Pertalian Makna Kata

SINONIM
Dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Ciri bahwa kata itu bersinonim adalah kemampuannya untuk saling menggantikan. Perlu diingat, bahwa pertalian antara kata-kata bersinonim tidak selamanya kompak. Dalam konteks lain, kata-kata tersebut bisa menjadi berlainan maknanya.

ANTONIM
Pertalian antara 2 kata atau lebih yang maknanya saling berlawanan/bertentangan. Ada 3 jenis antonim:
Jenis I
Ciri-ciri: bila salah satu disangkal, artinya sama dengan yang lainnya. Contoh: hidup >< mati. Bila dikatakan tidak hidup, sama artinya dengan mati. Begitu juga dengan sebaliknya.

Jenis II
Ciri-ciri: bila salah satu disangkal, belum tentu artinya sama dengan yang lain. Contoh: pintar >< bodoh. Bila dikatakan tidak pintar, belum tentu artinya bodoh, bisa juga hal itu berarti jenius atau agak pintar.

Jenis III
Ciri-ciri: yang satu menjadi syarat bagi yang lainnya. Contoh: suami >< istri. Seseorang disebut suami apabila ia memilki seorang istri. Begitu juga dengan sebaliknya. Seorang wanita pun tidak bisa disebut istri bila ia masih lajang.

HOMONIM
Pertalian antara dua kata atau lebih yang bentuk penulisan dan cara pengucapannya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh: Bisa ular kobra bisa mengakibatkan kematian.

HOMOFON
Pertalian antara dua kata atau lebih yang sama cara pengucapannya, tetapi bentuk penulisan dan maknanya berbeda.
Contoh: Bang Ahmad lebih senang menabung di bank.

HOMOGRAF
Pertalian antara dua kata atau lebih yang sama cara penulisannya, tetapi bentuk pengucapan dan maknanya berbeda.
Contoh: Setelah apel bendera, Alex makan apel dengan lahapnya.

POLISEMI
Gejala keragaman makna yang dimiliki oleh suatu kata. Terbentuk karena pergeseran makna atau penafsiran yang berbeda.
Contoh:
(1) Kepala adikku memar karena dilempar batu oleh temannya.
(2) Usia pamanku kini telah berkepala 5.
(3) Ayahku belum lama ini diangkat menjadi kepala sekolah.