Lokasi Industri

PENGERTIAN INDUSTRI
Industri adalah proses produksi yang mengolah bahan mentah/setengah jadi menjadi bahan setengah jadi/jadi sehingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat.

TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI


  • Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat.
  • Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
  • Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan teknologi.
  • Mengurangi angka pengangguran.
  • Memanfaatkan potensi sumber daya alam sehingga terbentuk lapangan kerja dan kesempatan kerja.
  • Meningkatkan penerimaan devisa negara.


KLASIFIKASI INDUSTRI

Berdasarkan Bahan Baku
Industri Ekstraktif
Industri yang mengambil bahan baku langsung dari alam. Dibedakan menjadi dua jenis:
Industri Reproduktif
Industri yang mengambil bahan bakunya dari hasil alam, tetapi dapat selalu memperbaiki atau menggantinya.

Industri Manufaktur

Industri yang mengolah bahan baku dan menjadikannya barang lain yang dapat digunakan sehari-hari atau digunakan oleh industri lain.

Industri Nonekstraktif

Industri yang mengambil bahan bakunya dari tempat lain atau disediakan oleh industri lain.

Industri Jasa

Industri yang menjual jasa untuk keperluan orang lain.

Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja


  • Industri Rumah Tangga (1 - 4 orang).
  • Industri Kecil (5 - 19 orang)
  • Industri Sedang (20 - 99 orang)
  • Industri Besar (lebih dari 100 orang)


Berdasarkan Produktivitas

Industri Primer
Industri yang menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga bentuk dari bahan baku masih tampak.

Industri Sekunder

Industri yang menghasilkan barang yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan bentuk bahan baku sudah tidak tampak lagi.

Industri Tersier

Industri yang bergerak di bidang jasa.

Berdasarkan Lokasi


  • Industri yang berorientasi pada pasar.
  • Industri yang berorientasi pada tenaga kerja.
  • Industri yang berorientasi pada bahan baku.
  • Industri yang berorientasi pada tempat pengolahan.
  • Industri yang tidak terikat oleh persyaratan lain.


Berdasarkan Proses Produksinya

Industri Hulu
Industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi.

Industri Hilir

Industri yang mengolah barang-barang setengah jadi menjadi barang jadi atau barang yang dihasilkan siap dipakai konsumen.

Berdasarkan Sumber Modal

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Industri yang berjalan dengan modal yang sepenuhnya berasal dari dalam negeri, baik pemerintah maupun pengusaha swasta nasional.

Penanaman Modal Asing (PMA)

Industri yang berjalan dengan modal sepenuhnya berasal dari negara lain.

Joint-Venture (Patungan)

Industri yang modalnya berasal dari patungan dari dalam dan luar negeri.

Berdasarkan Produk yang Dihasilkan


  • Industri Berat (menghasilkan mesin atau alat produksi).
  • Industri Ringan (menghasilkan barang bagi konsumen).


Berdasarkan Subjek Pengelola


  • Industri Rakyat (dikelola rakyat).
  • Industri Negara (dikelola negara).


Berdasarkan Cara Pengorganisasian

Industri Kecil

  • Modal relatif kecil.
  • Teknologi sederhana.
  • Jumlah pekerja kurang dari sepuluh orang, biasanya dari kalangan keluarga.
  • Produk yang dihasilkan masih sederhana.
  • Pemasaran masih sederhana.


Industri Menengah/Sedang


  • Modal relatif besar.
  • Teknologi cukup maju, tetapi masih terbatas.
  • Jumlah pekerja antara 10 - 200 orang dan bersifat tidak tetap.
  • Lokasi pemasaran bersifat regional.


Industri Besar


  • Modal sangat besar.
  • Teknologi canggih dan modern.
  • Organisasi teratur.
  • Tenaga kerja banyak dan terampil.
  • Pemasaran berskala nasional atau internasional.

Berdasarkan Ketetapan Departemen Perindustrian dan Perdagangan

Aneka Industri
Industri yang bertujuan memenuhi keanekaragaman kebutuhan masyarakat.

Industri Kecil

Industri yang menggunakan teknologi sederhana serta modal dan tenaga kerja kecil.

Industri Logam Dasar dan Mesin

Industri yang mengolah bahan mentah logam dasar menjadi mesin-mesin untuk peralatan industri lain, dan termasuk perakitan.

Industri Kimia Dasar

Industri yang memerlukan modal besar, keahlian, dan teknologi tinggi. Yang termasuk industri ini:

  • Industri Agrokimia (pupuk urea).
  • Industri Kimia Anorganik (semen, kaca, asam sulfat).
  • Industri Selulosa dan Karet (kertas, ban, pulp).
  • Industri Kimia Organik (bahan peledak, kimia tekstil).


Industri Pariwisata

Industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Yang termasuk industri ini adalah wisata seni dan budaya, wisata pendidikan, wisata alam, dan wisata kota.

