Mobilitas Sosial

PENGERTIAN
Secara etimologis, kata “mobilitas” berasal dari bahasa Latin, yaitu mobilis yang berarti gerak, mudah dipindahkan, atau bergerak dari satu tempat (posisi) ke tempat (posisi) lain. Adapun dalam bahasa Indonesia, kata “mobilitas” sepadan dengan kata perpindahan, gerak, atau gerakan. Jadi, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu perpindahan seseorang atau kelompok orang dari satu struktur sosial ke struktur sosial yang lain.

SIFAT MOBILITAS SOSIAL
  • Mobilitas sosial akan bersifat tinggi apabila masyarakat menganut sistem stratifikasi sosial terbuka.
  • Mobilitas sosial akan terhambat apabila masyarakat menganut sistem stratifikasi sosial tertutup.
  • Semakin tinggi mobilitas sosial dapat meminimalisasi diskriminasi terhadap ras, etnis, jabatan, dan perbedaan gender.
  • Mobilitas sosial bersifat rendah karena masyarakat berpedoman pada nilai-nilai kultural daerah.

BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas Sosial Horizontal dan Vertikal
Mobilitas Sosial Horizontal
Peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. 
Mobilitas Sosial Vertikal
Perpindahan status individu dari satu kedudukan sosial menuju kedudukan lain yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
Mobilitas Sosial Vertikal Naik (Social Climbing)
Perpindahan status seseorang dari status yang rendah menuju status yang lebih tinggi. 
Mobilitas Sosial Vertikal Turun (Social Sinking)
Perpindahan status seseorang dari status yang tinggi menuju status yang lebih rendah.

Mobilitas Sosial Intragenerasi dan Antargenerasi
Mobilitas Sosial Intragenerasi
Mobilitas sosial yang dialami oleh seseorang selama hidupnya (masih dalam satu generasi yang sama). 
Mobilitas Sosial Antargenerasi
Mobilitas sosial yang sering terjadi antargenerasi atau lebih, atau dengan kata lain, perbedaan status sosial dicapai dari status sosial yang dimiliki orang tuanya.

Mobilitas Sosial Struktural
Mobilitas sosial yang terjadi akibat adanya inovasi teknologi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian lain yang berpengaruh pada perubahan struktur sosial masyarakat.

Mobilitas Sosial Lateral (Geografis)
Perpindahan individu atau kelompok dan tidak mengubah status seseorang secara langsung. Mobilitas sosial lateral dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
Mobilitas Permanen
Perpindahan kewilayahan yang bersifat menetap. 
Mobilitas Tidak Permanen
Perpindahan kewilayahan individu yang bersifat tidak tetap atau dalam jangka pendek.


FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL
  • Situasi politik yang stabil.
  • Adanya usaha untuk peningkatan taraf hidup (keadaan ekonomi).
  • Pertumbuhan penduduk yang tinggi.
  • Struktur pekerjaan atau sistem pembagian kerja yang ada.
  • Tingkat pendidikan yang dimiliki.
  • Perubahan kondisi sosial.
  • Ekspansi teritorial (perluasan daerah) dan gerak populasi.
  • Komunikasi yang bebas.
  • Tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda.

FAKTOR PENGHAMBAT MOBILITAS SOSIAL
  • Adanya diskriminasi ras.
  • Adanya diskriminasi kelas.
  • Adanya diskriminasi gender.
  • Perbedaan agama.
  • Kemiskinan.
  • Adanya kelas-kelas sosial.

CARA MELAKUKAN MOBILITAS SOSIAL
  • Perubahan standar hidup.
  • Perubahan tempat tinggal.
  • Perubahan tingkah laku.
  • Perubahan nama.
  • Pernikahan.
  • Bergabung (berafiliasi) dengan asosiasi tertentu.
  • Melalui prestasi.
  • Upaya peningkatan penghasilan dengan bekerja keras.

SALURAN MOBILITAS SOSIAL
  • Angkatan bersenjata/militer.
  • Lembaga keagamaan.
  • Lembaga pendidikan.
  • Organisasi politik.
  • Organisasi ekonomi.

Konflik Sosial

PENGERTIAN
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.

BENTUK-BENTUK KONFLIK SOSIAL
Berdasarkan Tujuan Organisasi
  • Konflik fungsional →  mendukung tujuan organisasi
  • Konflik disfungsional →  menghambat tujuan organisasi


Berdasarkan Posisi Pelaku Konflik
  • Konflik vertikal →  antartingkatan kelas atau tingkatan kelompok
  • Konflik horizontal →  antarindividu atau kelompok yang sederajat
  • Konflik diagonal →  keterkaitan dengan tidak meratanya SDA dibagikan


Berdasarkan Struktur Organisasi
  • Konflik hierarki →  antartingkatan yang terdapat dalam organisasi
  • Konflik lini-staf →  antara lini dan staf pada organisasi
  • Konflik formal-informal →  konflik umum yang terjadi di setiap organisasi


Berdasarkan Sifat Pelaku
  • Konflik terbuka →  diketahui semua pihak dalam organisasi
  • Konflik tertutup →  hanya diketahui oleh pihak yang terlibat saja


Berdasarkan Waktu Terjadi
  • Konflik sesaat/spontan →  dipicu adanya kesalahpahaman yang tak berarti
  • Konflik berkelanjutan →  berlangsung sangat lama dan sulit diselesaikan


