Aliran Sastra

PENGERTIAN
Aliran sastra merupakan sikap jiwa dan pandangan hidup yang menjadi haluan dan dasar penciptaan karya sastra yang dimiliki setiap pengarang.

Menurut Aoh K. Hadimadja, aliran sastra merupakan keyakinan yang dianut oleh golongan pengarang yang sepaham yang diciptakan untuk menentang paham sebelumnya.

Aliran sastra dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
Impresionisme (objektif -> pikiran)
Ekspresionisme (subjektif -> perasaan)

IMPRESIONISME
Impresionisme bersifat objektif apabila sastrawan membuat karya sastranya berdasarkan apa adanya menurut kenyataan yang sesungguhnya tanpa menyertakan simpati dan antipati.

Pengertian impresionisme:
Realisme yang berusaha melukiskan kesan sesaat dari hal-hal yang sempat diamati oleh pengarang.
Aliran dalam kesusastraan yang berpangkal pada pengungkapan kesan-kesan pengarang yang berdasarkan kenyataan lahir.

Macam-macam impresionisme:
REALISME
Aliran dalam seni dan sastra yang berdasarkan pada kenyataan yang ada tanpa menyertakan rasa simpati atau antipati. Contoh:
  • Kota Harmoni (Idrus)
  • Kebaikan Hidup Bertetangga (Ramalia I.)


NATURALISME
Aliran dalam seni dan sastra yang cenderung melukiskan realisme yang buruk-buruk yang melampaui batas kesusilaan. Karya sastra ini cenderung melukiskan hal-hal yang porno/kemesuman sehingga sering disebut naturalisme yang ekstrim. Contoh:
  • Teropong (Amir Hamzah)
  • Surabaya (Idrus)
  • Tambang (Emile Zola) -> Prancis


NEONATURALISME
Aliran dalam seni dan sastra yang terjalin dengan kisahan yang baik sesuai dengan kemanusiaan yang wajar/apa adanya. Contoh:
  • Tak Putus Dirundung Malang (Sutan Takdir Alisjahbana)
  • Andang Taruna (Sutomo Djauhar Arifin)


DETERMINISME
Sering disebut “paksaan nasib”. Sebagian orang berpendapat bahwa nasib seseorang disebabkan oleh keadaan hidup orang tuanya sehingga nasib itu mewaris kepada keturunannya. Bila orang tuanya hina, miskin, jahat, bejat moralnya, sang anak tidak luput dari perbuatan itu. Contoh:
  • Azab dan Sengsara (Merari Siregar)

Tokoh Mariamin bernasib buruk dan menanggung azab dan sengsara karena mewarisi nasib dan sifat Sutan Baringin, ayahnya yang buruk.

EKSPRESIONISME
Ekspresionisme bersifat subjektif apabila sastrawan membuat karya sastranya lebih banyak berdasarkan pikiran dan perasaannya, ia juga mengungkapkan rasa simpati maupun antipati.

Pengertian ekspresionisme:
Aliran dalam kesusastraan yang berpangkal pada pengungkapan pikiran dan perasaan pribadi seorang pengarang.

Macam-macam ekspresionisme:
IDEALISME (Mimpi-mimpi)
Aliran dalam seni dan sastra yang berdasarkan pada alam cita-cita atau ide pengarang. Pengarang di sini melukiskan angan-angan atau pandangannya terhadap suatu masa dan sesuatu yang diangan-angankan. Contoh:
  • Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana)
  • Pertemuan Jodoh (Abdul Muis) 


ROMANTISME (Curahan Perasaan)
Aliran dalam seni dan sastra yang mengutamakan lukisan rasa keharuan dan keindahan sehingga kisahnya mengandung pengungkapan perasaan yang berlebihan sehingga sering merupakan hal yang muluk-muluk. 
Romantisme sendiri dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
Romantisme Realisme
Contoh: 
  • Radio Masyarakat (Rosihan Anwar)
  • Darah Laut (H. B. Jassin)  
Romantisme Idealisme
Contoh:
  • Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana)
  • Citra (Usmar Ismail)
  • Pada Titik Kulminasi (Satya Graha Hoerip)

MISTISME
Secara Umum
Aliran dalam seni dan sastra yang bernapaskan ketuhanan dan kekuasaan/sifat Tuhan lainnya diyakini manusia sehingga manusia sebagai makhluk Tuhan hendaklah takwa mendekatkan diri dan taat kepada-Nya. Contoh:
  • Kekasih Abadi (Bahrun Rangkuti)
  • Keadilan Ilahi (Hamka)
  • Lilah (Rivai Ali)  
Menurut H. B. Jassin
Aliran sastra ini berusaha melukiskan suatu kedekatan jiwa kepada wujud keilahian atau kebenaran yang paling akhir, persatuan dengan yang paling tinggi, dan melukiskan pengalaman dalam mencari dan merasakan napas ketuhanan dan keabadian.
  
SUREALISME
Aliran dalam sastra yang mementingkan aspek bawah sadar manusia dan nonrasional dalam citraan (di dalam/di luar realita) sehingga batas kenyataan dan angan-angan sangat tipis sehingga terasa berbaur dan campur aduk. Surealisme melebihi realisme karena pengarang tidak mengungkapkan realita alam benda, tetapi yang diungkapkan alam bawah sadar, sehingga pengarang ibaratnya mengangkat objek-objek dalam mimpi dan keadaan jiwa antara tertidur dan terjaga. Contoh:
  • Tumbang (Trisna Sumardjo)
  • Getah Lawan dan Kucing (Suritman)
  • Ziarah (Iwan Simatupang)


SIMBOLISME (Tanda-tanda)
Aliran dalam seni dan sastra yang melukiskan maksud dalam karangan dengan menggunakan lambang atau simbol. Isi yang dimaksudkan dalam karangan itu dilukiskan secara tidak langsung, melainkan disimbolkan/dilambangkan terhadap sesuatu, yaitu hewan atau tumbuhan. Contoh: 
  • Tinjaulah Dunia Sana (Trisna Sumardjo)
  • Dewi Reni (El Hakim)
  • Ular (Ajip Rosidi)


PSIKOLOGISME
  • Aliran yang mengutamakan kisahan tentang jiwa pelaku cerita, untuk ini pengarang perlu memiliki pengetahuan yang banyak tentang kejiwaan manusia dan mengisahkan perilaku tokoh-tokoh sesuai dengan kejiwaan mereka masing-masing.
  • Seorang pengarang akan mengungkapkan suatu kisah berdasarkan gerak-gerik jiwa para tokohnya. Dalam aliran ini dipaparkan bagaimana pengaruh kejiwaan terhadap kehidupan seorang tokoh.

Contoh:
  • Jalan Tak Ada Ujung (Mochtar Lubis)
  • Atheis (Achdiat K. Mihardja)
  • Heiho (Idrus)
  • Belenggu (Armijn Pane)