Partisipasi Masyarakat dalam Kebijakan Publik di Daerah

Kata partisipasi berasal dari Bahasa Latin, pars dan capere. Pars = bagian, capere = mengambil. Berpartisipasi berarti mengambil bagian. Menurut KBBI, partisipasi diartikan sebagai turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Demikianlah, partisipasi adalah tindakan seseorang/sekelompok orang untuk ambil bagian atau turut berperan serta dalam suatu kegiatan.

Partisipasi masyarakat dapat diartikan sebagai keikutsertaan masyarakat dalam suatu kegiatan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah partisipasi politik masyarakat, yaitu keikutsertaan warga masyarakat biasa (yang tidak mempunyai kewenangan dalam pemerintahan) dalam memengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik berdasarkan kesadaran sendiri. Partisipasi seseorang bergantung pada tingkat kesadaran terhadap hak dan kewajiban sebagai warga negara (kesadaran politik) dan tingkat kepercayaan kepada pemerintah.

Berdasarkan kedua hal tersebut, Jeffry M. Paige (1971) membedakan tipe partisipasi masyarakat ke dalam empat macam, yaitu:
Partisipasi Aktif
Kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap (responsif) terhadap berbagai tahapan kebijakan pemerintah.

Partisipasi Militan-Radikal
Kegiatan warga negara yang senantiasa menampilkan perilaku tanggap (responsif) terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Namun berbeda dari partisipasi aktif, yang cenderung mengutamakan cara-cara konvensional, partisipasi ini cenderung mengutamakan cara-cara non konvensional. termasuk di dalamnya cara-cara kekerasan.

Partisipasi Pasif
Kegiatan warga negara yang menerima/menaati begitu saja segala kebijakan pemerintah. Jadi, partisipasi pasif cenderung tidak mempersoalkan apapun kebijakan politik yang dibuat pemerintah.

Partisipasi Apatis
Kegiatan warga negara yang tidak mau tahu dengan apapun kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah. Umumnya, warga masyarakat bertindak demikian karena merasa kecewa dengan pemerintah dan sistem politik yang ada.

Kebijakan Publik di Daerah

Kebijakan publik adalah program pemerintah untuk mencapai tujuan masyarakat atau mewujudkan kebaikan bersama. Kebijakan publik demokrasi adalah kebijakan publik yang dibuat dengan melibatkan masyarakat dalam seluruh tahap pembuatan kebijakan. Perumusan kebijakan publik ialah proses yang dilalui dalam penyusunan kebijakan publik. Perumusan kebijakan publik ada empat tahap, yaitu:
Penyusunan Agenda
Tahap ini merupakan upaya memasyarakatkan suatu agenda agar memperoleh perhatian khalayak. Penyusunan agenda ini bisa berasal dari masyarakat, bisa pula berasal dari pemerintah. Bila berasal dari masyarakat, maka hal itu dilakukan agar dikenal oleh kelompok masyarakat lain dan pemerintah. Bila berasal dari pemerintah, maka hal itu dilakukan agar memperoleh perhatian berbagai kelompok masyarakat. Tujuan penyusunan agenda adalah untuk mendapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Tahapan ini disebut tahap politisasi.

Perumusan Program
Tahap ini merupakan upaya menyeleksi berbagai agenda, membahasnya, memilih dan menyusunnya dalam bentuk program spesifik (detil) yang konkret. Tahap ini umumnya cukup memakan waktu. Di dalamnya menyangkut berbagai kegiatan, seperti mengumpulkan informasi yang lengkap dan akurat, menyusun berbagai alternatif kebijakan, menggalang dukungan berbagai kekuatan politik yang ada, membahas berbagai alternatif melalui diskusi, perdebatan dan proses tawar menawar, serta memutuskannya.

Pelaksanaan Program
Tahap ini merupakan upaya pelaksanaan program yang sudah diputuskan. Di dalamnya, mencakup berbagai kegiatan, seperti menyiapkan sumber daya dan sumber dana, menjabarkan program ke dalam kegiatan konkret, menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, mengorganisasikan berbagai kegiatan, mengatasi berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan program.

