Modal Menjadi Wartawan

MENJUNJUNG KEBENARAN
Wartawan, sebagai ujung tombak media massa, harus mengumpulkan bahan tulisan berdasarkan fakta yang benar. Bukan hasil rekayasa atau selera sendiri. Kadangkala, kebenaran antara satu pihak dengan pihak lain berbeda. Pertumbuhan media yang pesat menyimpulkan persaingan ketat di antara pekerja pers. Tiap media bersaing untuk menjadi yang terdepan dengan cara menghalalkan segala cara. Wartawan mengabaikan kejujuran demi mengejar sensasi.

RASA INGIN TAHU YANG KUAT
Sebuah berita terlahir dari rasa ingin tahu. Wartawan harus memiliki rasa ingin tahu yang besar seperti balita. Balita biasanya mengajukan berbagai pertanyaan dan mengamati lingkungan dengan seksama. Mereka lapar akan pengetahuan. Rasa ingin tahu yang kuat mengantar wartawan pada informasi menarik. Bila modal ini tidak dimiliki, niscaya berita yang menarik sulit dituai. Meski berbekal informasi sepotong, wartawan dapat menelusuri berbagai sumber sehingga berita tersebut menjadi menarik.

SKEPTIS
Skeptis sama artinya dengan kurang percaya/ragu-ragu. Menurut Luwi Iswara, skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Informasi perlu dicek kebenarannya karena bisa saja narasumber memiliki maksud tertentu sehingga tidak sesuai dengan faktanya. Skeptis berbeda dengan sinis. Sinis menurut Luwi Iswara, adalah sebuah sikap ketidakpercayaan.

KEBERANIAN
Dunia jurnalistik bukan seperti ruang kelas, duduk manis, narasumber berbicara, mencatat lalu menjadi sebuah tulisan. Bukan seperti itu, Pernak-pernik mencari berita banyak sekali wujudnya. Keberanian menghadapi risiko adalah kewajiban bagi seorang wartawan untuk meliput di medan-medan yang keras seperti tawuran, perang, demonstrasi atau kerusuhan di wilayah-wilayah konflik. Keberanian tentu tetap harus disertai dengan perhitungan.

INDEPENDEN
Seorang wartawan harus memiliki sikap independen, bebas atau tidak berpihak. Wartawan adalah wakil masyarakat atau pembacanya, bukan wakil narasumber. Kedekatan seorang wartawan terhadap narasumbernya akan memberi pengaruh di dalam laporannya.

KREATIF
Seringkali kita melihat keseragaman dalam sajian di media massa. Satu media dengan media lain menyajikan informasi yang sama. Hal ini disebabkan karena kurangnya kreativitas yang dimiliki oleh seorang wartawan. Kreativitas sangat diperlukan untuk menuliskan berita.

GAUL
Dengan bergaul, seorang wartawan mendapatkan informasi baru dan penting. Seorang wartawan dapat pula mendekati sumber informasi yang eksklusif. Pergaulan seorang wartawan terbentang luas, tak hanya satu golongan atau kelompok tertentu saja.

ULET
Seorang wartawan dalam menjalankan tugasnya dapat saja menyamar untuk mendekati narasumber. Penyamaran yang baik akan menghasilkan kedalaman sebuah informasi. Wartawan harus ulet, tidak mudah putus asa, dan terus berusaha untuk mencapai tujuan. Keuletan menjadi modal penting juga untuk bekerja secara profesional menjadi penggali berita.

TELITI
Kepercayaan masyarakat dapat dibangun bila wartawan teliti menyajikan informasi yang disampaikan. Ketelitian dibangun dari hal-hal kecil, seperti nama narasumber, nama tempat, tanggal, usia, kata-kata dalam bahasa asing, dll. Ketelitian dalam menulis jangan diabaikan pula.

BANYAK MEMBACA
Dunia tidak pernah tidur, terus bergerak. Adalah kata kunci lain yang tidak dapat dikesampingkan kalau mau menjadi wartawan. Seandainya kepala sang jurnalistik itu kosong, bagaimana mungkin dapat memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat. Di sinilah pentingnya membaca. Jangan pernah berhenti membaca! Dengan membaca, seorang wartawan dapat menambah pengetahuan dan mengikuti perkembangan yang ada.