Perbedaan Negara Maju dan Berkembang


NEGARA MAJU
NEGARA BERKEMBANG
Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor industri dan jasa yang sebagian hasilnya diekspor
Sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian atau kegiatan industri yang berlatar belakang agraris
Mengusahakan sektor usaha pertanian sebagai sampingan, tapi pengolahannya sudah menggunakan teknologi dan alat modern
Pengolahan pertanian masih menggunakan alat tradisional seperti cangkul, hewan kerbau untuk membajak, dan sejenisnya
Memiliki SDM berkualitas tinggi dengan tingkat kehiduan yang baik sehingga mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Memiliki kualitas SDM yang rendah dengan tingkat kehidupan yang rendah pula
Tingkat pendapatan perkapita rata-rata penduduknya tinggi
Tingkat pendapatan perkapita rata-rata penduduknya masih rendah atau belum merata
Laju pertumbuhan penduduk yang renda dan telah diimbangi dengan fasilitas dan pelayanan sosial yang memadai
Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan belum atau tidak diimbangi denagn fasilitas dan pelayanan sosial yang memadai
Telah ada kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan
Belum ada kesetaraan gender sehingga status pria masih dianggap lebih tinggi daripada wanita
Telah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sehingga sudah tidak dijumpai penduduk yang buta huruf
Tidak memiliki pendidikan formal dan nonformal yang kurang memadai sehingga jumlah penduduk yang masih buta huruf masih tinggi
Angka beban tanggungan usia produktif yang rendah
Angka beban ketergantungan usia produktif yang tinggi karena jumlah penduduk berusia di bawah 15 tahun dan di atas 60 tahun masih tinggi
Tidak menemui adanya kemiskinan karena sebagaian besar penduduk telah memiliki tingkat penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
Masih menemui adanya kemiskinan yang mengakibatkan pengangguran, kriminalitas dan dampak sosial lainnya
Mampu mendominasi kehidupan sosial ekonomi negara berkembang, terutama dalam hal modal serta ilmu pengetahuan dan teknologi
Tingkat ketergantungan pada negara maju masih tinggi, terutama dalam hal pendidikan, tenaga ahli, teknologi dan investasi atau modal

Celup Ikat

PENGERTIAN
Celup ikat merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celup rintang. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian kain yang tak ingin terwarnai karena pencelupan. Celup ikat menggunakan tali, benang dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang warna. Celup ikat dikenal di beberapa daerah di Indonesia dengan nama jumputan, tritik (Jawa Tengah dan Yogyakarta), sasirangan (Banjarmasin), pelangi (Palembang).

ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan untuk membuat karya seni kriya tekstil dengan teknik celup ikat antara lain tali, benang dan karet. Benda-benda ini berfungsi sebagai alat pengikat bentuk-bentuk tertentu pada latar kain yang akan merintangi dan menghambar teresapnya warna pada bagian-bagian tersebut. Umumnya, teknik celup ikat menggunakan bahan dasar tekstil dari serat alam, seperti katun, sutera atau rayon. Selain itu, juga digunakan alat pendukung pembentuk motif, seperti kerikil, kelereng, biji-bijian, kayu, plastik dan jarum jahit.

Pewarnaan tekstil untuk celup ikat menggunakan pewarna sintetik dengan pencelupan dingin. Zat pewarna sintetik ini dapat diklasifikasikan menjadi jenis pewarna langsung (rapid, procion dan rhemazol) dan pewarna tak langsung (naphtol dan indigosol). Alat yang perlu disiapkan untuk proses pewarnaan antara lain mangkuk, baskom atau ember. Ukuran dan jumlah alat-alat tersebut disesuaikan dengan jumlah dan jenis pewarna yang akan digunakan.

