BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang mengandalkan jasa mikroba untuk menghasilkan produk baru. Banyak makanan yang kita makan sehari-hari dalam proses pembuatannya memanfaatkan kerja mikroba. Contoh:
- Tempe: Jamur Rhizopus sp.
- Nata de coco: Acetobacter xylinum.
- Kecap: Aspergillus oryzae.
- Tauco: Aspergillus wentii.
- Oncom: Neurospora.
- Tape: Saccharomyces.
- Keju, mentega, yoghurt: Stertococcus lactis.
Selain dapat mengubah pangan, tapi bisa menjadi pangan itu sendiri. Contoh:
- Protein Sel Tunggal (PST) diperoleh dengan jalan menumbuhkan Saccharomyces cerevisae di dalam limbah pabrik gula dan garam amonium akan menghasilkan makanan yang kaya protein dan dapat dikonsumsi oleh manusia.
- Mikroprotein merupakan produk makanan yang berasal dari miselium jamur dapat dijadikan makanan ringan yang disukai anak-anak.
BIOTEKNOLOGI MODERN
Bioteknologi modern (rekayasa genetika) adalah usaha untuk mengubah sifat mikroorganisme sehingga memiliki kemampuan seperti yang diinginkan. Contoh:
- Insulin: mengobati penyakit diabetes melitus dan kencing manis
- Inferon: mencegah infeksi virus
- Hormon pertumbuhan: mengobati kekerdilan
- Protein hepatitis B: vaksin hepatitis B
- Urokinase: menghilangkan bekuan darah
- Antibodi monokolnal: sebagai diagnosis penyakit menurun
- Erythropoetin: mengobati anemia dan merangsang pembentukan sel darah baru
Bioteknologi modern menggunakan jasa teknologi DNA rekombinan. Urutan pembuatan DNA rekombinan:
- Menentukan DNA unggul dari makhluk hidup lain.
- Menyiapkan wahana (virus/plasmid) untuk memasukkan DNA ke dalam makhluk hidup yang akan diubah sifatnya.
- Memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel.
- DNA yang sudah dimasukkan ke dalam sel, diperlakukan sedemikian rupa sehingga bakteri yang dimasuki DNA itu menggandakan DNA tersebut ke dalam selnya.
- Memelihara sel agar menghasilkan produk yang diinginkan, sesuai dengan sifat yang dibawa DNA yang disisipkan.
- Makhluk hidup yang telah disisipi DNA baru akan memiliki sifat baru yang disebut makhluk hidup transgenik.
Bioteknologi juga menghasilkan teknologi di dalam budidaya yang mengatasi terbatasnya lahan pertanian atau untuk memperoleh bibit yang sama dalam jangka waktu yang singkat. Teknologi yang dimaksud adalah hidroponik dan kultur jaringan.
HIDROPONIKHidroponik adalah metode untuk menanam tumbuhan dengan memanfaatkan lahan sempit. Ada dua macam metode hidroponik, yaitu kultur air dan pasir. Pada kultur air, tumbuhan ditempatkan dalam air dan diperlukan penopang akar. Sedangkan dalam kultur pasir, tumbuhan ditempatkan dalam material atau bahan tertentu, seperti pasir, arang, batu-batuan atau sabut kelapa. Unsur hara ditambahkan pada media agar dapat diserap oleh akar.
KULTUR JARINGANKultur jaringan adalah teknik untuk memperoleh bibit tanaman dengan menumbuhkan sebagian jaringan tumbuhan dalam media khusus. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh bibit baru yang lebih baik, lebih cepat dan lebih banyak dalam waktu yang singkat. Teori yang melandasi teknik ini adalah teori totipotensi, yaitu setiap sel tumbuhan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi individu baru bila ditempatkan pada lingkungan yang sesuai.