Kehidupan Manusia Purba di Indonesia

MASA BERBURU DAN MERAMU
Kehidupan manusia pada masa berburu dan meramu selalu berpindah-pindah, atau nomaden karena selalu semncari binatang buruan dan bahan makanan yang disediakan oleh alam. Alat-alat yang digunakan manusia purba pada saat itu antara lain kapak perimbas, alat serpih dan kapak genggam. Kehidupan manusia purba pada masa ini disebut sebagai food gathering, karena sifatnya masih mengumpulkan makanan yang disediakan oleh alam tanpa harus menanam atau mengolah tanah terlebih dahulu.

MASA BERCOCOK TANAM
Kehidupan manusia terus berkembang yang kemudian mengenal bercocok tanam. Namun, kegiatan berburu dan meramu tidak sepenuhnya ditinggalkan. Upaya manusia masa ini dalam memperoleh lahan untuk bercocok tanam adalah dengan membuka hutan, yaitu dengan menebang tumbuhan di tempat tersebut. Sistem kehidupan manusia pada masa ini sudah mulai tinggal menetap pada suatu perkampungan dan rumahnya berbentuk panggung. Tujuan dibentuknya rumah berbentuk panggung adalah:
  • Menghindari bahaya banjir.
  • Menghindari serangan binatang buas.
  • Menghindari serangan musuh dari kelompok lain.

Alat-alat yang digunakan manusia purba pada masa ini adalah mata panah, gerabah, beliung persegi dan kapak lonjong besar. Kehidupan manusia purba pada masa ini disebut food producing karena manusia pada saat itu telah mampu menghasilkan atau memproduksi makanan sendiri dengan bercocok tanam.

MASA PERTUKANGAN (PERUNDAGIAN)
Alat-alat yang dihasilkan pada masa pertukangan antara lain:
Nekara 
Benda yang dibuat menyerupai tambur atau berbentuk seperti dandang terbalik. Nekara digunakan sebagai salah satu alat upacara adat dan dipandang sebagai benda pusaka suci.
Kapak Perunggu
Dibuat dari perunggu dan pada umumnya di bagian atasnya bercabang dua dan bentuknya menyerupai corong, sedangkan di bagian depan bentuknya oval seperti ujung sepatu.
Moko/Mako
Neara berukuran agak kecil dan lebih ramping. Moko banyak dijumpai di daerah Flores, Nusa Tenggara.
Benda Lainnya 
Benda lain yang ditemukan antara lain bejana perunggu, patung perunggu, gelang, cincin perunggu, manik-manik, gerabah dan mata tombak.

MASA MENGENAL SISTEM KEPERCAYAAN
Sistem kepercayaan yang paling tua dan berkembang sejak zaman pra-aksara:
  • Animisme (roh nenek moyang)
  • Dinamisme (benda-benda gaib)
  • Totemisme (binatang yang dianggap suci)
  • Shamanisme (pemujaan terhadap pelaksana upacara ritual)

Manusia purba dalam upaya melaksanakan upacara ritual membutuhkan sarana. Untuk itu, manusia purba membuat bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang sama. Benda-benda yang sudah dibuat oleh manusia purba pada masa ini, antara lain: menhir, dolmen, peti kubur batu, sarkofagus, waruga, patung nenek moyang, dan punden berundak.