MEMBUAT CELUP IKAT
Pembuatan Corak
Teknik pembuatan corak pada celup ikat terdiri dari teknik jumput, lipat, gulung dan jahit jelujur. Teknik jumput dilakukan dengan memegang permukaan kain dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat dengan kuat. Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, kombinasi. Sedangkan teknik lipat, gulung dan jelujur dilakukan dengan cara melipat, menggulung atau menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik sampai terkumpul, lalu diikat dengan kencang. 
Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya diikat. Sebelum kain dicelup, ikatlah terlebih dahulu. Penambahan bahan pendukung ini memudahkan zat warna masuk ke dalam pori-pori kain. Setelah semua rancangan corak diikat, kain siap untuk diwarnai. 
Teknik jahit yang digunakan adalah jahit jelujur dengan jarak yang tidak terlalu rapat. Seluruh corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu jahitan atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit, benang ditarik dengan kuat hingga permukaan kain mengerut, rapat dan padat. Kekuatan menarik benang ini perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang dihasilkan. Efek kerutan akan muncul membentuk corak yang sangatlah menarik. Penggambaran corak dilakukan terlebih dahulu di atas kertas, kemudian dibuat polanya di atas karton tebal. Corak ini kemudian digambar ulang di atas kain berdasarkan pola dari karton tebal. 
Pewarnaan
Pencelupan
Dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang telah diikat ke dalam larutan warna. Apabila jumlah warna yang diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun, sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian-bagian kain tertentu dengan bahan penutup pendukung, seperti plastik atau bahan lentur lain yang kedap cairan. Dengan teknik rintang melalui ikatan dan jahitan akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup jangan lupa menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan. 
Colet
Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu di permukaan kain. Alat yang digunakan adalah kuas. Pencoletan biasanya dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang kecil atau yang terlalu sedikit bila harus diceluo, Pada umumnya, teknik pewarnaan pada celup ikat sering dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk mendapatkan kain dengan corak yang kaya warna.

Penyelesaian Akhir
Setelah seluruh proses pewarnaan selesai, kain direndam dalam larutan pengikat warna agar tidak mudah luntur. Kemudian, akin dicuci dan ditiriskan. Setelah itu diangin-anginkan sampai kering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses perembesan zat warna ke dalam lekukan kain. Selanjutnya, ikatan dan jahitan dibuka secara hati-hati dengan menggunakan gunting atau cutter. Setelah seluruh bahan perintang dilepaskan, kain dijemur di tempat teduh dan berangin.

Kalimat Langsung dan Kalimat Tak Langsung

KALIMAT LANGSUNG
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan/ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat langsung ini bisa berupa kalimat tanya, kalimat berita atau kalimat perintah.

KALIMAT TAK LANGSUNG
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan/ujaran orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tak langsung semuanya berbentuk kalimat berita.

PERBEDAAN KALIMAT LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG

KALIMAT LANGSUNG
KALIMAT TAK LANGSUNG
Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip tidak mengalami perubahan.
Kata ganti orang pada bagian kalimat yang dikutip mengalami perubahan.
Tetap, tidak berkata tugas.
Berkata tugas.
Kalimat yang diberi tanda petik biasanya berbentuk kalimat tanya, berita atau perintah.
Hanya berbentuk kalimat berita.

PEMAKAIAN KALIMAT LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
Kalimat langsung dan tak langsung dapat dijumpai hampir dalam berbagai jenis karangan, baik fiksi maupun non fiksi. Dalam tulisan fiksi seperti cerpen, penggunaan kedua jenis kalimat tersebut hampir berimbang. Pengarang biasanya memvariasikannya secara bergantian. Pemakaian kalimat langsung dan tak langsung juga dapat dijumpai pula pada karangan non fiksi. Dalam penyampaian berita misalnya, kedua kalimat tersebut digunakan pula secara bergantian.

Batik

Batik merupakan gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan lilin (malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan aalt canting, dengan teknik rekalatar. Jadi, membatik adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses melalui perlilinan dengan alat yang disebut canting.

Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya:
Batik tulis
Dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan cairan malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu per satu. Proses pembuatannya sangat rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama. Mutunya pun lebih unggul dibanding jenis batik yang lain. Oleh karena itu, batik tulis harganya relatif mahal.
Batik cetak
Dibuat dengan teknik cetak. Terdiri atas dua jenis, yaitu:
Batik stempel
Dibuat dengan menggunakan alat sejenis stempel atau cap yang dicelupkan ke dalam malam yang telah dicairkan. Stempel digunakan sebagai pengganti canting. Batik stempel juga dikenal sebagai batik cap.
Batik printing
Dibuat di pabrik dengan menggunakan mesin dalam jumlah yang besar.

