PENGERTIAN
Litosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos (batuan) dan sphera (lapisan). Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi bagian terluar yang berupa bahan padat.
sumber gambar: anto-elnino.blogspot.com
Keterangan:
1 = magma
2 = batuan beku
3 = batuan sedimen klastik
4 = (a) sedimen kimiawi (b) sedimen organik
5 = batuan metamorf
a = pembekuan
b = pengendapan
c = (1) organik (2) kimia
d = pengaruh suhu dan tekanan
BATUAN PENYUSUN LAPISAN BUMI
Batuan Beku
Batuan yang terbentuk dari magma pijar yang mendingin. Macam-macam batuan beku:
Batuan Beku Dalam
Batuan beku yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.
Contoh: granit, gabbro
Batuan Beku Gang (Korok)
Batuan beku yang terbentuk di celah kerak bumi.
Contoh: granit, gabbro
Batuan Beku Luar
Batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Contoh: apung (pumice), obsidian, basalt
Batuan Sedimen
Batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Macam-macam batuan sedimen:
Batuan Sedimen Mekanik (Klastik)
Batuan yang diendapkan secara mekanik tanpa mengubah susunan kimia batuan.
Contoh: konglomerat, breksi
Batuan Sedimen Kimiawi
Batuan yang diendapkan secara kimiawi.
Contoh: batu kapur/gamping/karst
Batuan Sedimen Organik
Batuan yang diendapkan oleh kegiatan organik.
Contoh: batu bara, batu koral/batu karang
Batuan Metamorf
Batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik maupun kimiawinya. Macam-macam batuan metamorf:
Metamorf Kontak
Contoh: marmer, pualam
Metamorf Dinamo
Contoh: batu bara, sabak
Metamorf Pneumatolitis
Contoh: intan, permata, kuarsa
TEORI PERGERAKAN LAPISAN BUMI
Teori Kontaksi
Dikemukakan oleh Descrates dan didukung oleh James Dana dan Elie de Baumant. Teori ini mengatakan bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena pendinginan di bagian dalam bumi. Pendinginan terjadi karena adanya konduksi panas. Pengerutan mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Teori Laurasia - Gondwana
Dikemukakan oleh Eduard Zuess dan Frank B. Taylor. Menurut teori ini, pada mulanya di bumi terdapat dua benua di kedua kutubnya, yaitu Laurasia (utara), dan Gondwana (selatan). Lalu secara perlahan bergerak ke arah ekuator hingga terpecah dan membentuk benua-benua seperti sekarang.
Teori Apungan Benua
Dikemukakan oleh Alfred Lothar Wegener. Menurut teori ini, teori tentang perkembangan bentuk bumi berhubungan dengan pergeseran benua. Menurut Wegener, daratan di permukaan bumi pada awalnya merupakan sebuah benua besar yang disebut Pangea, dan memiliki sebuah samudra bernama Panthalasa. Selanjutnya, benua Pangea retak dan pecah, lalu bergeser saling menjauh satu sama lain hingga mencapai posisi seperti sekarang.
Bukti dari Teori Apungan Benua:
Adanya kecocokan garis pantai jika disatukan.
Adanya kesamaan lapisan batuan dan fosil di Benua Afrika dan Amerika.
Semenanjung India dan Pulau Madagaskar dapat dengan tepat masuk ke dalam teluk antara Afrika dan Antartika.
Greenland bergerak menjauhi Eropa.
Teori Konveksi
Dikemukakan oleh Harry H. Hess. Menurut teori ini, di dalam lapisan astenosfer yang relatif kental terjadi aliran konveksi ke arah vertikal yang berpengaruh hingga ke kerak bumi. Aliran tersebut menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak dan mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Teori Pergeseran Dasar Laut
Dikemukakan oleh Robert Diesz. Teori ini merupakan pengembangan dari Teori Konveksi.
Teori Lempeng Tektonik
Dikemukakan oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker. Teori ini merupakan gabungan dari teori-teori yang sudah ada. Menurut teori ini, pergerakan lempeng tektonik merupakan dasar dari terbangunnya peristiwa geologi. Pergerakan lempeng tektonik sendiri dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
Pergerakan lempeng saling mendekat (kovergen)
Pergerakan lempeng saling menjauh (divergen)
Pergerakan lembeng saling melewati (transformasi)
TENAGA ENDOGEN
Tenaga yang berasal dari dalam bumi.
Sifat: membangun.
Tektonisme
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak (dislokasi) lapisan permukaan bumi, baik mendatar maupun tegak. Macam-macam gerak tektonisme:
Epirogenesa
Gerakan tektonisme yang bergerak secara lambat dan meliputi wilayah yang luas. Gerakan ini dapat menyebabkan permukaan bumi seolah beregrak ke arah vertikal, baik naik maupun turun. Macam-macam gerak epirogenesa:
Epirogenesa Positif
Gerakan turunnya permukaan bumi sehingga seolah-olah permukaan laut naik.
Epirogenesa Negatif
Gerakan ke atas yang menyebabkan naiknya permukaan daratan sehingga seolah-olah permukaan laut menjadi turun.
Orogenesa
Gerakan tektonisme yang bergerak secara cepat dan meliputi wilayah yang sempit/terbatas.