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program
Tahap ini merupakan upaya untuk menjaga agar dapat terlaksana dengan baik. Monitoring dimaksudkan untuk secepat mungkin memperbaiki setiap kekeliruan yang terjadi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dampak, tingkat keberhasilan/kegagalan dan sebab-sebab keberhasilan/kegagalan tersebut. Evaluasi dimaksudkan sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan berikutnya.

Secara konkret, isi kebijakan publik ada empat macam, yaitu:
Kebijakan Regulatif
Kebijakan yang bersifat mengatur. Kebijakan ini mengandung paksaan dan ditetapkan secara langsung terhadap individu warga masyarakat. Tujuan kebijakan ini adalah mencegah agar seseorang untuk tidak melakukan tindakan yang dilarang.

Kebijakan Redistributif
Kebijakan yang bersifat menarik sesuatu dari warga untuk selanjutnya didistribusikan kembali. Ciri kebijakan ini adalah pengenaan besarnya pungutan berbeda antara warga yang satu dan yang lainnya. Hal ini bergantung dari kondisi masing-masing warga.

Kebijakan Distributif
Kebijakan yang bersifat membagikan sesuatu pada masyarakat. Tujuannya memberikan manfaat tertentu pada warga. Umumnya berupa penggunaan anggaran belanja untuk memberikan manfaat secara langsung kepada individu.

Kebijakan Konstituen
Konsekuensi yang timbul dari ketiga kebijakan di atas. Kebijakan ini juga mencakup berbagai kebijakan lain yang tidak termasuk dalam ketiga kebijakan di atas (residu). Kebijakan ini umumnya berkesan dengan soal-soal keamanan dan luar negeri serta pelayanan administrasi.

Aliran Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara

Neo-Klasisisme
Paham dalam seni lukis yang mengangkat kembali karya seni zaman Yunani dan Romawi klasik. Tokohnya adalah Jaques - Louis David dari Prancis. Karya-karyanya antara lain: Oath of Horatil dan The Death of Socrates.

Ciri-ciri aliran neo-klasisisme:
  1. Bertema cerita lingkungan istana yang cenderung dilebih-lebihkan.
  2. Bergaya naturalis baik bentuk, anatomi dan proporsinya.
  3. Tampilan bentuk yang simetris, seimbang dan harmonis.
  4. Pewarnaan terang, selaras, serasi dan seimbang.
  5. Tampak ada kesan ruang dan perspektif.
  6. Terikat dengan aturan nilai-nilai intelektual akademis.

Romantisme
Aliran seni rupa yang penggambarannya mengandung kisah kehidupan manusia atau binatang. Romantisme menentang paham neo-klasik karena tidak sesuai dengan keadaan perang saat itu. Aliran ini menganggap aliran neo-klasik terkesan tenang, kaku dan membual.

Ciri-ciri aliran romantisme:
  1. Terkandung cerita yang dahsyat dan cenderung emosional.
  2. Temanya fantastis, mengenal kepahlawanan purba.
  3. Menggunakan warna kontras.
  4. Adanya kesan gerak dan dinamis.
  5. Lebih menyentuh perasaan.
  6. Penonjolan perilaku dan karakter manusia secara berlebihan.

Pelukis mancanegara yang menganut paham ini antara lain: Theodore Gericauld, Eugene Delacroix (Prancis), dan Joseph Turner (Inggris). Sedangkan pelukis-pelukis nusantara yang bergaya romantisme adalah Raden Saleh Syarif Bustaman, pelukis dan perintis seni lukis modern Indonesia. Karya-karyanya banyak dipengaruhi gaya Delacroix.

Naturalisme
Aliran yang melukiskan keadaan alam yang sebenarnya seperti pemandangan alam yang indah.

Ciri-ciri aliran naturalisme:
  1. Tidak ada batasan garis benda, bentuk terjadi oleh terang gelap karena penyinaran.
  2. Sudah menggunakan perspektif dan proporsi terutama dalam melukis model manusia dan binatang.
  3. Pewarnaan sesuai dengan warna alam.

