Batik

Batik merupakan gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan lilin (malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan aalt canting, dengan teknik rekalatar. Jadi, membatik adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses melalui perlilinan dengan alat yang disebut canting.

Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya:
Batik tulis
Dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan cairan malam pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu per satu. Proses pembuatannya sangat rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama. Mutunya pun lebih unggul dibanding jenis batik yang lain. Oleh karena itu, batik tulis harganya relatif mahal.
Batik cetak
Dibuat dengan teknik cetak. Terdiri atas dua jenis, yaitu:
Batik stempel
Dibuat dengan menggunakan alat sejenis stempel atau cap yang dicelupkan ke dalam malam yang telah dicairkan. Stempel digunakan sebagai pengganti canting. Batik stempel juga dikenal sebagai batik cap.
Batik printing
Dibuat di pabrik dengan menggunakan mesin dalam jumlah yang besar.

Batik prada
Jenis batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik ini sangat berkembang di Palembang, Jawa Tengah dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan kostum tari dan pakaian adat tradisional.
Batik jumputan
Dibuat dengan teknik celup ikat. Pembuatan batik ini tidak membutuhkan lilin, melainkan dengan mengikat kain dengan pengikat kemudian dicelupkan ke pewarna. Dalam celup ikat, perintangnya adalah tali, karet gelang atau rafia sebagai pengikat.

Pada umumnya, batik berfungsi sebagai busana. Pada masa kini, batik tidak hanya digunakan sebagai busana, tetapi juga untuk beragam pelengkap interior, seperti tirai, taplak meja, sprei, sarung bantal, pelapis sofa dan jok kursi, tas, serta hiasan dinding.

MOTIF BATIK
Motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-kaidah tertentu pada suatu bisang atau ruang, sehingga menghasilkan bentuk yang indah. Dapat dibedakan menjadi tiga motif, yaitu:
  • Motif geometris berupa tumpal, pilin ganda, meander, swastika dan kawung.
  • Motif nongeometris berupa manusia, hewan dan tumbuhan.
  • Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, batu.

Di Pulau Jawa, motif batik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu:
Motif batik keraton
Batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat keraton, khususnya keraton di Jawa Tengah. Ragam hias batik keraton dibuat atas dasar filsafat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai spiritual dan permurnian diri, Batik keraton cenderung bernuansa tertib, namun sarat dengan nilai dan makna spiritual, serta pelambangan alam semesta. Misalnya, motif sawat yang melambangkan makhota atau penguasa tertinggi, motif naga melambangkan air dan motif burung melambangkan dunia atas atau angin. Motif batik dari Yogyakarta dan Surakarta termasuk jenis baik keraton.

Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain batik yang berasal dari luar benteng keraton. Batik pesisir berkembang alami menurut kreativitas seniman di suatu daerah. Motif batik pesisiran banyak dipengaruhi oleh ragam hias yang berasal dari budaya asing, terutama China. Bentuk gambarnya lebih bersifat naturalis. Warna yang dipakai adalah biru, merah, kuning dan cokelat. Batik pesisiran yang terkenal adalah batik dari Gresik, Tuban, Madura, Lasem, Cirebon dan Sidoarjo.

BAHAN UNTUK MEMBATIK
Mori
Kain yang digunakan untuk membatik. Jenis kain bisa katun atau sutra. Biasanya kain masih dalam keadaan polos.

Malam
Sejenis lilin yang berwarna agak kekuning-kuningan dan bentuknya keras.

Naphtol
Pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering digunakan untuk membatik adalah biru, cokelat, merah, hitam dan kuning.

ALAT UNTUK MEMBATIK
Gawangan
Digunakan untuk mempermudah membentangkan kain pada saat dibatik.

Canting
Alat utama untuk membuat batik tulis. Benda yang terbuat dari tembaga digunakan untuk melukiskan cairan malam pada kain sesuai motif yang diinginkan. Canting terbuat dari tembaga karena tipis dan tembaga sifatnya ringan, muadh dilenturkan dan kuat. Canting terdiri dari mangkok kecil yang memunyai carat dengan tangkai dan bambu. Carat memunyai berbagai ukuran tergantung dari besar kecilnya titik-titik dan tebal halusnya garis yang hendak dilukis. Kegunaan mangkok kecil adalah sebagai tempat cairan malam.

