Kalkulator

Matematika selalu berkaitan dengan perhitungan. Jika berhadapan dengan mata pelajaran matematika, sering kali kita kewalahan untuk menyelesaikan soal berhitung. Sejak zaman dahulu ada berbagai macam alat hitung. Mulai dari menggunakan biji-bijian hingga alat bantu hitung elektronik, yaitu kalkulator dan komputer.

APAKAH KALKULATOR?
Kalkulator adalah alat bantu berhitung elektronik yang jauh lebih sederhana dari komputer. Ia digunakan untuk melakukan berbagai perhitungan aritmetika seperti penambahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian. Kalkulator bekerja dengan sedikit arus listrik yang bersumber dari baterai. Ada beberapa kalkulator yang tidak menggunakan baterai. Kalkulator ini bergantung pada tenaga surya. Kalkulator bekerja dengan sangat cepat dan tidak pernah membuat kesalahan, kecuali kita salah memasukkan angka-angka.  Kalkulator juga bisa digunakan untuk mengerjakan hitungan-hitungan yang lebih sulit. Kalkulator digunakan oleh pelajar, insinyur, atau siapa saja yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan angka.
 
JENIS-JENIS KALKULATOR
Ada berbagai macam jenis kalkulator. Namun yang paling umum ada dua, yaitu kalkulator ilmiah dan kalkulator biasa. Cara membedakan kedua kalkulator tersebut sangatlah mudah. Kalkulator ilmiah biasanya memiliki tombol-tombol yang lebih banyak daripada kalkulator biasa. Ini dikarenakan kalkulator ilmiah digunakan untuk menyelesaikan soal perhitungan yang lebih rumit. 
 
Kalkulator biasa tidak bisa diprogram. Ia digunakan untuk melakukan perhitungan sederhana seperti pengurangan, penambahan, pembagian, perkalian. Kalkulator ilmiah biasanya dilengkapi dengan sistem yang lebih canggih sehingga dapat diprogram untuk menyimpan rumus-rumus matematika. 
 
UNTUNG-RUGI MENGGUNAKAN KALKULATOR
Setiap benda pasti memiliki sisi positif dan negatif. Demikian halnya dengan kalkulator. Sisi positif dalam menggunakan kalkulator sebagai alat bantu hitung adalah menghemat waktu. Kita tinggal memasukkan angka-angka yang ingin dihitung lalu tekan tanda “=” (sama dengan), maka hasil perhitungan bisa langsung didapat. Namun, kalkulator juga memiliki sisi negatif. Jika terlalu sering menggunakan kalkulator, maka kita menjadi terlalu bergantung padanya. Jika sudah ketergantungan, maka kita menjadi malas untuk berpikir dan berhitung dengan otak kita.

BAGAIMANA KALKULATOR BEKERJA?
Kalkulator bekerja seperti sihir. Ia mampu memberikan jawaban akurat dan cepat atas soal hitungan yang sulit. Di dalam kalkulator elektronis terdapat sakelar pemutus arus listrik yang sangat kecil. Sakelar tersebut merupakan “otak” dari kalkulator yang dijalankan dengan energi listrik. Sakelar pemutus arus mengerjakan semuanya, lalu menunjukkan hasil perhitungan pada layar kecil kalkulator.

Semua kalkulator elektronis bekerja dengan cara yang hampir sama. Kalkulator ini menggunakan cara penambahan yang sangat cepat untuk menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Ketika menekan tombol pada kalkulator, maka kita menggunakan angka-angka sederhana seperti 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. 

SISTEM BINER
Sebuah kalkulator bekerja dengan sebuah sistem yang disebut dengan sistem biner. Sistem biner adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol (digit), yaitu 0 dan 1. Sistem ini disebut juga sebagai bit atau binary digit.

Sistem bilangan biner berbeda dengan sistem bilangan desimal. Bilangan desimal menggunakan angka-angka mulai dari 0 hingga 9. Sementara bilangan biner hanya menggunakan angka 0 dan 1. Sistem ini dipakai sebagai dasar penulisan bilangan berbasis digital. Kalkulator elektronis diprogram berdasarkan digital. Oleh karena itu, digunakan sistem biner. Untuk mengerjakan soal hitungan, langkah pertama yang dilakukan oleh kalkulator adalah mengubah angka-angka desimal tersebut menjadi angka biner. Setelah melalui proses hitung secara biner, hasil hitung kemudian diubah kembali ke dalam angka-angka desimal tadi untuk menunjukkan hasil perhitungan pada layar kalkulator. 

Contohnya, jika kalian menekan angka 5 pada kalkulator, maka sistem akan mengubah angka 5 tersebut menjadi angka biner, yaitu “101”. Angka tersebut kemudian disimpan di dalam memori dan akan digunakan untuk melakukan penjumlahan.

Sumber: Koran Berani Edisi 1 Desember 2010