Berbicara di Depan Umum (Public Speaking)

PENGERTIAN
Public speaking atau berbicara di depan umum tidaklah membutuhkan bakat khusus. Latihan yang teratur dan tekun akan menjadikan kita cakap berbicara di muka umum. Berbicara di depan umum merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi.

Komunikasi adalah percakapan dua orang atau lebih, yaitu antara komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dengan komunikan (orang yang menyebarkan informasi) dalam situasi formal maupun non-formal dengan menggunakan bahasa lisan yang membentuk wacana lisan yang berkesinambungan.

HAMBATAN PUBLIC SPEAKING
Persoalan yang banyak dijumpai oleh pemula pada umumnya adalah persoalan yang datang dari diri sendiri, seperti:
  • Tipe kelinci.
  • Belum terbiasa.
  • Pemahaman yang keliru.
  • Kurang persiapan.
  • Kondisi kurang sehat.
  • Motivasi tidak kuat.
  • Menyia-nyiakan bakat khusus.

ALAT UTAMA SAAT BERBICARA
Alat utama seorang pembicara adalah mulut, wajah, dan anggota tubuhnya. Dari ketiga alat utama tersebut, yang paling penting adalah mulut. Mengingat pentingnya mulut, wajah, dan anggota tubuh sebagai alat ekspresi dalam berbicara di depan publik, maka seorang pembicara perlu memahami dan menguasai alat-alat tersebut secara optimal.
  • Mulut yang terlatih akan dapat menghasilkan kualitas suara, lafal (artikulasi), dan lagu (intonasi) yang memikat.
  • Wajah dengan ekspresinya (mimik) akan dapat mengungkapkan isi hati pembicara secara mendalam.
  • Anggota tubuh dengan gerakannya yang tepat akan dapat memperjelas memberi penekanan dan memperkuat maksud pembicara.

PERSIAPAN JANGKA PANJANG
  • Menumbuhkan pribadi yang sehat.
  • Memperkaya pengetahuan dan pengalaman.
  • Melatih diri dalam setiap kesempatan yang tersedia.

PERSIAPAN JANGKA PENDEK
Menentukan Topik dan Tujuan
Topik yang tidak dikuasai lebih baik ditolak oleh pembicara. Tujuan berbicara di depan umum yaitu memberi tahu, mendorong, meyakinkan, bertindak, dan menghibur. 
Menganalisis Publik dan Situasi, meliputi:
  • Hal umum (jumlah, usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, sosial, politik, ekonomi, adat, dan budaya).
  • Hal khusus (motivasi publik, tingkat pengetahuan pendengar terhadap topik, sikap publik terhadap topik dan pribadi pembicara).
  • Situasi yaitu semacam wadah tempat kita berbicara yang meliputi jenis pertemuan, tempat, fasilitas, dan waktu. 
Mengumpulkan, Menyeleksi, dan Menyusun Bahan
Mengumpulkan bahan dari pengalaman, penelitian, imajinasi, dan pemikiran kreatif. Menyeleksi bahan sesuai topik, publik, situasi, membedakan bahan utama dengan contoh, fakta dengan opini. Seorang pembicara harus menyusun bahan-bahannya dengan baik (sistematik). 
Menentukan Metode
  • Menggunakan naskah.
  • Menghafal.
  • Ekstemporan (naskah berisi catatan garis besar saja).
  • Impromptu (serta-merta, spontanitas). 
Membahasakan Ide
Gunakan bahasa yang dikenal baik oleh publik, ragam bahasa yang tepat, gaya bicara yang tepat, kalimat tunggal, singkat, dan manfaatkan peranan lafal, intonasi, mimik, dan gestur secara optimal. 
Melatih Penyajian
  • Menurut E.C. Buechler, public speaking melukiskan wicara kita seperti bintang, yaitu tampil cemerlang muncul perlahan, tampil utuh, kemilau, gemerlap, menghalau gelap, menghangatkan dinginnya malam. Lalu secara perlahan pula meredup hingga menghilang. Secara garis besar, penyajiannya meliputi: ide, bentuk, bahasa, penyampaian, dan hubungan dengan publik.
  • Sumber daya tarik penampilan adalah pribadi, ide yang disampaikan, dan teknik penyampaian.
  • Penyajian sesuai dengan metode, yaitu ditangkap telinga, dimengerti melalui budi, dan diresapkan oleh hati (J. Waskito).
  • Kontak mata merupakan wujud nyata dari hasrat pembicara untuk berkomunikasi dengan publik. Oleh karena itu, seorang pembicara harus percaya diri. Cara menumbuhkan percaya diri di antaranya dengan melihat realitas diri sendiri, menerima kenyataan diri, dan mencintai diri sendiri.
  • Berbicara bersama publik.
  • Mimik dan gestur.
  • Umpan balik (reaksi publik).