Berdasarkan Pengendalian
  • Konflik terkendali →  pihak yang terlibat mudah mengendalikan konflik
  • Konflik tak terkendali →  pihak yang terlibat sulit mengendalikan konflik


Berdasarkan Sistematika
  • Konflik non-sistematis →  bersifat acak, spontan, tak ada komando dan tujuan
  • Konflik sistematis →  sistematis, direncanakan, ada komando dan tujuan


Berdasarkan Tujuan
  • Konflik pendekatan – pendekatan →  tujuan sama dengan perbedaan teknis
  • Konflik pendekatan – penghindaran →  tujuan dan persepsi pelaku berbeda
  • Konflik penghindaran – penghindaran →  tidak bermaksud mencapai tujuan


Berdasarkan Hubungan dengan Aktivitas Manusia
  • Konflik ekonomi →  perebutan sumber daya ekonomi
  • Konflik politik →  perbedaan kepentingan politik
  • Konflik budaya →  perbedaan kebudayaan
  • Konflik pertahanan →  perebutan hegemoni
  • Konflik antarumat beragama →  dipicu dengan adanya sentimen agama


Berdasarkan Hubungan dengan Pelaku
  • Konflik di dalam diri sendiri
  • Konflik antarpribadi
  • Konflik di dalam kelompok
  • Konflik antarkelompok
  • Konflik di dalam organisasi
  • Konflik antarorganisasi


Bentuk Khusus Konflik I (Soerjono Soekanto)
  • Konflik pribadi →  disebabkan karena adanya benturan kepentingan
  • Konflik rasial →  adanya perbedaan ras
  • Konflik antarkelas sosial →  konflik antara majikan dengan buruh
  • Konflik politik →  perbedaan kepentingan politik
  • Konflik internasional  →  berpengaruh pada kedaulatan negara


Bentuk Khusus Konflik II (Lewis A. Coser)
Konflik realistis
Konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tututan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial. 
Konflik non-realistis
Konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang berlawanan, melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan.


Bentuk Khusus Konflik III (Lewis A. Coser)
  • Konflik in-group →  terjadi di dalam kelompok itu sendiri
  • Konflik out-group →  terjadi antara satu kelompok dengan kelompok lain


Bentuk Khusus Konflik IV (Ralf Dahrendorf)
  • Konflik antara peran-peran sosial
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial
  • Konflik antara kelompok teratur dan tidak teratur
  • Konflik antara satuan nasional (parpol, negara, organisasi internasional)


Bentuk Khusus Konflik V (Ursula Lehr – Sudut Pandang Konflik)
  • Konflik dengan orang tua sendiri
  • Konflik dengan anak-anak sendiri
  • Konflik dengan keluarga
  • Konflik dengan orang lain
  • Konflik dengan suami/istri
  • Konflik di sekolah
  • Konflik dalam pemilihan pekerjaan
  • Konflik agama
  • Konflik pribadi


SEBAB TERJADINYA KONFLIK SOSIAL
  • Perbedaan antarinvidu, berupa perbedaan keyakinan dan pendirian.
  • Perbedaan kebudayaan antarkelompok masyarakat.
  • Perbedaan kepentingan antarindividu atau antarkelompok.
  • Kesenjangan sosial.
  • Perubahan sosial.

DAMPAK POSITIF KONFLIK SOSIAL
  • Munculnya norma baru.
  • Meningkatnya solidaritas kelompok.
  • Meningkatnya kekuatan pribadi untuk menghadapi berbagai situasi konflik.
  • Mendorong kesadaran kelompok yang berkonflik untuk melakukan kompromi.

DAMPAK NEGATIF KONFLIK SOSIAL
  • Timbulnya perpecahan.
  • Roda perekonomian lumpuh.
  • Keresahan masyarakat meningkat.
  • Terjadinya kerusakan sarana dan prasarana umum.
  • Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa.
  • Struktur sosial dalam masyarakat rusak.

Struktur Sosial, Diferensiasi Sosial, dan Stratifikasi Sosial

STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu: kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.

CIRI-CIRI STRUKTUR SOSIAL
  • Terdapat status dan peran sosial.
  • Bersifat dinamis.
  • Berkaitan dengan kebudayaan.

FUNGSI STRUKTUR SOSIAL
Fungsi Identitas
Struktur sosial memberikan unsur penegas bagi suatu kelompok sosial. 
Fungsi Kontrol
Struktur sosial membatasi setiap perilaku anggotanya. 
Fungsi Pembelajaran (Edukatif)
Masyarakat dapat mempelajari struktur sosial masyarakat lainnya.


IDENTIFIKASI TAHAP PERKEMBANGAN STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT
(Selo Soemardjan)
Masyarakat Sederhana
  • Memiliki ikatan organisasi berdasarkan tradisi turun-temurun.
  • Memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat kuat.
  • Mengedepankan sistem gotong royong.
  • Menerapkan sistem hukum tidak tertulis.
  • Masih memiliki kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
  • Hasil produksi tidak untuk dijual, melainkan untuk dikonsumsi sendiri.

Masyarakat Madya
  • Intensitas ikatan kekeluargaan tidak seerat masyarakat sederhana.
  • Lebih terbuka dengan pengaruh perubahan sosial.
  • Menerapkan sistem hukum tertulis dan tidak tertulis.
  • Mulai membentuk lembaga formal.
  • Mulai muncul pemikiran rasionalitas meskipun tetap memercayai kekuatan gaib.
  • Mulai mengenal sistem diferensiasi dan stratifikasi sosial.

