kepala daerah yang kosong beberapa bulan ini.
  • Saya sudah memberikan lampu hijau (kesempatan) untuk memilih SMA yang kamu pilih.

Tropen
Gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang tepat dan sejajar artinya dengan pengertian yang dimaksud.

Contoh:
  • Selama liburan, Yuni mengubur diri di dalam kamar saja.
  • Kemarin Ibu Yanti terbang ke Medan.

Litotes
Gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan arti dengan maksud yang sebenarnya untuk merendahkan diri.

Contoh:
  • Singgahlah ke gubuk kami kalau ada waktu luang. (padahal rumahnya seperti istana)
  • Maaf ya, adanya hanya air kendi. (padahal yang disediakan minuman beraneka ragam).

Eufemisme
Gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata lain dari pengertian yang sebenarnya agar terdengar lebih sopan.

Contoh:
  • Maaf, saya mau ke belakang (WC/toilet) sebentar.
  • Sebenarnya putra Bapak hanya kurang pandai (bodoh) saja.

Hiperbola
Gaya bahasa yang menyatakan sesuatu hal atau keadaan secara berlebihan.

Contoh:
  • Keringat Budi menganak sungai.
  • Doni benar-benar mandi uang setelah menang undian.
  • Larinya Tina secepat kilat.

Sinekdok
Gaya bahasa ini dibedakan menjadi dua:
Pars Pro Toto
Gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk seluruh.

Contoh:
  • Setiap kepala dikenakan biaya.
  • Kalau ke pasar belilah tiga ekor ayam.
  • Sudah beberapa hari ini saya tidak melihat batang hidungnya.

Totem Pro Parte
Gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.

Contoh:
  • Kecamatan Sukamandi menjadi juara kebersihan.
  • Semoga Indonesia dapat memboyong kembali Piala Thomas.

Alusio
Gaya bahasa yang memakai peribahasa yang sudah lazim dipakai orang.

Contoh:
  • Perbuatannya tidak lebih dari perbuatan si cebol merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang mustahil).
  • Hidupnya seperti telur di ujung tanduk. (hidupnya tidak menentu nasibnya).

Perifrasis
Gaya bahasa yang menguraikan sepatah kata dengan serangkai kata yang memiliki arti sama.

Contoh:
  • Jangan menghambur-hamburkan uang tanpa guna! (boros)
  • Bukalah matamu lebar-lebar agar kau tidak menyesal (teliti/berhati-hati)
  • Jangan membuang-buang waktu dengan percuma! (bersantai saja)

Antonomasia
Gaya bahasa yang menyebutkan nama orang dengan sebutan lain yang sesuai dengan ciri atau watak orang tersebut.

Contoh:
  • Gadis berbaju kuning itu tersenyum kepadaku.
  • Alhamdulillah, si killer tidak masuk hari ini.
  • Si botak sudah mulai marah-marah saja.
  • Lucu sekali gadis berkacamata itu,

Alegori
Gaya bahasa yang dipakai dalam rangkaian tuturan secara keseluruhan. Artinya hampir semua kalimat dalam tuturan itu memakai gaya bahasa secara utuh dan terpadu.

Contoh:
  • Semoga Tuhan senantiasa menolong Ananda dalam mengayuh biduk ini, untuk mengarungi lautan yang penuh gelombang, topan, dan badai, serta tidak sedikit batu karang.

GAYA BAHASA PENEGASAN
Gaya bahasa yang berusaha menekankan pengertian suatu kata atau ungkapan.
Pleonasme
Gaya bahasa yang menjelaskan suatu kata yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan lagi karena sudah jelas pengertiannya.

Contoh:
  • Mereka mundur ke belakang.
  • Kejadian itu saya lihat dengan mata kepala saya sendiri.

Pararelisme
Gaya bahasa ini dibedakan menjadi dua:
Pararelisme Anafora
Gaya bahasa yang menempatkan kata atau kelompok kata yang sama secara berulang-ulang di depan setiap baris puisi.