Wajan
Ada yang terbuat dari tanah liat atau logam. Wajan digunakan sebagai tempat untuk mencairkan malam selama proses membatik dilakukan. Wajan yang dipakai sebaiknya memiliki tangkai agar mudah untuk diangkat.

Anglo
Terbuat dari tanah liat dan digunakan sebagai alat perapian untuk mencairkan malam. Saat ini orang dapat menggunakan kompor kecil sebagai pengganti anglo.

Tepas
Terbuat dari anyaman bambu. Tepas biasanya digunakan untuk membesarkan api jika kita membatik menggunakan anglo.

POLA RANCANGAN BATIK
Desain batik yang kita buat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara, yaitu menggambarkan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan alam sekitar kita. Ada dua jenis desain batik, yaitu desain konstruktif dan desain nonkonstruktif. Pada batik konstruktif, unsur garis sangatlah menonjol, sementara pada batik nonkonstruktif, cenderung bermotif dekoratif, irama garis, komposisi dan pewarnaan.

PROSES PEMBUATAN BATIK
Tahap Perancangan
Corak
Siapkan pola ragam hias dari corak tekstil Nusantara, kemudian salinlah pola tersebut di atas kertas. Tentukan pula warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.

Bahan dan alat
Tentukan pula bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dasar tekstil harus sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Untuk teknik pencelupan dingin diperlukan kain yang terbuat dari serat alam seperti katun, aryon atau sutra. Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis, seperti naphtol, rapid dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan malam atau parafin. Alat utama yang diperlukan untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Selain itu, perlu disiapkan wajan dan anglo untuk mencairkan malam, wadah untuk pewarnaan kain, panci dan kompor untuk menghilangkan malam dan gawangan untuk membentangkan kain saat membatik.

Tahap Pembatikan
Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat menyerap warna dengan baik. Kemudian, siapkan anglo dan wajan yang berisi malam. Kain yang akan dibatik harus kering dan permukaannya licin. Untuk mempermudah membatik, kain digantung pada gawangan.
Penerapan pola batik
Corak dapat ditempatkan pada seluruh permukaan kain atau pada pinggir kain saja. Corak yang sudah digambar di atas kertas dipindahkan ke atas kain dengan cara menjiplak. Penjiplakan dimulai dari kiri ke kanan dengan mengulang corak satu per satu ke samping dan ke bawah. 
Pembatikan
Setelah seluruh pola dipindahkan ke kain, kita bisa membatik dengan canting. Mula-mula bagian garis luar corak ditutup dengan malam. Kemudian dilanjutkan pada seluruh kerangka dan tekstur pola (isen-isen). Setelah kerangka dan isen-isen selesai diberi malam, kain dibatik, kemudia dibatik sesuai garis dan isen yang terdapat di muka. Hal ini dilakukan untuk mempertebal dan memperjelas corak pertama. 
Pewarnaan
Setelah kain diberi malam, bagian yang kecil dari kalin dicolet/dikuas dengan warna yang diinginkan. Kemudian ditutup kembali dengan malam. Selanjutnya, kain dicelupkan ke larutan naphtol dan zat pewarna. Pencelupan dimulai dengan warna yang paling muda dulu. Corak yang sudah diberi warna ini lalu ditutup kembali dengan malam. Penutupan juga dilakukan pada kedua permukaan kain pada saat kain sudah kering setelah pencelupan pertama. Setelah proses penembokan, proses pewarnaan berikutnya dapat dilakukan dengan menggunakan warna yang lebih gelap. Untuk proses pencoletan sebaiknya digunakan zat pewarna jenis indigosol dan rapid, sedangkan untuk proses pencelupan digunakan zat pewarna jenis naphtol, indigosol dan rapid.

Tahap Penyelesaian Akhir
Pelepasan malam
Pelepasan malam dilakukan setelah proses pewarnaan selesai. Caranya dengan merebus kain dalam air mendidih. Kain digerak-gerakkan dengan bantuan dua buah tongkat kayu agar malam mudah lepas dari kain. Proses ini dikenal dengan nglorod. 
Proses penguatan warna
Dilakukan agar warna tidak mudah luntur. Caranya adalah dengan merendam kain ke dalam larutan soda abu dan sodium sulfat yang dicampurkan dengan air. Setelah itu, kain dicuci sampai bersih. Lalu, kain dikeringkan dan diangin-anginkan. Setelah kering, kain disetrika untuk menghaluskan permukaan kain.