Pelukis mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Theodora Rousseu, Julis Dupre, Charles Prancois Daubighy, Claude, Constable, Jean B. Camillet, Thomas Gainsborough dan John Constable. Sedangkan pelukis nusantara yang bergaya ini adalah Abdullah Suryosubroto, Basuki Abdullah, Wakidi, Prigadi, S. Sudjojono, Wahdi Sumanta dan Rustamaji.

Realisme
Aliran yang melukis keadaan sesuai dengan kenyataan. Pencetus aliran ini adalah Gustave Coubert. Objek realis selalu menampilkan figur-figur rakyat biasa dalam lukisannya. Seniman yang mendalami aliran ini lebih sensitif dan peduli terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya. beberapa seniman realisme mancanegara adalah Honored Daumier, Jean-Franscois Millet, Fransisco de Goya dan Gustave Coubert. Seniman realisme nusantara adalah Trubus, Dullah dan Dede Eri Supria.

Impresionisme
Aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan ketika objek tersebut dilukis. Dalam proses melukis, aliran ini mengutamakan pantulan cahaya pada objek. Cahaya yang terpancar dari objeklah yang dituangkan ke dalam lukisan. Tokoh-tokoh mancanegara dalam aliran ini adalah Claude Monet, Edgar Degas, Auguste Renoire dan Sisley S. Sudjojono termasuk pelukis nusantara beraliran ini.

Post-Impresionisme dan Pointilisme
Aliran ini dipengaruhi adanya penemuan teori warna (spektrum warna) oleh Issac Newton. Temuan tersebut megilhami Paul Signag dan Camille Pissaro melukis menggunakan titik-titik warna yang saling berdekatan yang akan menghasilkan warna baru. Beberapa tokoh dalam aliran ini adalah George Seurat dengan lukisan titik-titiknya (pointilisme), Vincent van Gogh dengan teknik garis warna yang pendek-pendek dan Paul Cezanne dengan objek-objek tiga dimensi yang dilukis menjadi bidang-bidang.

Ekspresionisme
Aliran yang mengutamakan pencurahan emosi pelukisnya, sehingga aspek warna, bentuk dan ruang sesuai dengan perasaan sang pelukis seperti perasaan sedih, marah dan rasa takut. Ciri khas aliran ini adalah ekspresi warna dan goresan garis yang kuat. Tujuan aliran ini adalah mengungkapkan emosi hasil pengolahan-pengolahan panca indera dan jiwa ke dalam karya lukisan. Beberapa seniman mancanegara yang menganut aliran ini adalah Vicent van Gogh (bapak ekspresionisme), Paul Gauguin, Emil Nolde, Karl Schmidt, Mondesohn, Leo Getsel, Sluyters, Henry Jonas, Franz Marc, Edvard Munch, dan Munter. Di Indonesia, tokoh-tokohnya adalah Affandi, Hendra Gunawan, Djoko Pekik dan Popo Iskandar.

Fauvisme
Aliran yang sejalan dengan ekspresionisme yang ditandai dengan warna-warna kontras dan lukisannya cenderung bersifat agresif, dengan sapuan warna ekspresif mencolok mata, tidak natural dan sapuan kuasnya kasar. Dasar aliran ini adalah kecintaan dalam membuat suatu karya lukis. Seniman yang beraliran ini akan melukis apa saja yang mereka sukai, memberi warna kesukaannya dan ada yang memberi garis pada karyanya. Fauvisme merupakan dasar seni abstrak yang meuncul di kemudian hari. Seniman yang mengikuti aliran inia dalah Henri Matisse, Andre Derain, Maurice de Vlaminck, Valtat, Friesz, Van Dongen dan Rousult.

Kubisme
Aliran yang melukiskan objek yang berada di alam berdasarkan bentuk geometris. Aliran ini dipelopori oleh Pablo Picasso (Spanyol) dan George Braque (Prancis). Aliran ini sangat memengaruhi pelukis-pelukis Indonesia, seperti: But Mochtar, Fajar Sidik, Srihadi Sudarsono, Ida Hajar dan Mochtar Apin.