Masyarakat Modern
  • Hubungan sosial berdasarkan kepentingan pribadi.
  • Membentuk hubungan sosial yang bersifat terbuka.
  • Mengembangkan pola pikir positivis.
  • Masyarakat memiliki tingkat ilmu pengetahuan yang tinggi.
  • Memberlakukan sistem hukum formal/tertulis.
  • Membentuk stratifikasi sosial berdasarkan keahlian.

DIFERENSIASI SOSIAL
Diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis, dengan asumsi bahwa tidak ada golongan dari pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya.

Diferensiasi sosial dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu:
  • Kemajemukan sosial  meliputi ras, etnis, klan, dan agama.
  • Heterogenitas sosial  meliputi pekerjaan dan gender (jenis kelamin).

STRATIFIKASI SOSIAL (PELAPISAN SOSIAL)
Stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat. Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial. Secara garis besar, terdapat tiga macam kelas, yaitu:
  • Kelas sosial tinggi (upper class).
  • Kelas sosial menengah (middle class).
  • Kelas sosial rendah (lower class).

Proses Terbentuknya Stratifikasi Sosial
  • Terbentuk secara alami  seperti kepandaian, keturunan, dan tingkat usia.
  • Sengaja dibentuk  dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.

Dasar Penentuan Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
  • Tingkat kekayaan.
  • Tingkat kekuasaan.
  • Tingkat keturunan.
  • Tingkat pendidikan.

Sifat Hubungan Antarstrata
Tertutup
Mengarah pada sulitnya melakukan perpindahan status individu untuk naik ke lapisan atas ataupun turun ke lapisan bawah. 
Terbuka
Memberi kesempatan kepada anggota masyarakat untuk naik pada lapisan atas atau mengalami penurunan prestasi hingga masuk ke lapisan bawah. 
Campuran
Sistem ini membatasi kemungkinan perpindahan strata, tetapi membiarkan perpindahan lapisan pada bidang tertentu.


Fungsi Stratifikasi Sosial
  • Distribusi hak-hak istimewa yang objektif.
  • Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan.
  • Kriteria sistem pertentangan dan persaingan.
  • Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan.
  • Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan.
  • Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

Lembaga Sosial

PENGERTIAN
Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah sistem terpola yang menjaga kelakukan individu dan berpusat pada aktivitas-aktivitas khusus untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

SYARAT TERBENTUKNYA LEMBAGA SOSIAL (Robert M. Z. Lawang)
  • Diterima sebagian besar masyarakat tanpa ada pertentangan.
  • Dijiwai atau telah terinternalisasi oleh anggota masyarakat.
  • Memiliki sanksi yang mengikat kesatuan anggota masyarakat.


CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL
  • Memiliki simbol atau lambang.
  • Memiliki tata tertib.
  • Memiliki kekekalan.
  • Memiliki norma yang bersifat tertulis dan tidak tertulis.
  • Memiliki tujuan yang jelas.
  • Memiliki kelengkapan untuk menjalankan sistem lembaga sosial secara struktural.


FUNGSI UMUM LEMBAGA SOSIAL
  • Memberikan pedoman bertingkah laku.
  • Menjaga keutuhan dan integrasi.
  • Memberikan pedoman sistem pengendalian sosial.
  • Memenuhi seluruh aspek kebutuhan manusia.

TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL
Berdasarkan Sudut Perkembangannya
Cresice Institution
Lembaga yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Contoh: lembaga pernikahan, hak milik, dan agama. 
Enacted Institution
Lembaga yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Contoh: lembaga utang-piutang, dan lembaga pendidikan.

Berdasarkan Sudut Nilai yang Diterima Masyarakat
Basic Institution 
Lembaga sosial yang dianggap penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat.
Contoh:  keluarga, sekolah, dan negara. 
Subsidiary Institution 
Lembaga sosial yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat.
Contoh:  rekreasi.

Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat
Approved and Sanctioned Institution 
Lembaga sosial yang diterima oleh masyarakat.
Contoh:  sekolah atau perusahaan dagang. 
Unsanctioned Institution 
Lembaga yang ditolak masyarakat meskipun masyarakat tidak mampu memberantasnya.
Contoh:  sindikat kejahatan, pelacuran, dan perjudian.

 

Berdasarkan Sudut Penyebarannya

General Institution 
Lembaga yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat dunia.
Contoh:  lembaga agama. 
Restricted Institution 
Lembaga sosial yang hanya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu.
Contoh:  lembaga agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu.

 

Berdasarkan Sudut Fungsinya

Operative Institution 
Lembaga yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan.
Contoh:  lembaga ekonomi. 
Regulative Institution 
Lembaga yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan dalam masyarakat.
Contoh:  lembaga hukum dan politik seperti pengadilan dan kejaksaan.


FUNGSI MANIFES DAN LATEN BERBAGAI LEMBAGA KHUSUS DI MASYARAKAT 
Lembaga Keluarga
Fungsi manifes lembaga keluarga:
  • Fungsi afeksi (kasih sayang).
  • Fungsi proteksi (keamanan dan perlindungan).
  • Fungsi ekonomi (memenuhi kebutuhan hidup keluarga).
  • Fungsi sosialisasi (penanaman nilai sosial).
  • Fungsi kontrol sosial masyarakat (pengawasan).
  • Fungsi biologis (menjaga garis keturunan).