FAKTOR PENENTU LOKASI INDUSTRI


  • Bahan mentah.
  • Modal.
  • Tenaga kerja.
  • Sumber energi.
  • Transportasi.
  • Pemasaran.
  • Peraturan perundang-undangan.
  • Iklim.
  • Sistem perpajakan.
  • Lingkungan yang kondusif.
  • Teknologi.


TEORI LOKASI INDUSTRI

Teori Lokasi Weber
Penetapan lokasi yang optimal adalah menetapkan lokasi industri dengan meminimalkan biaya transportasi, sehingga lokasi yang terbaik adalah tempat yang biayanya paling minimal.

Enam faktor penentu teori ini:


  • Wilayahnya seragam.
  • Sumber daya/bahan mentah yang digunakan.
  • Upah buruh.
  • Biaya transportasi yang tergantung bobot bahan mentah yang diangkut serta jaraknya antara terdapat sumber daya dengan lokasi industri.
  • Terdapat kompetisi antara industri.
  • Pikiran yang rasional.


Sedangkan tiga faktor utama yang digambarkan dalam bentuk segitiga lokasional adalah:


  • Material.
  • Konsumsi (pasar).
  • Tenaga kerja (ditentukan oleh UMR).



Gambar Segitiga Lokasional
Keterangan gambar:
M = pasar (market)
R = sumber bahan mentah
P = lokasi industri

Penjelasan gambar:

  1. Jarak industri dengan bahan baku sama dengan jarak industri dengan pasar. Hal ini disebabkan karena bobot bahan mentah = bobot bahan jadi.
  2. Jarak industri dengan bahan baku lebih dekat daripada jarak industri dengan pasar. Hal ini disebabkan karena bobot bahan mentah lebih besar daripada bobot bahan jadi.
  3. Jarak industri dengan bahan baku lebih jauh daripada jarak industri dengan pasar. Hal ini disebabkan karena bobot bahan mentah lebih kecil daripada bobot bahan jadi.


Teori Lokasi Industri Optimal

Teori ini didasarkan pada permintaan. Lokasi optimal dari suatu industri yaitu apabila dapat menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan pendapatan lebih besar.

Penjelasan:


  • Volume penjualan akan membentuk kerucut dengan topografi datar dan homogen.
  • Semakin jauh dari pusat industri, volume penjualannya menurun karena harga semakin tinggi.
  • Setiap tahun pabrik akan mencari lokasi yang dapat menguasai wilayah pasar seluas-luasnya.
  • Tidak dikehendaki terjadi tumpang tindih dengan wilayah pemasaran lainnya.


Teori Susut dan Ongkos Transportasi

Adanya hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transportasi yang harus dikeluarkan. Lokasi akan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam pengangkutan yang paling rendah dan biaya transportasi yang paling murah.

Penjelasan:


  • Rasio susut makin besar, sumber bahan baku makin dekat.
  • Ongkos makin besar, daerah pemasaran makin dekat.


Teori Model Gravitasi atau Interaksi

Teori ini dikembangkan oleh Issac Newton dan Ullman. Teori mengenai kekuatan hubungan-hubungan ekonomi antara dua tempat yang dikaitkan dengan jumlah penduduk dan jarak antara tempat-tempat tersebut.

Rumus:

Keterangan:
I = interaksi
P1 = jumlah penduduk wilayah 1
P2 = jumlah penduduk wilayah 2
d = jarak antarwilayah

Syarat teori ini:


  • Kesamaan topografi wilayah.
  • Kesamaan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya.
  • Kesamaan sarana dan prasarana transportasi sebagai penghubung dua wilayah.


Teori Titik Henti (William J. Reilly)

Fungsi teori ini:

  • Memperkirakan lokasi garis batas yang memisahkan wilayah perdagangan dari dua buah kota yang berbeda ukuran.
  • Penempatan lokasi industri/pelayanan sosial antara dua wilayah, seperti pendidikan dan kesehatan.


Rumus:

Keterangan:
TH = titik henti (diukur dari wilayah berpenduduk sedikit)
J = jarak antarwilayah
Pa = jumlah penduduk banyak
Pb = jumlah penduduk sedikit

AGLOMERASI INDUSTRI

Aglomerasi industri adalah pemusatan berbagai macam industri dalam suatu wilayah agar dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada berbagai industri pada wilayah tersebut. Pemusatan industri dapat terjadi pada suatu tempat terkonsentrasinya beberapa faktor yang dibutuhkan dalam kegiatan industri.

Penyebab terjadinya aglomerasi industri:


  • Terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi.
  • Kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu.
  • Adanya wilayah pesat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah.
  • Adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap.
  • Adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.


Secara umum, terdapat tiga macam hubungan fungsional antarindustri, yaitu:


  • Hubungan produksi
  • Hubungan pelayanan
  • Hubungan pemasaran