Surealisme
Aliran yang melukiskan tentang alam mimpi dan khayalan. Karya yang ditampilkan merupakan hasil perpaduan dunia nyata dengan dunia maya. Aliran ini melahirkan karya yang bersifat fantasi. Tema yang diangkat adalah manusia, binatang dan alam yang dilukis secara aneh. Tokoh aliran ini dari mancanegara, antara lain: Salvador Dali, Max Ernst, Odilon Redon, Marc Cagall, Andre Masson, dan Joan Miro. Seniman Indonesia yang menganut aliran inia dalah Ivan Sugito, Gusti Putu Saderi dan Abdul Rahman.

Futurisme
Aliran yang melukiskan aspek gerak dan kecepatan menjadi konsep dasar, misalnya: pengulangan bentuk dengan warna yang terkontrol baik dan rapi sehingga terkesan gerakannya maju. Tema yang diangkat seperti kerusuhan, peperangan dan pesta. Tokoh-tokohnya antara lain: Umberto Boccioni, Carlo Carram Filippo Tommaso Marinetti, Luigi Russolo, Giacomo Balla dan Gino Severini.

Ekspresionisme Abstrak
Aliran yang berakar pada aliran abstrak. Lukisan abstrak karya Wassily Kandinsky merupakan salah satu unsur yang memengaruhi lairan ini, dengan munculnya bentuk-bentuk yang murni dan tidak terdapat di alam. Tokoh-tokoh aliran ini adalah Mark Ruthko, Willem de Kooning dan Jakson Pollock.

Konstruktivisme
Aliran yang berbentuk tiga dimensi yang abstrak dengan teknik mengkonstruksi bahan-bahan modern berbentuk geometris. Tokoh-tokoh aliran ini: Naum Gabo, Alexander Rochdenko dan Vlander Tatlin.

Dadaisme
Aliran seni yang seolah-olah menampakkan diri sebagai gerakan anti seni. Aliran ini muncul karena kekecewaan para seniman atas meletusnya Perang Dunia I. Ciri-ciri aliran ini antara lain cenderung mencerminkan kekerasan, kekasaran, serba aneh dan sering memutarbalikkan kenyataan. Contohnya adalah peniruan lukisan Mona Lisa yang dibubuhi kumis karya Marcel Duchamp. Tokoh-tokoh aliran inia dalah: Marcel Duchamp, Tristan Tzara, Hans Arp, Paul Klee, Max Ernst, Marcel janco, Francis Picabia dan Kurt Schwitters.

Pop Art
Singkatan dari Popular Art, sering disebut sebagai seni pop atau seni untuk masa kini. Aliran ini merupakan reaksi terhadap lingkungan seni, sosial dan kebudayaan pada tahun 1950-an. Seniman yang berkarya tidak terikat oleh aturan-aturan atau paham yang telah ada sebelumnya. Mereka cenderung menghadapi situasi zamannya. Media yang digunakan adalah memanfaatkan barang bekas, seperti kaleng bekas minuman yang dijadikan objek lukisan, gambar iklan di koran, potret orang terkenal, dll. Bentuk karya pop-art antara lain: berupa karya cetak, lukisan, kolase, patung, dll. Tokoh-tokoh aliran ini yang terkenal antara lain: Jasper Johns, Roy Lichtenstein, Tom Wasselman, Claes Odenburg, Richard Hamilton dan Andy Warhol.

Op Art (Optik Art)
Sebuah aliran yang muncul pertama kali di New York pada 1960. Unsur yang dipakai adalah bentuk geometris yang diulang-ulang atau garis yang diatur rapi dan terperinci sehingga memberi kesan seperti teka-teki garis yang menarik pandangan dari satu sudut ke sudut lain. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain: Victor Vasarely, Yaacov Agam, Richard Anuszkiewiez, Bridget Riley dan Yulian Stanczak.

Unsur-Unsur Intrinsik Pada Drama

Drama adalah suatu karya sastra yang dibuat dengan tujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat dialog dan lakuan. Lazimnya, dirancang untuk pementasan di panggung. Drama juga dapat diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukan di atas pentas.