Fungsi laten lembaga keluarga:
  • Menjaga nama baik keluarga.
  • Menjaga harta milik keluarga.
  • Menjaga gelar yang dimilikinya.        


Lembaga Pendidikan
Fungsi manifes lembaga pendidikan:
  • Mempersiapkan manusia yang terdidik dan terampil.
  • Menyalurkan nilai-nilai sosial masyarakat.
  • Meneruskan kebudayaan bangsa.
  • Memperbaiki masa depan.
  • Sebagai media untuk melakukan penelitian.
  • Mengembangkan kreativitas masyarakat.

Fungsi laten lembaga pendidikan:
  • Mengurangi pengawasan orang tua terhadap anak.
  • Mengajarkan siswa berpikir kritis.
  • Mempertahankan sistem kelas sosial masyarakat.
  • Memperpanjang masa remaja dengan melepas beban-beban keluarga.


Lembaga Ekonomi
Fungsi manifes lembaga ekonomi:
  • Fungsi produksi →  mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi/siap pakai.
  • Fungsi distribusi →  menyalurkan barang dari produsen ke konsumen.
  • Fungsi konsumsi →  menggunakan suatu barang dan jasa sesuai kebutuhan.

Fungsi laten lembaga ekonomi:
  • Meningkatnya kegiatan ekonomi yang dilakukan tanpa kendali.
  • Menyebabkan kerusakan lingkungan.
  • Menyebabkan komersialisasi.
  • Merusak budaya tradisional dan kearifan lokal.
  • Menyebabkan timbulnya gaya hidup konsumtif, ketergantungan, dan alienasi (keterasingan) pada masyarakat.


Lembaga Agama
Fungsi manifes lembaga agama:
  • Memberikan pedoman hidup bagi para pemeluknya.
  • Mengajarkan kebenaran bagi para pemeluknya.
  • Mengajarkan kerukunan dan keseimbangan dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.
  • Meningkatkan kualitas kehidupan sosial bagi pemeluk yang taat beragama.

Fungsi laten lembaga agama:
  • Mengajarkan hidup yang harmonis.
  • Mengajarkan kerukunan antarumat beragama.
  • Menanamkan dogma bagi pemeluknya.


Lembaga Politik
Fungsi manifes lembaga politik:
  • Fungsi pemaksaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku.
  • Fungsi mengarahkan masyarakat untuk berperan aktif dalam politik.
  • Fungsi menengahi suatu pertentangan dalam masyarakat.
  • Fungsi melindungi masyarakat melalui langkah diplomasi.
  • Fungsi menyalurkan aspirasi masyarakat.
  • Fungsi mengawasi, mengatur, dan mengajak masyarakat untuk taat pada undang-undang.

Fungsi laten lembaga politik:
  • Meningkatkan jiwa patriotik.
  • Membatasi kekuasaan pemerintah.
  • Meningkatkan sikap berdemokrasi.


Lembaga Hukum
Fungsi manifes lembaga hukum:
  • Melindungi masyarakat melalui cara preventif (mencegah) dan represif (memperbaiki) demi kenyamanan hidup bersama dalam masyarakat.
  • Menegakkan dan memajukan aturan hukum.
  • Memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar hukum.
  • Memberikan teladan bagi masyarakat.
  • Sebagai alat untuk mengubah perilaku masyarakat. 

Fungsi laten lembaga hukum:
  • Menindak pelaku kriminal.
  • Mengawasi lembaga-lembaga lainnya.

Penelitian Sosial

PROSES BERPIKIR (PENALARAN)
Dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian:
Pola Pikir Deduktif
Proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang umum ke hal-hal yang khusus. 
Pola Pikir Induktif
Proses berpikir yang dimulai dari sesuatu hal yang khusus ke hal-hal yang umum atau dikenal dengan istilah generalisasi.


PENGERTIAN PENELITIAN
Ada beberapa definisi mengenai penelitian, yaitu sebagai berikut:
  • Usaha menarik kesimpulan yang dapat dipercaya kebenarannya, yang dilakukan dengan sadar dan teliti menurut prosedur ilmiah tertentu.
  • Aktivitas ilmiah yang menggunakan metode ilmiah logis dan sistematis untuk menguji satu atau beberapa hipotesis terhadap satu atau beberapa masalah di dalam dunia empiris melalui pengumpulan data.
  • Suatu proses atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
  • Suatu metode analisis situasi yang merumuskan pelbagai masalah sosial dengan maksud untuk menemukan aspek yang baru, memahami sebab musabab beserta interrelasinya, mengoreksi, mengadakan verifikasi (pengujian), dan memperluas ilmu pengetahuan.

SYARAT PENELITIAN
Sistematis
Penelitian dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai yang kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. 
Terencana
Penelitian dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelumnya sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya 
Mengikuti Konsep Ilmiah
Mulai dari awal sampai akhir kegiatan, penelitian dilakukan menurut cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip memperoleh ilmu pengetahuan.


