Gunung Api

Gunung api adalah bentuk benjolan dengan ketinggian 400 meter ke atas dan masih aktif. Di dalam kulit bumi di bawah gunung api terdapat rongga besar dengan dinding yang tidak beraturan disebut dapur magma, sedangkan yang dimaksud dengan magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam bumi dengan suhu lebih dari 1000 derajat celcius.

Kepulauan Indonesia dilewati oleh dua rangkaian pegunungan, yaitu rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik dan rangkaian Pegunungan Mediterania. Sirkum Pasifik terdiri atas pegunungan Indonesia Timur (Papua dan Halmahera) dan pegunungan Indonesia Utara (Kalimantan dan Sulawesi). Sirkum Mediterania terdiri atas pulau Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Flores, Solor, Alor, Wetar dan Saparua.

Persebaran gunung api di Indonesia yang aktif jumlahnya sekitar 129 buah, dari jumlah tersebut yang sering meletus kurang lebih 70 buah. Deretan pegunungan api di Indonesia dibagi menjadi lima bagian sebagai berikut:
Deretan Pegunungan Sunda 
(Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku Selatan, Banda).

Deretan Pegunungan Sahul dan Sirkum Australia  
(Australia, ujung timur Papua, Jayawijaya).

Deretan Pegunungan Sangihe  
(Kepulauan Sangihe, Minahasa, Teluk Gorontalo, Sulawesi Selatan).

Deretan Pegunungan Halmahera 
(Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor, Halmahera, Ternate, Tidore hingga kepala burung).

Deretan Pegunungan Kalimantan 
(Pulau Palawan Filipina, Sabah dan Serawak, Kalimantan).

Bentuk gunung apa ada tiga macam:
Gunung Api Perisai
Gunung api yang berbentuk perisai atau tameng. Material yang dikeluarkan berupa lava yang sangat cair. Contoh: Gunung Manoa Loa di Hawaii.

Gunung Api Strato
Gunung api yang berbentuk kerucut. Hampir semua gunung api di Indonesia memiliki bentuk seperti ini.

Gunung Api Maar
Gunung api yang letusannya sangat kuat sehingga menimbulkan lubang kepundan berbentuk corong. Contoh: Kota Bandung, Danau Toba.

Jenis letusan atau erupsi dari gunung api:
Erupsi Linear
Lava keluar dari dalam bumi melalui celah dan rekahan di bumi. 
Erupsi Sentral
Lava keluar melalui terusan kepundan sentral atau diatrema. Ada tiga macam erupsi sentral:
Erupsi Efusif
Magma keluar secara lambat. 
Erupsi Ekplosif
Letusan gunung api yang sangat hebat dan biasanya menghasilkan bahan-bahan lepas. 
Erupsi Campuran
Gunung api yang mengeluarkan lava dan bahan lepas secara bergantian.

Pada saat gunung api meletus, material yang dikeluarkan ada tiga jenis:
Berupa Cairan (Lava)

Berupa Bahan Padat/Lepas (Eflata/Piroklastika)
Rempah-rempah gunung api yang berupa batu-batu besar (bom), batu-batu kecil (lapili), pasir, kerikil dan debu/abu vulkanis.

Berupa Gas (Ekshalasi)
Gas yang berasal dari gunung api. Gas ini merupakan pendorong dari erupsi gunung api. Gas tersebut adalah klorida, asam sulfida, asam sulfat, karbon dioksida, uap air, sulfida, dan nitrogen. Sedangkan gas yang berbentuk senyawa antara lain klorida, belerang dan salmiak. Selain itu, terdapat uap air yang berasal dari gunung api yang disebut Juvenil.

Gejala post-vulkanik terjadi pada daerah gunung api yang sudah tidak aktif. Gejala tersebut antara lain:
  • Sumber gas asam arang yang disebut mofet.
  • Solfatar (sumber gas belerang).
  • Fumarol (sumber gas uap air).
  • Sumber air panas.
  • Sumber air mineral.
  • Geyser (pancaran air panas yang berlangsung secara periodik).

Dampak yang ditimbulkan akibat letusan gunung berapi:
Dampak Positif:
  • Dapat menyuburkan tanah.
  • Adanya material industri yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
  • Ditemukan barang tambang.
  • Terjadinya hujan orografis.
  • Arealnya dapat dimanfaatkan untuk kehutanan, perkebunan dan pariwisata. 

Dampak Negatif:
  • Lava dapat menghanguskan apa saja yang dilalui.
  • Awan panas dan lahar panas dapat menghanguskan semua yang dilewatinya.
  • Lahar dingin akan menghancurkan dan merusak rumah, jembatan, makhluk hidup, dll.
  • Dapat membentuk daerah bayangan hujan.
  • Dapat menimbulkan tsunami jika terjadi di laut.

Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia

PERUBAHAN FISIKA
Perubahan fisika adalah perubahan materi atau zat di mana hasil perubahannya tidak menghasilkan sifat baru (zat baru). Contoh: air menjadi es kemudian es menjadi air. Pada peristiwa tersebut air hanya mengalami perubahan wujud dan tidak terbentuk zat baru. Perubahan fisika dinamakan proses fisika. Contoh penerapan perubahan fisika:
Lilin Meleleh
Lilin yang dipanaskan akan meleleh menjadi lilin cair. Namun, jika panas tersebut dijauhkan, maka lilin cair tersebut akan padat kembali. Lilin tersebut hanya berubah bentuknya, sedangkan sifat zatnya tetap sama. 
Air Menguap
Air akan menguap jika mendapat penambahan energi panas. Misalnya, air dipanaskan di atas kompor atau air diletakkan di bawah terik sinar matahari. Uap air akan menjadi air kembali dengan cara mengembun. Jika energi panas telah dijauhkan, maka uap air yang menjadi dingin akan mengalami pengembunan menjadi air kembali. Air dan uap air tersebut hanya berubah bentuknya, sedangkan sifat-sifat zatnya tetap sama.
Terbentuknya Hujan
Proses terbentuknya hujan termasuk perubahan fisika. Terbentuknya hujan di bumi ini melalui proses kondensasi. Proses kondensasi adalah suatu proses perubahan uap air menjadi cair pada suhu udara di bawah titik embun. Dalam proses kondensasi ini hanya terjadi perubahan wujud dari benda gas menjadi benda cair tanpa menghasilkan benda dengan sifat yang baru. Air hujan yang jatuh tersebut setelah mengalami proses perubahan wujud dari uap air menjadi tetes air.
Kapur Barus Menghilang
Kapur barus yang digunakan untuk pewangi pakaian juga dikenal dengan nama kamper. Kamper yang ditaruh di bawah pakaian, semakin lama semakin mengecil dan akhirnya hilang sama sekali. Kamper mengalami proses menyublim, yaitu perubahan wujud zat dari zat padat menjadi zat gas. Perubahan kamper tersebut tidak menghasilkan zat atau benda baru dengan sifat baru kecuali kamper itu sendiri.
Kaca Jendela Memuai
Pada siang hari, kaca jendela akan mengalami pemuaian. Hal ini disebabkan oleh panas sinar matahari yang mengenai kaca jendela secara langsung. Oleh karena itu, rangka jendela diberi celah dengan maksud jika kaca memuai maka tidak akan pecah. Sebaliknya, pada malam hari, udara dingin, maka kaca jendela akan mengalami penyusutan. Proses pemuaian dan penyusutan kaca jendela termasuk perubahan fisika. Sebab yang berubah hanya ukurannya saja, tidak menghasilkan benda baru dengan sifat yang baru.

PERUBAHAN KIMIA
Perubahan kimia adalah perubahan materi atau zat yang menghasilkan zat baru dengan sifat-sifat baru dan berbeda dengan sifat sebelumnya dikenai energi. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Contoh: kayu yang dibakar. Pada peristiwa tersebut, sifat arang sangat berbeda dengan sifat kayu, dengan cara apapun arang tidak mungkin diubah kembali menjadi kayu.

Asam, Basa, dan Garam

ASAM
Kata asam berasal dari Bahasa Latin, acidus yang berarti masam. Zat bersifat asam ada banyak di sekitar kita, seperti rasa asam pada jeruk ditimbulkan oleh asam sitrat, rasa asam pada acar ditimbulkan dari asam cuka, rasa asam segar pada minuman ringan ditimbulkan oleh asam karbonat, dalam lambung kita terdapat asam klorida, pada abdomen semut terdapat asam formiat, dan sebagainya. Meskipun asam berarti masam, tetapi kita tidak boleh sembarangan mencicipi zat yang bersifat asam sebelum kita mengenalinya dengan baik tentang zat asam tersebut.

Asam dibagi menjadi dua kelompok, yaitu asam lemah dan asam kuat. Asam lemah kebanyakan terdapat pada makanan, minuman tingan dan buah-buahan. Sedangkan asam kuat tidak demikian, karena lebih berbahaya dan beracun jika dicicipi dan bersifat korosif (merusak) bila mengenai anggota tubuh atau benda yang lain. Asam lemah disebut juga asam organik karena diperoleh dari tumbuhan atau hewan. Sedangkan asam kuat disebut juga asam mineral karena dibuat dari zat-zat mineral. Contoh asam kuat adalah asam sulfat, asam nitrat dan asam klorida.

Sifat asam:
  • Rasanya masam.
  • Dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
  • Dapat menghantarkan arus listrik.
  • Melepaskan ion hidrogen jika dilarutkan dalam air.
  • Bersifat korosif (merusak).

BASA
Basa yang larut dalam air disebut juga alkali. Banyak zat di sekitar kita yang mempunyai sifat basa, terutama produk bahan pembersih seperti sabun, pembersih lantai, pasta gigi dan pembersih oven. Zat yang bersifat basa ini juga dapat digunakan untuk obat maag. Obat maag mengandung basa magnesium hidroksida yang berfungsi menetralkan asam lambung yang berlebihan. Dalam bidang pertanian pun zat yang bersifat basa dapat ditemukan, misalnya amonia digunakan pada pembuatan pupuk, kalsium hidroksida dapat menetralkan tanah atau memberi kondisi tertentu pada tanah pertanian. Basa ada yang lemah dan ada yang kuat. Contoh basa lemah adalah amonia dan contoh basa kuat adalah natrium hidroksida dan kalium hidroksida.

Sifat basa:
  • Berasa pahit.
  • Terasa licin di tangan.
  • Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
  • Dapat menghantarkan arus listrik.
  • Melepaskan ion hidroksil jika dilarutkan dalam air.

GARAM
Garam adalah zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa. Salah satu contohnya adalah garam dapur. Meskipun garam dapur berasa asin tetapi bukan berarti semua zat yang termasuk garam berarti asin pula. Reaksi asam dengan basa disebut reaksi netralisasi. Hasil reaksi tersebut antara lain garam dan air.

Sifat garam:
  • Dapat menghantarkan arus listrik.
  • Tidak mengubah warna indikator kertas lakmus biru, maupun merah.