Batik prada
Jenis batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik ini sangat berkembang di Palembang, Jawa Tengah dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan kostum tari dan pakaian adat tradisional.
Batik jumputan
Dibuat dengan teknik celup ikat. Pembuatan batik ini tidak membutuhkan lilin, melainkan dengan mengikat kain dengan pengikat kemudian dicelupkan ke pewarna. Dalam celup ikat, perintangnya adalah tali, karet gelang atau rafia sebagai pengikat.

Pada umumnya, batik berfungsi sebagai busana. Pada masa kini, batik tidak hanya digunakan sebagai busana, tetapi juga untuk beragam pelengkap interior, seperti tirai, taplak meja, sprei, sarung bantal, pelapis sofa dan jok kursi, tas, serta hiasan dinding.

MOTIF BATIK
Motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bisang atau ruang, sehingga menghasilkan bentuk yang indah. Dapat dibedakan menjadi tiga motif, yaitu:
  • Motif geometris berupa tumpal, pilin ganda, meander, swastika dan kawung.
  • Motif nongeometris berupa manusia, hewan dan tumbuhan.
  • Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, batu.

Di Pulau Jawa, motif batik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
Motif batik keraton
Batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat keraton, khususnya keraton di Jawa Tengah. Ragam hias batik keraton dibuat atas dasar filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai spiritual dan permurnian diri, Batik keraton cenderung bernuansa tertib, namun sarat dengan nilai dan makna spiritual, serta pelambangan alam semesta. Misalnya, motif sawat yang melambangkan makhota atau penguasa tertinggi, motif naga melambangkan air dan motif burung melambangkan dunia atas atau angin. Motif batik dari Yogyakarta dan Surakarta termasuk jenis baik keraton.

Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain batik yang berasal dari luar benteng keraton. Batik pesisir berkembang alami menurut kreativitas seniman di suatu daerah. Motif batik pesisiran banyak dipengaruhi oleh ragam hias yang berasal dari budaya asing, terutama China. Bentuk gambarnya lebih bersifat naturalis. Warna yang dipakai adalah biru, merah, kuning dan cokelat. Batik pesisiran yang terkenal adalah batik dari Gresik, Tuban, Madura, Lasem, Cirebon dan Sidoarjo.

BAHAN UNTUK MEMBATIK
Mori
Kain yang digunakan untuk membatik. Jenis kain bisa katun atau sutra. Biasanya kain masih dalam keadaan polos.

Malam
Sejenis lilin yang berwarna agak kekuning-kuningan dan bentuknya keras.

Naphtol
Pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering digunakan untuk membatik adalah biru, cokelat, merah, hitam dan kuning.

ALAT UNTUK MEMBATIK
Gawangan
Digunakan untuk mempermudah membentangkan kain pada saat dibatik.

Canting
Alat utama untuk membuat batik tulis. Benda yang terbuat dari tembaga digunakan untuk melukiskan cairan malam pada kain sesuai motif yang diinginkan. Canting terbuat dari tembaga karena tipis dan tembaga sifatnya ringan, muadh dilenturkan dan kuat. Canting terdiri dari mangkok kecil yang memunyai carat dengan tangkai dan bambu. Carat memunyai berbagai ukuran tergantung dari besar kecilnya titik-titik dan tebal halusnya garis yang hendak dilukis. Kegunaan mangkok kecil adalah sebagai tempat cairan malam.

Wajan
Ada yang terbuat dari tanah liat atau logam. Wajan digunakan sebagai tempat untuk mencairkan malam selama proses membatik dilakukan. Wajan yang dipakai sebaiknya memiliki tangkai agar mudah untuk diangkat.

Anglo
Terbuat dari tanah liat dan digunakan sebagai alat perapian untuk mencairkan malam. Saat ini orang dapat menggunakan kompor kecil sebagai pengganti anglo.

Tepas
Terbuat dari anyaman bambu. Tepas biasanya digunakan untuk membesarkan api jika kita membatik menggunakan anglo.