Jenis-jenis drama:
  1. Berdasarkan bentuk dramatisnya: drama komedi dan drama tragedi.
  2. Berdasarkan bentuk sastra cakupannya: drama puisi dan drama prosa.
  3. Berdasarkan kuantitas kata cakupannya: drama mini kata, drama kata dan pantomim.
  4. Berdasarkan penonjolan unsur seninya: drama tablo, drama sendratari dan opera.
  5. Berdasarkan media pementasannya: drama televisi, drama radio, drama pentas dan drama baca.
Unsur-unsur drama:
Tokoh
Penggolongan tokoh dalam drama:
  1. Berdasarkan peranan: tokoh utama dan tokoh tambahan.
  2. Berdasarkan fungsi tampilan: tokoh protagonis, tokoh antagonis dan tokoh tirtagonis.
  3. Berdasarkan pengungkapan watak: tokoh bulat dan tokoh datar.
Alur
Alur drama adalah rangkaian peristiwa drama dalam sastra drama yang memunyai penekanan pada adanya hubungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap umumnya mengandung 8 tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu adalah: eksposisi (pemaparan), rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis, leraian dan penyelesaian. Untuk memahami drama kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja. 
Latar
Latar adalah segala sesuatu yang mengacu pada keterangan mengenai waktu, ruang (tempat) serta suasana peristiwanya. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya dan tata suara.

Pelapukan Mekanik

Pelapukan mekanik atau fisik adalah proses memecahkan batuan besar menjadi kecil dan batuan kecil menjadi halus, tanpa ada perubahan kimia pada mineral-mineral penyusunnya. Ada lima proses alami pelapukan mekanik, yaitu:
Aksi Air Beku
Aksi air beku adalah efek mekanik dari air beku yang terdapat pada celah-celah batuan. Aksi ini ada dua macam: irisan air beku (frost wedging) dan dorongan air beku (frost heaving).

Kebanyakan batuan memiliki celah (retakan) di dalamnya, disebut joint. Retakan ini disebabkan oleh lenturan perlahan dari batuan rapuh akibat gaya-gaya tektonik bumi di tempat yang dalam. Air hujan masuk dan memenuhi celah ini. Ketika suhu turun di bawah 0 derajat Celcius, air membeku menjadi es. Air yang membeku menjadi es memuai sehingga volumenya dapat menjadi 109%. Volume es yang memuai menghasilkan gaya keluar yang sangat besar.

Pemuaian es beku mula-mula memperbesar retakan. Ketika siang hari, sebagian es dalam retakan mencair, menambah air baru ke dalam retakan. Pada malam hari, air baru ini membeku dan pemuaian es beku ini terus memperbesar retakan. Setelah beberapa kali siklus pembekuan dan pencairan ini terjadi, batuan pecah menjadi beberapa potong. Proses ini disebut irisan air beku. Bagian-bagian batuan diiris lepas dan jatuh terguling-guling ke bawah karena gaya gravitasi membentuk tumpukan besar disebut lereng talus yang sering terbentuk pada dasar bukit.

Dorongan air beku adalah proses mengangkut batuan dan tanah secara vertikal. Batuan padat mengantarkan kalor lebih baik daripada tanah, sehingga pada suatu hari dingin di musim dingin, tanah di bawah batuan yang terkubur dalam tanah jauh lebih dingin daripada tanah di sekitarnya. Begitu tanah mendingin, es terbentuk lebih dahulu pada bagian dasar batuan. Lapisan-lapisan es pada bagian dasar batuan memuai dan mendorong batuan besar muncul ke permukaan tanah.

Tekanan dari Kristal Garam
Pada daerah iklim kering, pelapukan mekanis sering disebabkan oleh pertumbuhan kristal garam. Pada siang hari, panas matahari akan menguapkan air yang mengandung garam, sehingga garamnya mengkristal. Oleh karena kristal garam sangat tajam maka pertumbuhan kristal garam menghasilkan tegangan kuat. Sebagai hasilnya, batuan yang sangat keras pun dapat hancur dan menjadi pasir. Relung-relung dan gua dangkal di dekat alas batu karang pasir dihasilkan oleh proses ini.