Gerakan tersebut mengakibatkan terjadinya deformasi batuan, yaitu perubahan kedudukan lapisan batuan. Bentuk-bentuk deformasi batuan meluputi lengkungan, lipatan, retakan, dan patahan. Ada tiga jenis bentuk patahan, yaitu graben, horst, dan fault scarp/cliff (dinding terjal).
sumber gambar: facweb.bhc.edu
Plutonisme dan Vulkanisme
Plutonisme (Intrusi Magma)
Pergerakan magma yang tidak sampai keluar ke permukaan bumi. Dapat menghasilkan berbagai bentukan di dalam bumi, yaitu: batolit, lakolit, sill, intrusi korok (gang), apolisa, diatrema (pipa kepundan).
Vulkanisme (Erupsi Magma)
Proses keluarya magma hingga ke permukaan bumi. Dibedakan menjadi:
Erupsi Efusif
Gerakan magma hingga ke permukaan bumi melalui retakan yang ada pada badan gunung api.
Erupsi Eksplosif
Gerakan magma hingga ke permukaan bumi melalui pipa kawah gunung, tetapi kekuatannya sangat besar hingga merusak dinding kawah.
Bentuk-bentuk gunung api:
Gunung Api Perisai (Tameng)
Terbentuk karena magma yang keluar dari dapur magma bersifat sangat cair.
Contoh: Gunung Mauna Loa, Hawaii
Gunung Api Maar
Terbentuk karena adanya letusan eksplosif dari dapur magma yang relatif kecil dan dangkal.
Contoh: Gunung Lamongan, Jawa Timur
Gunung Api Strato (Kerucut)
Terbentuk karena materi letusan gunung api merupakan campuran antara hasil erupsi efusif dan erupsi eksplosif.
Contoh: Gunung Merapi, Indonesia
Material yang dikeluarkan gunung api:
Bahan Padat (Eflata)
Terdiri dari bom (berukuran besar), dan lapilli (berukuran kecil).
Bahan Cair
Terdiri dari lahar dan lava.
Bahan Gas (Ekshalasi)
Terdiri dari belerang (solfatar), uap air (fumarol), dan karbon dioksida (mofet).
Seisme (Gempa Bumi)
Getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya gerakan dari dalam bumi.
Jenis-jenis gempa bumi:
Gempa Tektonik
Terjadi karena adanya pelepasan tenaga yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik.
Gempa Vulkanik
Terjadi karena adanya aktivitas vulkanisme.
Gempa Runtuhan (Terban)
Terjadi karena adanya runtuhan atau longsor di daerah lereng, atap gua runtuh, dan runtuhan di daerah pertambangan bawah tanah.
Skala gempa bumi di antaranya adalah Richter, Mercalli, Omori, Derossiforel, Carconi, dll. Berikut beberapa daftar istilah gempa bumi:
Hiposentrum
Pusat terjadinya gempa yang terletak di bawah permukaan bumi.
Episentrum
Pusat gempa yang terletak di permukaan bumi tegak lurus dengan hiposentrum.
Seismograf
Alat pencatat gempa bumi.
Seismogram
Grafik hasil pencatatan seismograf yang menunjukkan besarnya getaran.
Isoseista
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang menerima kekuatan getaran yang sama.
Pleistoseista
Garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan sangat parah di sekitar episentrum.
Homoseista
Garis yang menghubungkan daerah-daerah yang dilalui oleh gelombang gempa yang sama dan pada saat yang sama pula.
Makroseista
Gempa dengan intensitas besar.
Mikroseista
Gempa dengan intensitas kecil.
Rumus untuk menghitung jarak episentrum:
J = [ ( S - P) - 1 menit ] x 1.000 km
J = jarak episentrum
S = gelombang sekunder (transversal)
P = gelombang primer (longitudinal)
TENAGA EKSOGEN
Tenaga yang berasal dari luar bumi.
Sifat: merusak
Pelapukan
Proses penghancuran massa batuan kulit bumi karena berbagai hal, seperti pengaruh cuaca, air, angin, atau organisme.
Macam-macam pelapukan:
Pelapukan Mekanik
Proses penghancuran batuan menjadi bagian yang lebih kecil.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan mekanik:
Perbedaan suhu antara siang dan malam.
Pembekuan air di dalam celah batuan.
Perubahan air garam menjadi kristal.
Pelapukan Kimiawi
Proses penghancuran batuan disertai dengan perubahan struktur kimianya, biasanya terjadi di daerah kapur. Hasil pelapukan kimiawi di antaranya: dolina, stalaktit, stalagmir gua dan sungai bawah tanah.
Pelapukan Organik
Proses penghancuran batuan oleh organisme, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
Erosi (Pengikisan)
Proses pengikisan/penghancuran batuan dan selanjutnya dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga air, angin, atau gravitasi.
Macam-macam erosi antara lain:
Akuatis (disebabkan oleh air)
Abrasi (disebabkan oleh air laut)
Deflasi (disebabkan oleh angin)
Glasial (disebabkan oleh gletser/es)
Tanah Bergerak
Biasanya terjadi di daerah yang memiliki sifat tanah yang labil. Faktor penyebab terjadinya pergerakan tanah:
Bentuk-bentuk pergerakan tanah:
Rayapan Tanah (Soil Crop)
Gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng yang landai.
Soilfluction
Pecahan batuan jenuh air yang mengair pelan-pelan menuruni lereng.
Tanah Mengalir (Earth Flow)
Gerakan tanah yang jenuh air bercampur dengan liat atau debu yang menuruni lereng yang landai.
Tanah Longsor (Land Slide)
Gerakan sangat cepat material campuran yang kering menuruni lereng.
Tanah Amblas (Subsidence)
Gerakan tanah ke atas vertikal yang terjadi secara lambat.