POLA RANCANGAN BATIK
Desain batik yang kita buat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara, yaitu menggambarkan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan alam sekitar kita. Ada dua jenis desain batik, yaitu desain konstruktif dan desain nonkonstruktif. Pada batik konstruktif, unsur garis sangatlah menonjol, sementara pada batik nonkonstruktif, cenderung bermotif dekoratif, irama garis, komposisi dan pewarnaan.

PROSES PEMBUATAN BATIK
Tahap Perancangan
Corak
Siapkan pola ragam hias dari corak tekstil Nusantara, kemudian salinlah pola tersebut di atas kertas. Tentukan pula warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.

Bahan dan alat
Tentukan pula bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dasar tekstil harus sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Untuk teknik pencelupan dingin diperlukan kain yang terbuat dari serat alam seperti katun, aryon atau sutra. Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis, seperti naphtol, rapid dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan malam atau parafin. Alat utama yang diperlukan untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Selain itu, perlu disiapkan wajan dan anglo untuk mencairkan malam, wadah untuk pewarnaan kain, panci dan kompor untuk menghilangkan malam dan gawangan untuk membentangkan kain saat membatik.

Tahap Pembatikan
Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat menyerap warna dengan baik. Kemudian, siapkan anglo dan wajan yang berisi malam. Kain yang akan dibatik harus kering dan permukaannya licin. Untuk mempermudah membatik, kain digantung pada gawangan.
Penerapan pola batik
Corak dapat ditempatkan pada seluruh permukaan kain atau pada pinggir kain saja. Corak yang sudah digambar di atas kertas dipindahkan ke atas kain dengan cara menjiplak. Penjiplakan dimulai dari kiri ke kanan dengan mengulang corak satu per satu ke samping dan ke bawah. 
Pembatikan
Setelah seluruh pola dipindahkan ke kain, kita bisa membatik dengan canting. Mula-mula bagian garis luar corak ditutup dengan malam. Kemudian dilanjutkan pada seluruh kerangka dan tekstur pola (isen-isen). Setelah kerangka dan isen-isen selesai diberi malam, kain dibatik, kemudia dibatik sesuai garis dan isen yang terdapat di muka. Hal ini dilakukan untuk mempertebal dan memperjelas corak pertama. 
Pewarnaan
Setelah kain diberi malam, bagian yang kecil dari kalin dicolet/dikuas dengan warna yang diinginkan. Kemudian ditutup kembali dengan malam. Selanjutnya, kain dicelupkan ke larutan naphtol dan zat pewarna. Pencelupan dimulai dengan warna yang paling muda dulu. Corak yang sudah diberi warna ini lalu ditutup kembali dengan malam. Penutupan juga dilakukan pada kedua permukaan kain pada saat kain sudah kering setelah pencelupan pertama. Setelah proses penembokan, proses pewarnaan berikutnya dapat dilakukan dengan menggunakan warna yang lebih gelap. Untuk proses pencoletan sebaiknya digunakan zat pewarna jenis indigosol dan rapid, sedangkan untuk proses pencelupan digunakan zat pewarna jenis naphtol, indigosol dan rapid.

Tahap Penyelesaian Akhir
Pelepasan malam
Pelepasan malam dilakukan setelah proses pewarnaan selesai. Caranya dengan merebus kain dalam air mendidih. Kain digerak-gerakkan dengan bantuan dua buah tongkat kayu agar malam mudah lepas dari kain. Proses ini dikenal dengan nglorod. 
Proses penguatan warna
Dilakukan agar warna tidak mudah luntur. Caranya adalah dengan merendam kain ke dalam larutan soda abu dan sodium sulfat yang dicampurkan dengan air. Setelah itu, kain dicuci sampai bersih. Lalu, kain dikeringkan dan diangin-anginkan. Setelah kering, kain disetrika untuk menghaluskan permukaan kain.

Atmosfer

Atmosfer berasal dari kata atmos dan sphaira. Atmos artinya uap sedangkan sphaira artinya bulatan. Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bulatan bumi.