Kegiatan Biologi
Pelapukan mekanik akibat kegiatan biologi (tumbuhan, hewan, manusia) sering disebut sebagai pelapukan organik. Contoh pelapukan organik yang mudah dijumpai: retaknya sebuah batuan di dekat pohon besar akibat perpanjangan akar-akar pohon yang menghasilkan tekanan pada batuan. Pelapukan organik juga dapat disebabkan oleh bakteri atau binatang kecil, seperti cacing tanah, semut, dan tikus.

Pemuaian Akibat Pembebasan Tekanan
Batuan besar seperti batolit dan granit mungkin awalnya dibentuk oleh tekanan besar dari berat batuan yang terletak beberapa kilometer di atasnya. Kemudian lapisan batuan atas dierosi menjauh dari batolit granit. Proses berpindahnya lapisan batuan besar di atas batolit granit diberi istilah pembebasan tekanan. Disertai oleh pembebasan tekanan ini, lapisan luar batuan memuai lebih besar daripada batuan di bawahnya. Karena itu, lapisan luar batuan terpisah dari badan batuan. Berlanjutnya pelapukan akhirnya menyebabkan lapisan batuan terkelupas. Disebut demikian karena proses ini mirip dengan terkelupasnya kulit bawang. Pengelupasan batuan besar dengan bentuk bola sering disebut kubah pengelupasan. Contoh yang paling terkenal adalah: Stone Mountain, Georgia, dan Halfdome.

Pemuaian Termal
Siklus harian perubahan suhu diduga dapat memecahkan batuan, terutama di daerah padang pasir di mana variasi suhunya bisa melebihi 30 derajat Celcius. Umumnya, batuan disusun oleh beberapa mineral dengan koefisien muai berbeda. Memanasi sebuah batuan (siang hari) menyebabkannya memuai dan mendinginkannya (malam hari) menyebabkannya menyusut. Proses berulang memuai dan menyusutnya mineral yang memiliki laju pemuaian dan penyusutan berbeda tersebut akan memberikan tegangan pada lapisan luar batuan. Akibatnya, terjadilah retak-retak pada bidang perbatasan mineral-mineral yang berbeda tersebut.

Produk-Produk Bank

TABUNGAN
Jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan melalui syarat-syarat tertentu. Jenis-jenis tabungan:
Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)
Tabungan yang tidak terikat akan jangka waktu, jumlah serotan dan waktu penarikan.

Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)
Tabungan yang terikat akan waktu dan jumlah nominal serta syarat lain yang berhubungan dengan asuransi.

Tapelpram (Tabungan Pemuda Pelajar Pramuka)
Tabungan yang khusus untuk kalangan pemuda, pelajar dan Pramuka yang dilakukan secara kolektif.

Taspen (Tabungan Asuransi Pegawai Negeri)
Tabungan yang diperuntukan khusus bagi pegawai negeri yang dilakukan secara kolektif.

Deposito (Simpanan Berjangka)
Simpanan dana masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yang sudah disepakati antara nasabah dengan pihak bank. Ada 2 jenis deposito, yaitu:
Deposito Berjangka
Simpanan berjangka atas nama.

Sertifikat Deposito
Simpanan berjangka atas pembawa / atas unjuk.

REKENING GIRO
Jenis simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek untuk penarikan tunai atau bilyet untuk pemindahbukuan antarrekening.

PEMBAYARAN INTERNASIONAL
jasa bank yang diberikan pada nasabah untuk memudahkan perdagangan antar negara.

KLIRING
Secara perhitungan warkat antarbank yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dengan tujuan memperluas dan memperlancar lintas pembayaran giral.

TRAVELLERS CHEQUE
Cek khusus yang diterbitkan oleh lembaga keuangan dalam bentuk yang sudah tercetak dan dalam mata uang tertentu.

INKASO
Pemberian kuasa oleh perusahaan/perorangan untuk menagihkan atau melakukan pembayaran kepada pihak yang bersangkutan di tempat lain.

REMITTANCE
Jasa pengiriman dan penerimaan uang dari luar negeri melalui bank.