SIKAP DAN CARA BERPIKIR SEORANG PENELITI
Skeptis
Peneliti harus menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pertanyaan. Dengan kata lain, seorang peneliti tidak boleh percaya begitu saja pada sesuatu tanpa adaa penjelasan atau bukti-bukti yang masuk akal. 
Analitis
Peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi. 
Kritis
Peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat. 
Jujur
Seorang peneliti tidak boleh mamasukkan keinginannya sendiri ke dalam data. 
Terbuka
Peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya. 
Objektif
Peneliti harus dapat memisahkan perasaan pribadi dan fakta yang ada. 
Kompeten
Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu. 
Faktual
Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang diperoleh.


TUJUAN PENELITIAN
  • Meramalkan fenomena sosial yang akan terjadi dalam masyarakat.
  • Menjelaskan suatu fenomena sosial.
  • Menemukan pengetahuan baru.
  • Menguji kebenaran yang telah ada.

           
FUNGSI PENELITIAN
  • Membantu memberikan pertimbangan kebijakan pemerintah.
  • Memberikan solusi dalam kehidupan masyarakat.
  • Sebagai cara dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.


MANFAAT PENELITIAN SECARA UMUM
  • Penjajakan →  mencari cara terbaik untuk memecahkan suatu masalah.
  • Deskriptif →  melakukan pengukuran cermat terhadap fenomena tertentu.
  • Ekspalanatori →  menjelaskan sebab-sebab keadaan sosial tertentu.
  • Evaluatif →  mengetahui seberapa jauh pencapaian suatu program.
  • Prediktif →  meramalkan kejadian atau fenomena sosial yang akan terjadi.


MANFAAT PENELITIAN BAGI PIHAK TERKAIT
Bagi Peneliti Sendiri
  • Mengembangkan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.
  • Mempertanggungjawabkan penelitian baik kepada pribadi maupun orang lain.
  • Dapat meningkatkan karier peneliti. 
Bagi Ilmuwan
  • Menambah khazanah ilmu pengetahuan.
  • Menjadi referensi penelitian relevan bagi ilmuwan lainnya. 
Bagi Pemerintah
  • Memberikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.
  • Memberikan solusi dalam memecahkan masalah sosial dalam masyarakat. 
Bagi Pelajar
  • Meningkatkan kepekaan sosial para pelajar.
  • Mengembangkan kreativitas para pelajar.
  • Berlatih untuk berpikir secara analisis.
  • Dapat mendiskusikan hasil penelitian.

PENDEKATAN DALAM PENELITIAN
Berdasarkan jenis data yang dikumpulkan, pendekatan dalam suatu penelitian dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
Pendekatan Kualitatif
Metode yang dilakukan secara mendalam dengan sumber data berupa kata-kata lisan atau tertulis. Adapun ciri-ciri penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:
  • Realitas dibentuk secara sosial, jamak, dan merupakan keutuhan.
  • Emik (mementingkan pemahaman dari dalam).
  • Kontekstual dan memahami dari sudut pandang subjek penelitian.
  • Berakhir dengan hipotesis (induktif).
  • Penelitian sebagai instrumen utama.   
Pendekatan Kuantitatif
Metode yang dilakukan untuk meneliti fakta yang dapat diukur dengan angka, sehingga penarikan kesimpulan dapat menggunakan skala, indeks, tabel, ataupun yang berhubungan dengan ilmu matematika (statistik). Adapun ciri-ciri penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah sebagai berikut:
  • Fakta sosial dibentuk secara objektif.
  • Etik (mementingkan pandangan orang lain).
  • Melakukan generalisasi, meramalkan, dan menerangkan sebab akibat.
  • Memulai dengan teori dan hipotesis (deduktif).
  • Menggunakan instrumen formal.

JENIS-JENIS PENELITIAN
Berdasarkan Tujuannya
Penelitian Dasar (Basic Research)
Kegiatan penelitian yang diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata di dalam kehidupan atau dimaksudkan untuk menemukan sesuatu yang lebih baik.  
Penelitian Terapan (Applied Research)
Kegiatan penelitian yang dilaksanakan dalam rangka mengatasi masalah nyata di dalam kehidupan dan mencobanya untuk diperoleh pemecahan secara praktis. 
Berdasarkan Metodenya
Penelitian Historis
Penelitian yang berusaha mengkaji peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau.  
Penelitian Survei
Penelitian yang bertujuan memperoleh informasi yang sama atau sejenisnya dari berbagai kelompok atau orang dengan cara penyebaran angket atau wawancara secara pribadi.  
Penelitian Eksperimen
Penelitian yang memanipulasi (mengatur, merekayasa) atau mengontrol situasi alamiah menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian.  
Penelitian Observasi
Penelitian yang bertujuan memperoleh informasi secara langsung dari tingkah laku orang yang diamati. 
Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya
Penelitian Laboratorium
Kegiatan penelitian yang data serta pemecahannya diperoleh dengan kerja laboratorium.  
Penelitian Lapangan
Kegiatan penelitian yang dilakukan di lapangan atau langsung bertemu dengan objek penelitian dalam kondisi yang realistis.  
Penelitian Kepustakaan
Kegiatan penelitian di mana data yang dibutuhkan dikumpulkan dengan mengandalkan berbagai macam literatur yang terdapat di perpustakaan. 
Berdasarkan Kegunaannya
Penelitian Eksplorasi
Penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya.  
Penelitian Development 
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan, memperluas, dan menggali teori.  
Penelitian Verifikatif
Penelitian yang bertujuan untuk menguji teori atau penelitian sebelumnya. 
Jenis-jenis Penelitian Lainnya
Penelitian Deskriptif
Penelitian yang bertujuan memberikan gambaran mengenai fenomena tertentu.  
Penelitian Eksplanatif
Penelitian yang bertujuan menerangkan hubungan sebab akibat.  
Penelitian Fenomenologi
Penelitian yang berusaha menjelaskan suatu fenomena/kejadian dalam masyarakat berdasarkan hasil pemikiran pelakunya (objek penelitiannya).  
Penelitian Studi Kasus
Penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan latar belakang terjadinya studi kasus sosial dalam masyarakat.  
Penelitian Komparatif
Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan dua variabel atau lebih yang muncul karena adanya variabel bebas.  
Penelitian Korelasional
Penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana dampak variasi-variasi lain dalam satu faktor atau lebih.


RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah pokok-pokok perencanaan dari seluruh kegiatan penelitian yang tertuang dalam satu kesatuan naskah. Naskah rancangan penelitian biasanya dibuat secara ringkas, jelas, dan utuh. Rancangan penelitian sangat berguna bagi peneliti agar penelitiannya dapat berjalan secara benar, lancar dengan hasil yang baik.

Langkah-langkah dalam pembuatan rancangan penelitian adalah sebagai berikut:
  • Menentukan masalah yang akan diteliti.
  • Mencari informasi yang diperlukan agar masalah menjadi jelas (studi pendahuluan).
  • Merumuskan suatu masalah.
  • Merumuskan anggapan dasar atau hipotesis.
  • Memilih pendekatan penelitian, yaitu kualitatif atau kuantitatif.
  • Menentukan variabel dan sumber data.


Adapun dalam penyusunan rancangan penelitian, maka setidaknya memuat komponen-komponen sebagai berikut:
Judul Penelitian
Identitas penting dalam penulisan penelitian karena memuat jenis hubungan antarvariabel, lokasi, dan mencerminkan permasalahan secara jelas.  
Latar Belakang Masalah
Uraian secara singkat latar belakang apa yang menjadikan masalah tertentu diteliti.  
Identifikasi Masalah
Pemaparan berbagai kemungkinan masalah yang teridentifikasi dari permasalahan penelitian.  
Pembatasan Masalah
Penetapan lingkup permasalahan dari berbagai masalah yang telah teridentifikasi.  
Rumusan Masalah
Masalah pokok yang menjadi pusat perhatian dalam bentuk pertanyaan yang jawabannya akan diuji melalui pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan.  
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penjelasan mengenai pertanyaan atau masalah pokok yang diajukan dan kegunaan serta manfaat yang mendasari argumentasi tentang pentingnya kegiatan penelitian dilakukan.  
Metodologi Penelitian
Uraian secara garis besar metode dan prosedur yang digunakan dalam penelitian.  
Populasi dan Sampel
Penetapan objek penelitian dan penarikan perwakilan objek penelitian yang akan diteliti.  
Hipotesis
Dugaan sementara sebagai dasar penelitian yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan dengan variabel-variabel penelitian dan saling hubungannya serta objek yang dituju dalam penelitian.  
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Pemaparan waktu pelaksanaan penelitian yang dirinci secara lengkap.  
Anggaran Penelitian
Pemaparan besar anggaran yang dibutuhkan peneliti dalam melakukan penelitian untuk menjaring sponsor yang nantinya akan membantu membiayai penelitian yang akan dibuat.  
Organisasi dan Personalia
Pemaparan siapa saja yang akan terlibat dan peranan dari masing-masing anggota jika penelitian ini dilaksanakan secara berkelompok.


PENENTUAN TOPIK DAN JUDUL PENELITIAN
Topik merupakan suatu pokok permasalahan dalam suatu penelitian atau sebagai tema pokok dari permasalahan. Syarat penentuan suatu topik penelitian adalah sebagai berikut:
  • Topik terjangkau oleh peneliti.
  • Topik dipandang penting dan cukup menarik untuk diteliti.
  • Topik harus memiliki kegunaan praktis.
  • Data cukup tersedia.

Setelah topik berhasil ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah menetapkan judul penelitian. Judul penelitian harus ditulis secara singkat, padat, dan jelas. Judul juga harus memuat jenis hubungan antarvariabel, lokasi, dan mencerminkan permasalahan secara jelas. Judul merupakan identitas penting dalam penulisan penelitian.