Sifat-sifat atmosfer:
  • Transparan
  • Tidak berwarna, tidak berbau, tidak dapat dirasakan, kecuali bila bergerak
  • Memiliki massa
  • Elastis dan dinamis, dapat mengembang dan mengerut serta mudah berubah-ubah
Unsur-unsur gas pada atmosfer:
  • Nitrogen (78%)
  • Oksigen (21%)
  • Argon (0,93%)
  • Karbon Dioksida (0,03%)
  • Neon (0,02%)
  • Helium (0,0005%)
  • Ozon (0,00006%)
  • Hidrogen (0,00005%)
  • Kripton (sangat sedikit)
  • Xenon (sangat sedikit)
  • Metana (sangat sedikit)

Lapisan atmosfer terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 
Troposfer
Bagian atmosfer paling bawah. Ketinggian lapisan ini sekitar 0 - 16 km. Tempat terjadinya peristiwa cuaca dan iklim. Makin tinggi, suhu udara semakin rendah.
Stratosfer
Ketinggian lapisan ini sekitar 16 - 40 km. Terdapat lapisan ozon pada ketinggian 22 km. Berguna untuk makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang berbahaya. Suhu rata-rata mencapai -55 derajat Celcius. Lapisan ini juga merupakan tempat pesawat terbang.
Mesosfer
Ketinggiannya 40 - 80 km. Suhu bisa mencapai -90 derajat Celcius. Pada lapisan ini, meteor yang masuk ke bumi akan terbakar.
Termosfer
Ketinggiannya 80 - 300 km. Suhunya bisa mencapai 1.700 derajat Celcius. Tempat terbentuknya aurora. Aurora adalah cahaya yang ada di daerah kutub karena aliran gelombang elektromagnetik yang menuju kutub bumi.
Ionosfer 
Ketinggiannya 400 - 1.000 km. Berguna untuk memantulkan gelombang radio yang dipakai dalam kegiatan komunikasi. Di sini, satelit diletakan.
Eksosfer
Disebut juga luar angkasa. Memiliki ketinggian lebih dari 1.000 km.

Manfaat atmosfer bagi kehidupan:
  • Untuk pernapasan
  • Melindungi bumi dari sinar ultraviolet
  • Memantulkan gelombang radio
  • Melindungi bumi dari benda angkasa
  • Sumber tenaga (angin)
  • Tempat meletakkan satelit
  • Penerbangan dan olahraga terbang layang
  • Mengatur suhu bumi
  • Menyuburkan tanaman
  • Sumber air tawar melalui proses siklus air 

Unsur-Unsur Intrinsik Prosa

Prosa merupakan karangan bebas/tidak terikat oleh aturan yang terdapat pada pantun. Jenis prosa yang paling populer adalah novel dan cerpen. Novel adalah karangan prosa yang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan sikap pelaku dan sifat setiap pelaku. Cerpen adalah karangan prosa yang hanya menceritakan seseorang/beberapa orang tokoh dalam suatu situasi atau seseorang.

Prosa dibangun oleh dua unsur penting, yaitu unsur intrinsik dan unsur extrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang membangun cerita. Sedangkan unsur extrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut memengaruhi kehadiran karya tersebut, misalnya: faktor sosial ekonomi, sosial budaya, politik, agama dan tata nilai yang dianut masyarakat.

Pada bagian ini, saya hanya membahas unsur-unsur intrinsik yang terdapat pada prosa. Ada 8 macam, yaitu:

TOKOH DAN PENOKOHAN
Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citraan tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh dikenal dengan tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dalam tema cerita. Tokog bawahan adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita.

LATAR
Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukan di mana, bagaimana dan kapan peristiwa cerita itu berlangsung. Ada tiga macam latar, yaitu:
Latar Geografis
Hal-hal yang berkaitan dengan tempat kejadian dalam cerita.
Latar Waktu
Hal-hal yang berkaitan dengan masalah historis.
Latar Sosial
Hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat setempat.

ALUR CERITA
Alur adalah unsur yang berhubung dengan jalinan peristiwa yang memperlihatkan kepaduan tertentu yang diwujudkan oleh sebab akibat, tokoh, tema atau ketiganya.