KARTU KREDIT
Alat pembayaran berbentuk kartu dan berfungsi sebagai pengganti uang tunai.

PHONE BANKING
Fasilitas yang memudahkan nasabah untuk melakukan semua transaksi keuangan hanya melalui telepon atau internet.

SAFE DEPOSIT BOX (KOTAK PENGAMAN SIMPANAN)
Jasa perbankan yang diberikan untuk memberi rasa aman atas penyimpanan barang milik nasabah.

CASH MANAGEMENT
Jasa yang diberikan bank pada nasabahnya untuk membantu pengelolaan dana.

TRANSFER UANG
Jasa bank dalam hal pengiriman sejumlah uang milik nasabah.

ATM (ANJUNGAN TUNAI MANDIRI)
Pelayanan pembayaran kepada nasabah dengan menggunakan alat yang pengoperasiannya dikendalikan oleh komputer.

PAYMENT POINT
Jasa pelayanan bank bagi nasabahnya yang bank mengambil alih pembayaran untuk pihak ketiga sebagai imbalan atas jasa yang telah diterima dari nasabah.

Bagian-Bagian Surat Resmi

Kepala Surat
Sebuah kepala surat yang lengkap terdiri atas nama instansi, alamat instansi, nomor telepon, nomor kotak pos, alamat kawat dan logo.

Nama instansi ditulis dengan huruf kapital. Alamat instansi, termasuk di dalamnya telepon, kotak pos dan alamat kawat (jika ada) ditulis dengan huruf awal kapital, kecuali kata tugas. Nomor kode pos ditulis sebelah nama kota tempat instansi itu berada. Kepala surat dapat pula seluruhnya ditulis dengan huruf kapital.

Dalam penulisan kepala surat, perhatikan hal-hal berikut ini:
  1. Nama instansi jangan disingkat.
  2. Kata jalan jangan disingkat.
  3. Kata telepon hendaklah ditulis cermat dan jangan pula disingkat.
  4. Kata kotak pos hendaklah ditulis cermat dan jangan pula disingkat. Demikian pula jangan menggunakan kata PO Box (Post Office Box).
  5. Kata alamat kawat hendaklah ditulis dengan cermat.
  6. Kata telepon dan kotak pos diikuti nomor tanpa diantarai dengan tanda titik dua. Sedangkan nomor-nomor yang mengikutinya tidak diberi titik pada setiap hitungan tiga angka karena bukan menyatakan jumlah.

Tanggal Surat
Ditulis lengkap. Tanggal ditulis dengan angka, bulan ditulis dengan huruf dan tahun ditulis dengan angka. Tidak perlu dicantumkan nama kota sebelum tanggal surat karena nama kota sudah tercantum pada kepala surat. Setelah angka tahun tidak diakhiri tanda baca apapun.

Untuk penulisan nama bulan jangan ditulis dengan angka, dan jangan pula disingkat. Khusus bulan Februari dan November hendaklah ditulis dengan cermat, bukan Pebruari dan Nopember.

Nomor, Lampiran dan Hal
Kata nomor, lampiran dan hal ditulis dengan diawali huruf kapital dan diikuti dengan tanda titik dua yang ditulis secara estetik ke bawah sesuai dengan panjang pendeknya ketiga kata itu.

Penulisan kata nomor dan lampiran yang dapat disingkat menjadi No. dan Lamp. harus taat asas. Jika kata nomor ditulis lengkap, kata lampiran pun juga ditulis lengkap. Begitu pula sebaliknya.

Kata nomor diikuti dengan nomor berdasarkan nomor urut surat dengan kode yang berlaku pada instansi pengiriman surat. Nomor surat dan kode surat yang dibatasi garis miring ditulis rapat tanpa spasi dan tidak diakhiri dengan tanda baca apapu. Tidak selamanya penulisan kode dibatasi dengan tanda garis miring. Bisa juga dengan menggunakan tanda titik atau tanda hubung.