PENENTUAN MASALAH PENELITIAN
Dalam menentukan masalah dalam penelitian, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Kriteria Masalah yang Layak Diteliti
  • Memiliki kebermaknaan yang tinggi, baik untuk kepentingan teoretis maupun praktis.
  • Cukup tersedia data.
  • Cukup tersedia sumber-sumber data.
  • Terdapat instrumen untuk pengukuran data.
  • Cukup tersedia dana untuk penelitian.
  • Sesuai dengan kemampuan peneliti (terjangkau atau tidak oleh peneliti).
  • Masalahnya menarik atau tidak bagi peneliti.
Sumber Masalah Penelitian
  • Referensi berupa laporan hasil penelitian.
  • Pengalaman peneliti di lapangan.
  • Hasil pengamatan atau wawancara.
  • Hasil dari pemikiran peneliti.
Cara Merumuskan Masalah
  • Rumuskan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan.
  • Rumusan permasalahan mengungkapkan variabel penelitian.
  • Mengungkapkan jenis hubungan data antarvariabel dalam penelitian.
  • Mengungkapkan objek atau populasi penelitian.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi adalah keseluruhan orang atau kelompok yang akan dijadikan sampel. Sampel akan dipilih secara khusus dengan kriteria tertentu untuk dijadikan sumber atau objek penelitian. Sampel yang dipilih harus mampu mewakili keseluruhan populasi. Berikut ini adalah beberapa teknik penentuan sampel penelitian:
Sampel Acak (Random Sampling)
Teknik pengambilan sampel yang setiap anggota populasinya memiliki kesempatan sama untuk menjadi anggota sampel.  
Sampel Berstrata (Stratified Sampling)
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada sampel apabila terdiri atas beberapa tingkat.  
Sampel Rumpun (Cluster Sampling)
Teknik pengambilan sampel secara acak dengan perbedaan bahwa setiap unit sampelnya adalah kumpulan dari unsur-unsur.  
Sampel Proporsional (Proportional Sampling)
Teknik pengambilan sampel dari tiap-tiap subpopulasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi.  
Sampel Area (Area Probability Sampling)
Teknik pengambilan sampel berdasarkan pembagian area.  
Sampel Insidental (Incidental Sampling)
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan saja.  
Sampel Kuota (Quota Sampling)
Teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan, tanpa menghiraukan dari masa asalnya.  
Sampel Bertujuan (Purposive Sampling)
Teknik pengambilan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, sehingga hanya cocok digunakan dalam metode penelitian kualitatif.  
Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
Teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.


DATA
Data adalah bahan keterangan berupa himpunan fakta, angka, huruf, grafik, tabel, lambang, objek, kondisi, dan situasi yang menjadi bahan baku suatu informasi.

Syarat-syarat data adalah sebagai berikut:
  • Data harus objektif atau sesuai dengan kenyataan.
  • Data harus dapat mewakili (representatif).
  • Data harus mendekati kebenaran.
  • Data harus up to date.
  • Data harus ada hubungannya dengan persoalan yang dipecahkan.


Kegunaan data adalah sebagai berikut:
  • Mengetahui dan memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang ada di masyarakat.
  • Membuat keputusan atau memecahkan persoalan.


Jenis-jenis data:
Berdasarkan Cara Memperolehnya
Data Primer
Data yang didapat langsung dari lapangan atau laboratorium, dikumpulkan, dan diolah oleh organisasi atau perseorangan.  
Data Sekunder
Data yang diperoleh suatu organisasi atau perseorangan dari pihak lain. 
Berdasarkan Sifatnya
  • Data Kualitatif →  tidak berbentuk angka.
  • Data Kuantitatif →  berbentuk angka. 
Berdasarkan Sumbernya
Data Internal
Data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi atau negara.  
Data Eksternal
Data yang menggambarkan sesuatu di luar organisasi atau negara.


Sedangkan jenis-jenis hubungan antardata adalah sebagai berikut:
  • Hubungan Simetris
  • Hubungan Asimetris
  • Hubungan Timbal Balik (Resiprokal)


HIPOTESIS
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan kembali kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Kegunaan hipotesis adalah memberikan batasan masalah, memprediksi kondisi, memfokuskan data, serta menjadi panduan dalam menguji penelitian. Hipotesis dapat dibedakan sebagai berikut:
Hipotesis Nol (Ho)
Apabila satu  atau lebih variabel tidak mempengaruhi variabel lainnya.  
Hipotesis Kerja (Ha)
Apabila satu atau lebih variabel yang menunjukkan pengaruh atau bhungan pada variabel lainnya.


TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Studi Kepustakaan 
Studi kepustakaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, naskah, kisah sejarah, dokumen, dan termasuk juga rekaman berita dari radio, televisi, dan media elektronik lainnya.  
Kelebihan metode studi kepustakaan:
  • Lebih praktis.
  • Lebih murah.   
Kelemahan metode studi kepustakaan:
  • Informasi yang ada mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan penelitian karena dikumpulkan orang lain.
  • Sulit menilai akurasi informasi.
  • Informasi sudah usang dan tidak relevan dengan situasi saat ini.  
Angket (Kuesioner) 
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi dari responden.  
Jenis-jenis angket:
Angket Tertutup
Angket yang berisi pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannya sehingga responden dapat memilih jawaban yang diinginkan.  
Angket Terbuka
Angket yang berisi pertanyaan yang jawabannya belum ditentukan, sehingga dapat memberikan keleluasaan responden untuk mengisi jawabannya.  
Angket Semiterbuka
Angket yang berisi pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannya, namun responden masih diberikan kebebasan untuk mencari jawaban alternatif apabila jawaban yang sudah disediakan tidak atau kurang cocok.  
Angket Kombinasi
Angket yang berisi pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawabannya, kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.  
Kelebihan metode angket:
  • Dapat dibagikan secara serentak.
  • Peneliti tidak perlu hadir karena dapat dikirim atau melalui perantara lainnya.
  • Dapat dibuat anonim (tidak disebutkan identitasnya).
  • Dapat dijawab pada waktu senggang.  
Kelemahan metode angket:
  • Validitas jawaban sulit diketahui.
  • Angket seringkali tidak kembali.
  • Tidak dapat diketahui kejujurannya.
  • Rawan bagi responden yang tidak teliti.
  • Tidak dapat dijangkau bagi responden yang buta aksara.  
Observasi 
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian di lapangan. Suatu observasi dikatakan ilmiah apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
  • Dilakukan secara cermat.
  • Dilakukan secara tepat.
  • Dilakukan secara sistematis.
  • Data yang terkumpul dicatat atau direkam.
  • Dilakukan secara objektif.
  • Dilakukan oleh para pengamat yang terlatih.
  • Dilakukan dalam kondisi yang terkendali.  
Jenis-jenis observasi:
  • Observasi partisipasi aktif → bergabung secara langsung.
  • Observasi partisipasi pasif → mengamati dari kejauhan.  
Kelebihan metode observasi:
  • Dapat melihat langsung kegiatan informan.
  • Mendapat informasi tambahan.
  • Mengetahui fakta yang terjadi di lapangan.
  • Memanfaatkan waktu luang.  
Kelemahan metode observasi:
  • Menghabiskan waktu dan tenaga.
  • Informan menjadi tidak leluasa.
  • Adanya gangguan yang tidak terduga.  
Wawancara 
Wawancara adalah teknik pengumpulan data secara langsung antara peneliti dan informan yang dilakukan melalui percakapan.  
Macam-macam pedoman wawancara:
Wawancara Tidak Terstruktur
Pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis besar wawancara.  
Wawancara Terstruktur
Pedoman wawancara yang disusun secara terperinci, seperti halnya kuesioner.  
Jenis-jenis wawancara:
  • Wawancara bebas →  tanpa menggunakan acuan pertanyaan.
  • Wawancara terpimpin →  menggunakan acuan pertanyaan.
  • Wawancara bebas terpimpin →  kombinasi wawancara bebas dan terpimpin.  
Kelebihan metode wawancara:
  • Informasi diperoleh secara lebih mendalam.
  • Dapat dilakukan pada semua golongan masyarakat.
  • Peneliti dapat mengembangkan pertanyaan.
  • Peneliti dapat menemukan hal-hal khusus dari informan.  
Kelemahan metode wawancara:
  • Sangat bergantung pada kepekaan peneliti.
  • Membutuhkan banyak waktu.
  • Interpretasi dapat dipengaruhi oleh informan.

TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Pengolahan Data Kualitatif
Reduksi Data
Pengubah rekaman data ke dalam pola, fokus, kategori, atau pokok permasalahan tertentu.  
Penyajian Data
Proses menampilkan data dengan cara memasukkan data ke dalam sejumlah matriks yang diinginkan.  
Verifikasi
Mencari kesimpulan atas data yang direduksi dan disajikan tadi.  
Pengolahan Data Kuantitatif
Penyuntingan Data (Editing)
Kegiatan meneliti atau memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan.  
Pengodean Data (Coding)
Usaha mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya yang bertujuan untuk menyederhanakan jawaban responden sehingga mudah diolah.  
Pengorganisasian Data
Pengorganisasian data dilakukan dengan memasukkan data-data yang sudah diberi kode ke dalam tabulasi data, baik tabulasi tunggal maupun tabulasi silang, sehingga data dari lapangan akan tampak lebih sederhana, ringkas, dan mudah dipahami.


INTERPRETASI DATA HASIL PENELITIAN
Interpretasi merupakan upaya untuk menjelaskan hasil dari suatu penelitian sosial. Interpretasi berupa penjelasan analisis dari data yang telah diperoleh dan diolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interpretasi data hasil penelitian:
  • Perlu mencermati data-data yang telah tersaji dengan saksama dan teliti.
  • Interpretasi harus sesuai dengan hasil analisis data.
  • Interpretasi harus dalam batas kerangka penelitian.
  • Interpretasi dijelaskan dalam kalimat singkat, padat, dan jelas.


LAPORAN HASIL PENELITIAHN
Laporan adalah uraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses penelitian dan disusun secara sistematis. Laporan dapat berbentuk naskah akademik formal atau naskah akademik tidak formal. Naskah formal berupa laporan tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi. Sebaliknya, naskah yang tidak formal bisa berbentuk makalah dan paper.

Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan laporan penelitian:
  • Laporan penelitian ditulis menggunakan bahasa yang sederhana dengan tata bahasa yang benar.
  • Dalam laporan penelitian, perlu dihindari kata-kata yang bermakna sama (bersinonim) secara berulang-ulang.
  • Dalam laporan penelitian, perlu dihindari bahasa klise yang kurang bermakna.
  • Arah dan tujuan penulisan laporan penelitian sesuai dengan maksud penelitian yang dilakukan.


Selain prinsip tersebut, perlu diperhatikan pula ciri-ciri pembuatan laporan penelitian yang baik:
Objektif
Peneliti harus mengungkapkan apa adanya, tidak mengada-ada.  
Sistematis
Penulisan laporan ditampilkan menurut alur pemahaman yang runtut dan berkesinambungan.  
Jelas
Segala informasi yang dituliskan dalam laporan penelitian dapat mengungkapkan sesuatu secara jernih.  
Terbuka
Penulisan laporan penelitian harus menerima pembaharuan apabila ada pendapat baru yang lebih baik dan kebenarannya dapat diuji.  
Logis
Dalam pembuatan laporan penelitian, keterangan yang diungkapkan harus memiliki argumentasi yang dapat diterima akal sehat, runtut, dan nalar.


Garis besar isi laporan penelitian:
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Pendahuluan.
  • Isi.
  • Kesimpulan dan saran.
  • Daftar pustaka.
  • Lampiran dan indeks (jika ada).