SUDUT PANDANG
Dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa yang terdapat di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu:
Sudut pandang orang pertama sentral
Apabila dalam tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu
Sudut pandang yang menampilkan "aku" hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting.
Sudut pandang orang ketiga serba tahu
Pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembaca.
Sudut pandang orang ketiga terbatas
Orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya, ia hanya menceritakan apa yang dialami tokoh yang menjadi tumpuan cerita.

GAYA BAHASA (MAJAS)
Cara khas dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui bahasa yang dalam bentuk lisan ataupun tulisan.

TEMA
Gagasan/ide utama yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita.

AMANAT
Pesan yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.

Bentuk-Bentuk Perubahan Makna

PERLUASAN (GENERALISASI)
Terjadi apabila makna suatu kata lebih luas dari makna asalnya. 

Contoh: 
berlayar 
(makna asal) mengarungi lautan dengan kapal layar
(makna sekarang) mengarungi lautan dengan berbagai alat
bapak
(makna asal) orang tua laki-laki
(makna sekarang) orang laki-laki yang layak dihormati

PENYEMPITAN (SPESIALISASI)
Terjadi apabila makna suatu kata lebih sempit cakupannya dari makna asalnya.

Contoh:
sarjana
(makna asal) sebutan untuk orang yang ahli dalam bidang tertentu
(makna sekarang) tamatan S1
pendeta
(makna asal) ahli agama
(makna sekarang) guru agama Kristen Protestan

AMELIORASI
Perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih tinggi dari asalnya.

Contoh:
wanita
(manka asal) nilainya rendah
(makna sekarang) nilainya lebih terhormat

PEORASI
Perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah dari asalnya.

Contoh:
gerombolan
(makna asal) orang-orang yang berkelompok
(makna sekarang) pengacau 

SINENTESIA
Perubahan makna akibat pertukaran tanggapan antara dua indera yang berbeda.

Contoh:
kata-katanya pedas
(makna asal) indera pengecap
(makna sekarang) indera pendengar



ASOSIASI
Perubahan makna kata yang terjadi akibat persamaan sifat.



Contoh:
beri saja dia amplop, pasti segala urusanmu menjadi mudah.
(makna asal) tempat untuk menyimpan surat atau uang
(makna sekarang) uang yang beramplop, suap

Pertalian Makna Kata

SINONIM
Dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Ciri bahwa kata itu bersinonim adalah kemampuannya untuk saling menggantikan. Perlu diingat, bahwa pertalian antara kata-kata bersinonim tidak selamanya kompak. Dalam konteks lain, kata-kata tersebut bisa menjadi berlainan maknanya.

ANTONIM
Pertalian antara 2 kata atau lebih yang maknanya saling berlawanan/bertentangan. Ada 3 jenis antonim:
Jenis I
Ciri-ciri: bila salah satu disangkal, artinya sama dengan yang lainnya. Contoh: hidup >< mati. Bila dikatakan tidak hidup, sama artinya dengan mati. Begitu juga dengan sebaliknya.

Jenis II
Ciri-ciri: bila salah satu disangkal, belum tentu artinya sama dengan yang lain. Contoh: pintar >< bodoh. Bila dikatakan tidak pintar, belum tentu artinya bodoh, bisa juga hal itu berarti jenius atau agak pintar.

Jenis III
Ciri-ciri: yang satu menjadi syarat bagi yang lainnya. Contoh: suami >< istri. Seseorang disebut suami apabila ia memilki seorang istri. Begitu juga dengan sebaliknya. Seorang wanita pun tidak bisa disebut istri bila ia masih lajang.

HOMONIM
Pertalian antara dua kata atau lebih yang bentuk penulisan dan cara pengucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh: Bisa ular kobra bisa mengakibatkan kematian.

HOMOFON
Pertalian antara dua kata atau lebih yang sama cara pengucapannya, tetapi bentuk penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh: Bang Ahmad lebih senang menabung di bank.

HOMOGRAF
Pertalian antara dua kata atau lebih yang sama cara penulisannya, tetapi bentuk pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh: Setelah apel bendera, Alex makan apel dengan lahapnya.

POLISEMI
Gejala keragaman makna yang dimiliki oleh suatu kata. Terbentuk karena pergeseran makna atau penafsiran yang berbeda.
Contoh:
(1) Kepala adikku memar karena dilempar batu oleh temannya.
(2) Usia pamanku kini telah berkepala 5.
(3) Ayahku belum lama ini diangkat menjadi kepala sekolah.