Contoh:
Langkah Ketujuh
Karya: B. Y. Tand

Cakar bumi
Cakar langit
Cakar luka sendiri

Cari pusat bumi ketujuh
Cari pusat langit ketujuh
Cari pusat perih luka ketujuh

Mungkin di sana batu-batu cair
Jadi danau reguklah
Berkaca di wajahnya

Pararelisme Epifora
Gaya bahasa yang menempatkan kata atau kelompok kata yang sama secara berulang-ulang di belakang setiap baris puisi.

Contoh:
Bunga
Karya: Hamid Jabar

Bunga tumbuh mekar mewangi aroma dalam segala suasana kau dan aku
Bunga dari senyum adalah luka yang redam dalam cakrawala kau dan aku
Bunga dari luka adalah luka yang terpendam dalam mata kau dan aku
Bunga dari duka adalah rindu yang menyelam dalam upaya kau dan aku
Bunga dari segala bunga adalah lagu salam selalu menyapa kau dan aku
Bunga sarinya mutiara atau tuba 'kan tiba pada bahu waktu kau dan aku
Bunga luruh nanar mendebu sunyi di seribu taman manusia kau dan aku
Bunga kau bungaku kau rinduku menerka kembali
Ke awal waktu: kau dan aku sayang tak sampai kecuali yang tak kita tahu!

Repetisi
Gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau kelompok kata beberapa kali dalam kalimat yang berbeda.

Contoh:
  • Kita tidak ingin menderita. Kita tidak ingin dijajah. Kita tidak sudi ditindas. Kita ingin merdeka.

Tautologi
Gaya bahasa yang mengulang sepatah kata atau kelompok kata beberapa kali dalam sebuah kalimat.

Contoh:
  • Lepaskan diriku, lepaskan, lepaskan!
  • Disuruhnya aku bersabar, bersabar, dan terus bersabar.

Simetri
Gaya bahasa yang menegaskan pengertian kalimat dengan kalimat lain yang memiliki pengertian sebanding.

Contoh:
  • Ia menjadi pendiam. Suka mengasingkan diri.
  • Ada pula masanya ia serupa orang sakit. Matanya kabur dan mukanya suram, tiada berseri sedikit juga.

Klimaks
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin memuncak atau makin hebat.

Contoh:
  • Rakyat di kampung, di desa, dan di kota mengibarkan Sang Saka Merah Putih.

Antiklimaks
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin melemah artinya.

Contoh:
  • Jangankan seribu, seratus, serupiah pun aku tidak punya.

Asindeton
Gaya bahasa yang tidak memakai kata-kata penghubung untuk menjelaskan sesuatu.

Contoh:
  • Coba Sinta ambilkan bantal, selimut untuk tamu kita.
  • Dia ke pasar memberi sayur, buah, minyak, garam untuk keperluan makan siang nanti.

Polisindeton
Gaya bahasa yang memakai kata-kata penghubung untuk menjelaskan sesuatu.

Contoh:
  • Sebelum naik ke rumah, maka ditinggalkannya sepatunya, karena takut mengotori lantai.
  • Kedua tangan dan kedua kakinya sangat indah dan manis bentuknya.

Enumerasio
Gaya bahasa yang menyebutkan beberapa peristiwa yang membentuk kesatuan, dilukiskan bagian demi bagian supaya jelas.

Contoh:
  • Kamu tidak tahu siapa aku yang sebenarnya. Saya seorang yang hina, yang diusir keluarga, yang tidak memunyai alamat pasti.

Inversi
Gaya bahasa yang meletakkan predikat di depan subjek.

Contoh:
  • Cantik benar gadis itu.
  • Menyanyi dan menari adalah kegemaran adikku.

Interupsi
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang disisipkan di antara kalimat pokok guna lebih memperjelas dan memberikan penekanan bagian kalimat sebelumnya.