Kata lampiran ditulis di bawah nomor jika ada yang dilampirkan pada surat. Jika tidak ada yang dilampirkan, kata lampiran tidak perlu ditulis. Kata lampiran diikuti tanda titik dua disertai jumlah barang yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf dan tidak diakhiri dengan tanda baca apapun. Pada kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan diawali huruf kapital.

Kata hal diikuti tanda titik dua disertai pokok surat yang diawali dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri dengan tanda baca apapun. Pokok surat dapat menggambarkan pesan yang ada di dalam surat.

Alamat Surat
Penulisan alamat surat di sebelah kiri atas lebih menguntungkan daripada di sebelah kanan atas karena kemungkinan pemenggalan tidak ada sehingga alamat yang panjang pun dapat dituliskan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  1. Penulisan nama penerima harus cermat, lengkap serta informatif. Diawali dengan huruf kapital pada setiap unsurnya.
  2. Cukup ditulis Yth. dengan diawali huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, serta tidak perlu menggunakan kata kepada sebelum Yth. karena kata kepada berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan arah. Apalagi kalau tempat tinggal alamat pengirim tidak didahului kata dari yang berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat yang menyatakan asal.
  3. Kata saapan digunakan pada alamat surat sebelum nama penerima surat. Kata Bapak dan Ibu ditulis penuh, kata Saudara dan Saudari cukup ditulis Sdr. dan Sdri.
  4. Jika terdapat gelar akademik, memiliki gelar pangkat atau jabatan, kata sapaan tidak dipergunakan.
  5. Kata jalan tidak disingkat dan diawali dengan huruf kapital.
  6. Nama alamat yang dituju adalah nama orang disertai nama jabatannya bukan nama instansi.

Salam Pembuka
Lazim ditulis di sebelah kiri di bawah alamat surat di atas kalimat pembuka isi surat. Yang sangat lazim digunakan adalah ungkapan (Dengan hormat,). Sedangkan ungkapan lain yang digunakan, antara lain: Salam sejahtera, ; Saudara ..., ; Bapak ... yang terhormat ; Assalamualaikum W.W., ; Salam Pramuka, ; Salam perjuangan ; dll.

Isi Surat
  1. Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan. Paragraf pembuka berisi pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan atau permintaan.
  2. Paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan pada penerima surat. Isi surat harus singkat, lugas dan jelas.
  3. Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf penutup dapat mengandung harapan penulis surat atau ucapan terima kasih kepada penerima surat.

Salam Penutup
Yang lazim digunakan adalah ungkapan Hormat kami, ; Hormat saya, ; Salam takzim, ; Wasalam, ; dll.

Nama Pengirim
Ditulis di bawah tanda tangan di bawah salam penutup. Tanda tangan diperlukan sebagai keabsahan surat resmi. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
  1. Penulisan nama hanya menggunakan huruf awal kapital pada tiap unsurnya, tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu digaris bawahi dan tidak perlu diakhiri dengan tanda titik.
  2. Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.

Tembusan Surat
Bagian ini hanya dicantumkan jika surat memerlukan tembusan untuk beberapa instansi atau pihak lain yang ada hubungannya dengan surat yang bersangkutan.

Ketentuannya:
  1. Kata tembusan diawali dengan huruf kapital diletakan di sebelah kiri pada bagian kaki surat, lurus dengan bagian nomor dan hal serta sejajar dengan nama pengirim. Tulisan tembusan diikuti dengan tanda titik dua tanpa digaris bawah.
  2. Jika pihak yang diberi tembusan lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan jenjang jabatan. Jika pihak yang diberi tembusan hanya satu, tidakperlu dicantumkan nomor.
  3. Pihak yang diberi tembusan hendaklah nama jabatan atau nama orang bukan nama instansi.
  4. Tidak perlu digunakan kata Yth. dan ungkapan lain yang mengikat.
  5. Tidak perlu dicantumkan tulisan arsip atau per tinggal karena setiap surat dina harus memiliki arsip.

Inisial (Sandi)
Ditempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri di bawah tembusan (kalau ada). Inisial merupakan tanda pengenal yang berupa singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk keperluan selingkung surat untuk mengetahui siapa pengonsep dan siapa pengetik surat itu.