Jenis-Jenis Makna Kata

PENGERTIAN
Makna adalah maksud suatu kata atau isi pembicaraan atau pikiran. Jadi, kalau kita ingin mencari makna suatu kata, kita harus mencari maksud dan mengenal ciri-ciri/karakter yang terkandung pada kata tersebut. Makna suatu kata dapat berubah-ubah disebabkan karena:
  • Mendapat pengimbuhan, pengulangan atau pemajemukan.
  • Penempatannya dalam kalimat.
  • Kondisi (waktu dan tempat) dan pemakaiannya.

JENIS-JENIS MAKNA KATA
Makna Leksikal
Makna yang didasarkan makna kamus. Makna ini terdapat di dalam kata-kata yang belum mengalami perubahan bentuk ataupun kata yang belum digunakan dalam kalimat. Makna leksikal dimiliki oleh kata berbentuk dasar, seperti: ayah, pergi, baju, dll.
Makna Gramatikal
Makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikalisasi, yaitu bisa berupa pengimbuhan, pengulangan atau pemajemukan, seperti: bepergian, baju-baju, meja belajar, dll.
Makna Struktural
Makna yang dimiliki oleh suatu kata setelah digunakan dalam kalimat. Misalnya: kata ayah dalam kalimat "Ayah saya telah pergi ke kebun." bermakna "orang tua laki-laki yang pergi ke kebun." Makna struktural dan makna gramatikal seringkali dipertukarkan karena memang antara keduanya sukar dibedakan.
Makna Kontekstual
Makna yang terkandung suatu kata yang keberadaannya maknanya itu sangat bergantung pada situasi dan kondisi penggunaannya. Contoh: 
  • Pantas ia menjadi juara di kelasnya, ia anak rajin
  • Betul-betul rajin anak itu, nilai merahnya saja ada 3.
Kata rajin dalam kedua kalimat tersebut berbeda maknanya. Pada kalimat pertama, kata tersebut bermakna getol/giat. Sedangkan pada kalimat kedua berarti malas.
Makna Denotasi
Makna kata/kelompok kata yang sesuai dengan konsep asal apa adanya dan tidak mengandung makna tambahan. Makna denotasi disebut juga makna konseptual, makna lugas atau makna objektif. Contoh:
  • Hitam (warna hitam/gelap)
  • Besi (logam yang sangat keras)
  • Binatang (makhluk yang tidak berakal)
Makna Konotasi
Makna kata/kelompok kata yang didasarkan atas perasaan, atau pikiran seseorang. Konotasi sebenarnya merupakan makna denotasi yang terlah mengalami penambahan, baik dari sikap sosial, lingkungan geografis ataupun dari faktor kesejarahan. Makna konotasi sering disebut juga makna kontekstual, kiasan atau makna subjektif. Contoh:
  • Hitam (hina, sengsara); contoh: lembah hitam.
  • Besi (gagah, perkasa); contoh: tangan besi.
  • Binatang (jahat, buas); contoh: nafsu binatang.
Konotasi Baik dan Buruk
Makna konotasi yang dikandung oleh suatu kata dapat berkesan baik atau buruk. Contoh:
  • Istri (baik); bini (buruk)
  • Meninggal (baik); mati (buruk)
  • Hamil (baik); bunting (buruk)
  • Anda (baik); kamu (buruk)
  • Kurang cerdas (baik); bodoh (buruk)
  • Lembaga permasyarakatan (baik); penjara (buruk)

KATA UMUM DAN KATA KHUSUS
Kata umum adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal umum dan menyangkut aspek-aspek yang lebih luas. Kata khusus adalah kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal sempit atau hanya pada aspek tertentu. Di samping kata umum dan kata khusus, dikenal pula istilah hipernim dan hiponim. Hipernim memiliki pengertian yang sama dengan kata umum. Kata umum dan hipernim disebut superordinat. Hiponim memiliki pengertian sama dengan kata khusus. Kata khusus dan hiponim disebut subordinat.