Contoh:
  • Kawanku, Rudi dan Herman, selalu rajin belajar.
  • Aku, orang yang sudah sepuluh tahun bekerja di sini, belum juga mendapatkan hadiah kenaikan gaji.

Retoris
Gaya bahasa yang menggunakan kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban.

Contoh:
  • Siapa tidak percaya bahwa Tuhan itu ada?

Koreksio
Gaya bahasa yang berisi pembetulan terhadap apa yang diucapkan sebelumnya.

Contoh:
  • Itu dia pacarku, eh bukan, dia temanku.

Eksklamasio
Gaya bahasa yang memakai kata-kata seru sebagai penegas.

Contoh:
  • Aduhai, indahnya pemandangan itu!
  • Hai, cepat kalian ke sini!

Elipsi
Gaya bahasa yang menghilangkan salah satu unsur atau beberapa unsur kalimat, mungkin subjek, objek, atau keterangan.

Contoh:
  • Aku. Yah, aku.
  • Mengertilah.

Preterito
Gaya bahasa yang dipergunakan untuk menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu hal.

Contoh:
  • Tak usah banyak bicara, yang penting buktinya sudah ada.
  • Siapa yang bersalah, tak usah kita bicarakan di sini.

Retisentis
Gaya bahasa yang menyembunyikan sebagian pikiran dan perasaan yang akan dikemukakan.

Contoh:
  • Jika suasana seperti ini, ... awas!
  • gadis penuh keibuan seperti itu, tidak tahunya ....

GAYA BAHASA SINDIRAN
Gaya bahasa yang dipakai untuk menyindir orang lain, dari sindiran halus untuk bersenda gurau sampai pada sindiran kasar sebagai ungkapan perasaan tidak senang.
Ironi
Gaya bahasa yang memakai kata-kata yang berlawanan dengan maksud sebenarnya.

Contoh:
  • Aduh bagus benar tulisanmu, mirip cakar ayam.
  • Cepat benar kau pulang, masih jam dua malam.

Sinisme
Gaya bahasa yang memakai kata-kata yang sudah terdengar kasar.

Contoh:
  • Mual perutku melihat tampangmu.
  • Lebih baik mengupah orang daripada bicara denganmu.

Sarkasme
Gaya bahasa sindiran yang paling kasar karena kata-kata yang dipakainya kadangkala kata-kata yang tidak sopan dan kotor.

Contoh:
  • Biar kulempar kau keluar, anjing!
  • Mampus sajalah kau di sana nanti!
  • Bangsat, berani benar kau menentangku!

GAYA BAHASA PERTENTANGAN
Gaya bahasa yang digunakan untuk menentang atau mempertentangkan segala sesuatu.
Paradoks
Gaya bahasa yang tampaknya mengandung pertentangan, padahal tidak karena objeknya berbeda.

Contoh:
  • Di kelas yang ramai itu, Indra merasa kesepian.
  • Daerah ini tandus, tetapi penduduknya makmur.

Kontradiksi In Terminis
Gaya bahasa yang berisi ungkapan yang bertentangan dengan apa yang disebutkan sebelumnya.

Contoh:
  • Malam ini hening sekali, hanya gonggongan anjing terdengar di kejauhan.
  • Tahun ini semua anaknya naik kelas, kecuali Si Bungsu.

Antitesis
Gaya bahasa yang mengandung paduan kata yang berlawanan.

Contoh:
  • Gagal atau berhasil, kalah-menang, itu sudah merupakan hukum dalam hidup di dunia ini.
  • Baik tua-muda, laki-laki dan perempuan, semuanya berkumpul pada acara malam tahun baru di Ancol.

Okupasi
Gaya bahasa yang mengandung bantahan terhadap sesuatu, tetapi kemudian diberikan penjelasan.

Contoh:
  • Merokok itu merusak kesehatan. Tetapi anehnya ada sebagian orang yang tidak bisa bekerja dengan baik sebelum merokok terlebih dahulu.